Amira berpikir kenapa teman-temannya berbeda kali ini. Dan di sana juga tidak ada Vina yang selalu duduk dengan gaya khasnya. Amira melihat ke depan dan terkejut melihat ada Juna di sana yang sedang mengajar. Amira berpikir kenapa Juna mengajar kelasnya lagi? Padahal jamnya sudah selesai satu jam yang lalu.
Juna melihat Amira yang masuk ke dalam ruangan yang sangat hening dengan berkata 'harus' dengan cukup keras dan akhirnya menghentikan perkataannya tersebut. Juna mengangkat sebelah alisnya untuk mengisyaratkan kepada Amira sedang apa dia disini.
Amira sangat malu. Benar-benar malu. Ketika dia salah masuk kelas. Kelas tersebut bukanlah kelasnya. Tapi kelasnya masih berada diujung koridor.
Amira berjalan ke arah Juna dengan bersalaman kepadanya. Sedangkan mahasiswa yang ada dikelas tersebut merasa heran dan dipenuhi dengan pertanyaan kenapa ada seseorang yang secara tiba-tiba masuk ke dalam kelasnya.
"Sorry, sorry! Gue salah masuk kelas!" Ucapnya dengan melarikan diri dari kelas tersebut.
Kelas yang sebelumnya hening langsung terdengar gelak tawa yang sangat keras membuat Amira tambah malu akibat ulahnya yang salah masuk kelas. Sedangkan Juna tersenyum tipis ketika dia melihat Amira merasa malu akibat dia salah masuk kelas.
Diluar, Amira memukuli jidatnya sendiri karena bodoh. Bisa-bisanya dia masuk ke dalam kelas dengan situasi yang sangat hening ditambah lagi ada Juna di sana. Jika saja tadi ada doraemon yang memiliki kantong ajaib. Amira akan memintanya untuk menghilang dari tempat tersebut dan melupakan kejadian yang telah terjadi.
🥀🥀🥀
Vina terbahak-bahak mendengar cerita Amira yang salah masuk kelas. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang membuat temannya itu sampai salah masuk kelas.
"Puas ketawanya?" Ucap Amira.
Vina menggeleng-gelengkan kepalanya dengan memegang perutnya yang terasa sakit akibat tawanya yang tak henti-henti.
"Lo tega! Kenapa gue diketawain sih?" Imbuhnya.
"Lagian lo kesambet apa sih sampai lo itu salah masuk kelas! Ditambah lagi tadi salaman dengan pak Juna? Terus lo cium tangannya gak pas salaman?" Tanya Vina yang masih menahan ketawanya.
"Iya gue cium itu tangan, pipi, bibir, jidatnya sekalian! Biar gue tambah malu di depan kelas!" Jawab Amira yang merasa jengkel kepada temannya.
Vina memegang rahangnya yang terasa sakit akibat ketawanya sendiri yang tidak bisa berhenti. "Iya sudah tenang, untung tadi lo gak ajak gue!"
Amira menatap Vina dengan sinis. Dia tidak menyangka jika temannya itu menertawakannya. Padahal Amira sangat malu masuk ke dalam kelas tadi.
"Aduh sakit banget rahang gue Ra! Oh iya, tadi ada jamnya pak Juna kenapa lo gak masuk? Tadi nama lo dipanggil gak ada sahutan terus gue bilang kalo lo masih diluar! Ya udah absen lo jadi alasan di jurnal!" Ucap Vina.
Amira mengangguk paham apa yang dikatakan oleh temannya. Iya memang Amira sengaja tidak masuk ke dalam kelas.
"Iya gue tau, emang gue aja yang malas! Tadi gue di perpustakaan Vin," jelasnya.
"Kumat lo Ra? Sejak kapan lo ninggalin kelasnya pak Juna? Bukannya lo dulu senang jika jamnya pak Juna?"
"Senang pala lo! Dari dulu gue gak suka jamnya pak Juna ya, selain killer dan tak tau diri! Dia itu nyebelin dalam tugas, makanya gue malas masuk tadi! Gue masuk kelasnya itu sangat terpaksa Vin,"
"Terpaksa tapi kok demen!"
"Demen sih, tapi kalo diluar kampus!" Celetuk Amira yang membuat Vina geleng-geleng kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT LECTURER✓ [COMPLETED]
Teen Fiction[COMPLETED] Setelah kepergian Gladys, Juna melanjutkan kuliahnya di Prancis. Dia berhasil mendapatkan gelar S1 nya. Dan sekarang dia balik ke Indonesia untuk merintis karirnya yang menjadi dokter. Namun, di sela-sela kesibukannya menjadi dokter. Jun...
46 KUMAT
Mulai dari awal