"Kenapa lo gak mau sama dia dulu" jujur dulu Chanyeol bukan tipe nya, justru tipenya adalah suaminya saat ini tetapi ketika sudah berumah tangga entah kenapa rasanya biasa saja. Justru Chanyeol yang petakilan, yang sok-sok an memberinya perhatian yang sekarang mampu membuat dadanya berdebar gila.

"Karena gue masih kesurupan nenek gayung waktu itu, sekarang gue tersadar cinta yang kutunggu-tunggu tak kunjung datang apalah..."

"Seriussss iblis" Lisa mendorong bahunya, sahabatnya ini terlalu seriuas bukan?

"Gue tu pengen punya anak gara-gara liat lo sama anak anak lo, tapi gue aja begini sama laki gue. Gatau laki apa bukan, cueknya naujubilah rasa-rasa pengen gue racun. Racun tikus ada gak sih di indom*ret" curhatnya, jujur setelah melihat Lisa dengan tiga anak buahnya hatinya tersentuh ingin memiliki baby tetapi tersadar pernikahan yang ia jalani pernikahan abal-abal tanpa dasar cinta. Nasib. Bisa tidak bikin anak tanpa harus ada ritual hubungan suami istri? Cukup minum susu nutrisi dan berdoa setiap hari kepada Tuhan bisa memiliki anak?

"Haduh Ris, sakit banget pala gue mikirin. Satu udah talak-talakan, yang satu nikah kontrakk" Lisa mengacak rambutnya tidak habis pikir.

"Bukan nikah kontrak anying, jahat banget mulut lo" belanya, jika dipikir-pikir tidak ada salahnya ucapan Lisa. Bahkan malam setelah pernikahan ia menyerahkan kertas peraturan-peraturan untuk Kai yang harus ditandatangani. Ia rasa kepalanya sudah konslet.

"Ya terus apa? Emang kalah udah dapat semua keiinginan lo, lo yakin masih sama sama? Nggak kan?"

"Ya nggak sih, iya sih ujungnya juga cerai" finalnya yang membuatnya menyandarkan tubuh disandaran kursi.

"Ya masa gue jadi janda asuuuu, kalau janda udah disentuh ya gapapa, ni anjir mana pernah gue diapa apain. Ngerusak harga diri gue banget anjj. Perutnya tu sixpack, badannya bagus tapi gue gak dilirik. Gue aja yakin kalau dia sama pacarnya belum putus. Nasib banget hidup gue"

"Hahh" Lisa menatapnya dengan wajah cengo yang membuat tangannya menutup rapat-rapat bibir penuh ibu tiga anak itu.

"Lo gila?" Sambung Lisa lagi, entah ia sudah tidak bisa menghitung berapa kali Lisa mengatainya gila

"Iyaa gue gila, terus gue gimana donggg"

"Gatau ah Ris, mikir sendiri. Lo kira pernikahan tu mainan? Lo pikir cerai ceraian gitu gampang? Jadi sia-sia dong itu resepsi mewah di Bali ujung ujungnya bubaran? Anjir. Mending lo kabur ke luar negeri sekalian daripada ngabisin duit bikin acara"

"Iya yah, seandainya gue kabur gue ajak lo. Lo mau gak? Gue bisa hidupin kalian beempat" cobaan apalagi ini? Tolong kirimkan manusia-manusia waras disekitaran hamba.

"Lo ngajakin gue lesbi? Sinting. Apasih didalam otak lo sebenarnya" entah makan apa Risa hari ini sampai segila itu.

"Nggak lesbi, gue ngajak lo keluar negeri. Kita hidup bareng, bodoamat Jaehyun. Gue bisa hidupin lo sama anak-anak lo"

"Gatau dah, capek" Lisa menyandarkan tubuhnya disandaran kursi, menaggapi ucapan Risa dengan gelengan kepala. Ada-ada saja. Mengajaknya kabur bawa tiga anaknya tanpa suaminya? Hell no. Bisa mati berdiri ia membayangkan. Hidup 7 tahun bersama Jaehyun tentu saja ia sangat bergantung dengan suaminya itu.

"Tapi Ris sebelum gue nikah gue ada kepikiran mau hidup di luar negeri aja" tambahnya.

"Yaudah ayo"

"Telat, gue udah punya anak 3" mungkin jika Risa mengatakannya saat ia masih single mungkin akan iyakan ajakan Risa tersebut.

"Gapapa. Gue punya apartemen di New York"

(2) jj familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang