its not romance

2 0 0
                                    

Awan menghiasai siang ini dengan penuh geloranya. Menambah kesejukan yang sangat menenangkan. Begitu indah pesona alam New Zaeland hari ini, tidak panas dan tidak dingin. Aku Naira, seorang pelajar yang terdampar dalam keindahan alam yang luar biasa. Aku begitu takjub dengan pesona Negara ini, dan akhirnya aku bisa mendiaminya walau entah sampai berapa tahun. Aku bersama sahabatku tinggal di daerah yang cukup terjangkau dengan kota. Dia Balqis, kita seumuran dan tidak terduga kita juga punya impian yang sama tentang bagaimana kita akan menjalani hidup.

"Qis, kamu bahagia tidak bisa tinggal disini?", Ku bertanya disela-sela kita membersihkan meja makan.

" Kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?", Dijawabnya dengan penuh tanda tanya.

" Ya, menurutku aku perlu menayakan ini, karena aku tidak mau aku saja yang menikmati kebahagiaan ini." Jawabku dengan penuh keyakinan.

" Aku bahagia Naira, bisa bersama denganmu menjalani belajar disini yang juga tidak mudah, dan tentu kita bisa meraih impian kita bersama nantinya."

" Good, I must always trust you and we must work harder right now."

" Sure." Jawabnya

" Ting ..tong"

Suara bel apartemen kami berbunyi dan aku pun bergegas membukakan pintu, Aku tahu siapa yang datang dan kupastikan orang ini yang hampir setiap hari kutemui. Ya dia Arman, lelaki yang sudah lama kenal denganku dan Balqis. Dia juga Mahasiswa di Adelide Of University Jurusan Economic International. Perlu kalian tahu dia adalah lelaki yan paling dekat denganku saat ini. Kita tidak pernah mendeclearkan kalau kita pacaran karena Aku sudah tak menganut pacaran sejak aku masih SMA. Jarak usia kita 5 tahun sebenarnya tapi sekali lagi usia tak menjamin kedewesaan orang.

"Bawa apa lagi ini?", Kutanya dengan reflek kuambil bungkusan dari tangannya.

"Biasa roti kesukaanmu.." Dijawabnya dengan senyuman manisnya.

"Thanks." Masuklah dia seperti biasa ke dalam apartemen kami.

"Balqis mana?" Tanyanya padaku sambil dia duduk di sofa warna khaki dengan nyamannya.

"Mandi Kali.. baru aja sarapan kita, Kamu udah makan?"

"Udah, tadi dapat dari Kak Ardi, gak biasanya dia kasih aku makanan." Kak Ardi juga dari Indonesia juga, statusnya bukan pelajar sih, Dia udah kerja di Laboratorium di Adelide. Entah kapan dia mau balik ke Indo, Rasanya sudah betah dia di sini.

"Ngomong-ngomong man, hari ini jadwalmu apa?"

"Cuma Ngerjain tugas di perpustakaan, Why?"

"Ehmm, gak pa-pa, Cuma tanya aja". Balqis keluar dari kamar dengan keadaan siap dan rapi. Dia mau pergi menemui Profesor Zacky di Kampus.

" hi Man, apa yang kamu bawa hari ini?", Tanyanya langsung kepada Arman. Sudah semacam habit saja Balqis tanya ke Arman.

" Heii you, don't do this." Sahutku

"Aku bawa roti kesukaan Naira, Kalau mau bawalah, ku beli banyak Qis,"

"Oke, Aku bawa Satu ya naira, Thanks Arman, Aku berangkat sekarang ya...Bye!!" Pergilah Balqis dari apartemen menuju Kampusnya.

Tinggalah Kedua insan yang sebenarnya hubungannya seperti kakak adik, berubah menjadi rasa cinta. Dan tetap sama selama 3 tahun di negara Kanguru ini.

"Ra, apa yang kamu pikirkan?"

"Nothing".

"Jujurlah padaku, Aku tahu kamu udah lama, jika kamu jadi pendiam seperti ini pasti kamu sedang memikirkan sesuatu, ya kan?" tanyanya dengan serius.

Bukan Romansa BiasaWhere stories live. Discover now