23. Déjà Vu

2.4K 439 74
                                    

Jawa Tengah | 10 Juli 2021
By : GwenXylona

-DéjàVu-

Windu hendak ikut ke makam menyusul Haechan awalnya, tetapi batal ketika Sakura Miyawaki, asistennya menelponnya dan mengatakan jika kantor ada masalah. Pada akhirnya hanya Jaehyun dan Taeyong yang menyusul Haechan, dia memutuskan untuk pergi ke gedung perusahaan sendirian menggunakan mobil, Sakura tidak mengatakan kepadanya masalah apa yang terjadi, namun dari cara Sakura berbicara tadi, perempuan itu sedang panik, tidak biasanya orang yang Windu kenal santai itu begitu panik.

Saat tiba dikantor, Windu segera turun, ratusan karyawannya berada diluar lobi, mereka semua meneriakinya supaya tidak masuk, namun Windu adalah seorang pemimpin, dia harus memperjuangkan apa yang menjadi miliknya, dan bertanggung jawab atas kekacauan yang menimpa seluruh karyawannya. Yang Windu tahu, di kantor ini ada ayahnya, itu sebabnya dia bisa pergi menemui adiknya tadi, sebab dikantor ada ayah. Tapi kok jadi gini?

Windu hendak masuk kedalam lift ketika pintu lift itu terbuka, menampilkan wajah panik Sakura, wanita itu menenteng sepatunya dan berjalan tanpa alas kaki menghampiri Windu dengan tergopoh, napasnya terengah saat sudah dekat dengan Windu, alis si sulung Huang itu bertaut "Kamu kenapa?" tanyanya.

Sakura menarik napas lalu menjatuhkan sepatunya begitu saja untuk menahan Windu supaya menghentikan niatnya untuk naik. Dia menggeleng pelan "T-tolong jangan kesana, Pak. Saya mohon" lirih Sakura.

"Tadi kamu bilang ke saya kalau kalian semua dalam bahaya, Sakura. Lalu ketika saya sudah disini kamu bilang saya nggak boleh naik, maksud kamu gimana??"

"D-di rooftop sudah ada Pak Huang, s-saya diminta beliau untuk menghentikan anda."

Windu menutup mata sejenak "Ayah saya disana dengan siapa?" tanyanya lebih halus.

"Tiga orang, memakai topeng. Dan Pak Key."

Windu melepaskan cengkraman Sakura, ayahnya diatas dalam bahaya, itu yang dapat ia simpulkan. Apalagi ada Key, itu asisten ayahnya, Pak Key itu orang lain, Windu tidak mau ada orang luar yang berada dalam bahaya digedungnya. "Saya percaya sama kamu, Sakura. Pulangkan seluruh karyawan dalam waktu 10 menit. Telpon polisi dan panggil ambulance, karena saya sakin akan ada korban nanti."

Sakura menggeleng "Tapi----"

Windu berlari menuju lift "Nyawa ayah saya dan Pak Key ada ditangan kamu, turuti perintah saya!" setelah mengatakan itu pintu lift tertutup rapat.

Windu tidak tahu apakah ayah memiliki musuh, atau apakah ayah memiliki hutang besar yang belum lunas hingga ketika dirinya berdiri diatap gedung 10 lantai itu, ayahnya menatapnya nanar. Disana ayah dan Pak Key---orang kepercayaan ayah bersama tiga pria lain, mereka memakai topeng untuk menutupi identitasnya.

"Windu!"

"Ini ada apa? Kalian siapa?"

"Pergi dari dini, ayah mohon sekarang tinggalkan gedung ini!"

Windu justru berjalan lebih dekat, membuat para pria bertopeng itu memasang kuda-kuda hendak menyerangnya, namun sebelum itu terjadi, Windu sudah mengeluarkan kalimat singkat yang membuat semuanya terdiam "Kalian anggota Blood kan?".

"Setelah gagal ke Jaehyun, sekarang ke kita?" lanjutnya penuh penekanan.

Satu dari mereka mendekatinya, Windu yakin jika sebelumnya mereka berlima sebelum ia datang tadi pasti sedang bernegoisasi akan sesuatu supaya tidak ada yang terluka. Tetapi ia malah merusaknya, baiklah dia harus melawan. Windu yang biasanya bawaannya setenang awan, kini harus menunjukkan kepada dunia jika sabuk hitam hapkaido, taekwondo, dan silat ada digenggamannya.

Linier [Babu Lee]Where stories live. Discover now