BAB 07. SADAR

Mulai dari awal
                                    

"Terus?" Tanya Kenzie santai.

Tasya mengeram kesal "Maksud Lo apa nyakitin sahabat gue?" Suara Tasya naik satu oktaf.

"Suka-suka gue donk, itu bukan urusan Lo." sinis kenzie.

"Asal Lo tau," ucap Kenzie dengan berjalan mendekat ke arah Tasya. "Gue pacaran sama sahabat lo, hanya karena taruhan bukan atas dasar cinta." Sambung Kenzie lantang tanpa rasa bersalah.

BUGH!!

Lagi dan lagi Tasya melayangkan bogeman pada wajah Kenzie sorot matanya menajam.

"Bangsat!" Umpat Kenzie saat di rasa sudut bibirnya berdarah.

"Gila yah Lo! Maksud Lo apa huh nyakitin sahabat gue!" amuk Tasya dengan menarik kerah Kenzie.

Sudah cukup, Tasya tak bisa mengendalikan emosinya saat Kenzie mengatakan itu tanpa rasa bersalah.

Bugh!

Bugh!

"Setelah ini, gue pastiin Lo akan menyesali perbuatan licik Lo, camkan itu!" Ucap Tasya pelan namun penuh peringatan.

Tasya menghempaskan tubuh Kenzie dan berjalan menjauh dari sanah, ia akan membuat laki laki itu bertekuk lutut di hadapan sahabatnya.

•••

Cklek!!

"Astaghfirullah," kaget Tasya.

Saat ia membuka pintu ruangan Syilla, ia di kejutkan dengan zicho yang berdiri di depannya, bertepatan dengan dia yang ingin membuka pintu.

"Ngagetin aja si lu." ucap Tasya sinis, ia menyerobot masuk ke dalam ruangan Syilla, meninggalkan zicho yang kebingungan.

"Salah gue apa?" Monolognya bingung.

Sedangkan teman temannya hanya tertawa menyaksikan itu.

"Cowo kan selalu salah Cho," sahut Rayhan dengan sisa tawanya.

"Sadari diri aja." lanjut Iqbaal.

Membuat mereka menyemburkan tawanya, beda dengan zicho yang memberengut kesal.

"Ehk Lo mau kemana?" Tanya Tasya saat zicho melangkah ke luar.

"Kantin." jawab zicho cuek ia masih kesal soal yang tadi.

"Ikut." teriak Tasya dengan mengejar zicho.

Mereka hanya menggelengkan kepalanya heran, Dava kembali mengalihkan pandangannya pada adiknya yang tengah terbaring lemah.

"Kita teror tuh nenek lampir lagi jangan?" Tanya Iqbaal.

"Sabi lah." sahut Rayhan.

"Kalian aja dulu, gue mau fokus sama Queen." ucap Dava yang di angguki Dave.

"Oke lah, nanti malam let's go." ucap Rayhan.

Lain di ruangan Syilla, lain pula dengan keadaan Tasya dan zicho yang tengah berada di kantin.

Mereka sama sama saling diam, sibuk dengan makanan masing masing, zicho berdecak melihat cara makanan Gadis di depannya ini, lihatlah entah karena lapar atau doyan Tasya makam sampai belepotan.

Tasya tersentak kala tangan zicho berada di bibirnya, seketika pandangan mereka bertemu untuk beberapa saat mereka terdiam.

"E-ehk," sadar Tasya.

Lantas zicho menurunkan tangannya, "mengapa Sampai kelepasan sii." batin zicho.

"Sorry, makan Lo belepotan." ucap zicho.

SYILLA || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang