"Awas nanti kak Sehun suka lagi." Jaehyun ini memang tipe adik yang sangat suka mengganggu sang kakak hingga mengamuk. Setiap Sehun mempunyai pacar dan dibawa ke rumah, pasti Jaehyun terus merecoki mereka hingga mereka kesal sendiri.

Bugh!

"Mulutnya ya! ga kakak kasih uang jajan tau rasa kamu!" ancam Sehun, si bungsu mendelik kesal.

"Mana bisa gitu!! yang ngasih tumpangan ke kakak siapa coba?"

"Yaudah kakak berangkat sama Ayah kalau gitu."

"Ihh gabisa, nanti kakak telat kalau sama Ayah, harus sama Jae!!"

Seperti itulah secuil kisah pagi dari keluarga kecil Oh yang sangat amat bahagia.

°°°

"Mulai sekarang rumah kita di sini, cuma ada Ayah sama Mark, ga ada orang jahat yang bakal pukul Mark lagi," ujar Chanyeol kepada putra semata wayangnya tersebut, ia memeluk tubuh mungil itu sembari mengusap air matanya yang tiba-tiba turun. Mengingat betapa beratnya masa-masa yang mereka alami sebelum kepindahan mereka ke kampung ini.

"Ayah janji ga bakal ada lagi orang jahat, Mark ga perlu takut, oke jagoan?"

"Oke Ayah."

Chanyeol tersenyum lebar, ia melepaskan pelukan mereka dan masuk ke dalam rumah yang akan mereka huni untuk waktu yang sangat lama karena mereka akan menetap di sini. Rumah berlantai dua yang sangat nyaman untuk ditinggali dan jauh dari hiruk pikuk kota yang penuh polusi serta suara bising kendaraan yang berlalu lalang.

"Nenek!!" Mark memekik saat menemukan Neneknya sudah menyambutnya di dalam rumah barunya. Boa merentangkan tangannya dan dengan sigap memeluk sang cucu yang berlari ke arahnya.

"Ih Mark udah besar hm? Nenek kangen banget sama Mark." Boa menangis saat memeluk cucunya tersebut, ada banyak penyesalan di dalam hatinya, andai saja dulu ia tak merestui sang anak dengan perempuan gila itu, mungkin sang anak sekarang tengah bahagia bersama lelaki pilihannya.

"Buk, maaf baru dateng." Chanyeol juga ikut duduk bersimpuh dan bergabung di pelukan ibunya. Ia sangat merindukan sosok yang melahirkannya tersebut. Boa memeluk keduanya dengan erat.

Sedangkan Yunho yang duduk di sofa seberang hanya bisa berdiam menyaksikan adegan di depannya. Bukan tak suka jika sang anak kembali, namun ia hanya memerlukan waktu. Sang anak telah banyak mengecewakannya dulu, dan sekarang apa yang mereka takutkan terjadi.

"Ayah?" Chanyeol menyapa, ia duduk bersimpuh di depan Yunho sembari menangis meminta maaf atas ke-egoisannya dulu.

"Kamu nyesel kan sekarang?"

Chanyeol terdiam, ia kemudian mengangguk kecil, sang istri menghampirinya sembari menggendong sang cucu yang sudah terlelap karena kelelahan.

"Jangan pake emosi ya? ga enak didenger tetangga, aku mau bawa Mark ke kamar."

Yunho menarik Chanyeol untuk berdiri dan memeluk pria tinggi tersebut.

"Ayah maaf." Chanyeol masih terisak sambil membalas pelukan sang Ayah. Sang Ayah hanya bisa menghela nafas dan mengangguk.

Mas DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang