Sera mendesah kecewa sedangkan orang tuanya hanya diam dengan kening berkerut.
"Yaudah gue pinjem semua duit lo, entar gue ganti janji," ujar Sera memohon. Ia benar-benar bingung. Sera tak ingin terlalu merepotkan orang tuanya ia tak ingin disebut beban untuk mereka.
"Kasih semua uang yang kamu punya Anna, ibu sama ayah juga bakal bantu Sera, kita patungan." Mira berkata menatap Anna dengan sorot yakin.
"Bener kata ibu, kita patungan, kamu jangan pelit sama Sera," sahut Darmawan tegas tatapannya menyorot tegas pada Anna.
Anna tidak terima padahal uang yang ia tabung untuk kuliah nanti, tak pernah Anna pakai, sekalipun itu darurat.
"Aku ngumpulin uang buat kuliah nanti, aku gak bisa pinjemin Sera uang," balas Anna memelas, ia harap orang tuanya mengerti.
Mereka sama-sama diam tak menyangkan Anaknya itu mengumpulkan uang untuk kuliha nanti. Sedangkan Sera diam-diam mengepalkan tangannya menunduk sedih. Mira yang melihat Sera tampak sedih membuatnya ikut sedih.
"Kamu bodoh, belum tentu bisa kuliah, jadi pinjemin aja uang kamu ke Sera, biar nanti ibu yang ganti, jadi kakak kamu jangan pelit Anna, fasilitas yang kamu pake sekarang dan apa yang kamu makan, itu juga dari ibu sama ayah kan? Jadi kamu gak perlu sok ngeluarin uang dan mikirin bayaran apapun, yang kamu perlu lakuin cuma belajar yang benar! Jadi sukses jangan bodoh." Mira berujar pedas pada anak sulungnya.
Anna terpaku mendengarnya, ia mengepalkan tangannya dibawah meja, kata-kata sang ibu entah kenapa menusuk hatinya. Anna tahu jika menyangkut Sera ibu akan lebih sensitif, Sera benar-benar anak kesayangan membuat Anna marah, sedih, iri tak bisa dijabarkan.
Darmawan sendiri sedikit terkejut lalu kembali merubah ekspresinya menjadi datar, ia berdeham menatap Anna. "Kasih semua uang kamu ke Sera, dan jangan banyak protes," ucapnya final.
"Oke Aku kasih! Dan gak usah kalian balikin, emang ya kalian cuma peduli sama Sera, kalau aku yang sekarang diposisi Sera kalian pasti bakal marah-marah, bilang kalau aku nyusahin dan gak berguna, cari uang dan biar aku yang tanggung sendiri, kenapa kalian gak bisa adil? Salah aku apa? Aku anak kandung kalian kan? Atau aku cuma anak pungut yang kalian adopsi dan dituntut biar jadi sukses?" Anna berkata marah, sedih, kecewa, ia marah bukan karena uangnya dipinjamkan, tapi sikap orang tuanya yang seolah tak peduli padanya.
Brak!
Darmawan menggebrak meja keras rahangnya mengeras lalu bangkit dari duduknya dan menampar wajah Anna dengan emosi.
Plak!
"Anak kurang ajar! teriak-teriak didepan orang tua, Ngomong gak jelas! Gak usah banyak bicara kalau gak mau pinjemin adek kamu uang! Kami juga gak maksa! Seharusnya kamu sadar diri jadi anak bodoh dan berguna!" Sentak Darmawan marah, lalu pergi begitu saja dengan perasaan emosi.
Mira diam ia terkejut dengan apa yang terjadi, tanpa menatap Anna, Mira mengajak Sera pergi dari meja makan meninggalkan Anna sendiri. Sera sendiri hanya mengikuti dengan perasaan campur aduk, sebelum pergi ia menatap kakaknya rumit.
Anna, gadis itu menunduk memegang pipinya yang ditampar sang ayah, bibirnya bergetar menahan tangis, tak lama isakan itu keluar dari mulutnya. Hatinya lebih sakit dibandingkan tamparan itu, ucapan orang tuanya benar-benar bagaikan belati yang menusuk dadanya.
Nyatanya, Anna sendiri kan? Dirumah ini hanya Anna yang merasa kesepian.
🍁🍁🍁
Ditempat lain, Lio memarkirkan motor sportnya didepan rumah mewah bernuansa putih. Saat ingin menurunkan helmya dikepalanya pergerakannya terhenti karena seoarang gadis yang membuka pintu rumah, dengan langkah riang gadis itu menghampiri Lio.
"Masnya Lio, yang gojek itu ya?" Tanya Kaila tertawa kecil.
"Iya, dengan mbak Kaila?" Ucap Lio jengah.
"Iya! Seribu buat masnya!" Seru Kaila tertawa riang, lalu segera naik ke motor lelaki itu tanpa susah payah karena sudah biasa. Ia memeluk pinggang Lio.
Motor sport itu melaju menuju sekolaha, ya, Lio menjemput Kaila karena itu seperti aktivitas rutin. Ditangah perjalanan Kaila merentangkan kedua tangannya dengan senyum manisnya menghirup udara jakarta.
Lio berdecak ia memelankan kecepatan motornya. "Pegangan La! Tangannya jangan gitu nanti jatoh!" Teriaknya. Kaila terkekeh ia menurut kembali memeluk pinggang sahabatnya.
"Lio! Pulang sekolah kita ke panti yuk! Aku kangen sama anak-anak."
🍁🍁🍁
Bantu promosiin ceritanya hehe:) ajak temen kalian buat baca supaya aku makin semangat ngetiknya!🙏
Jangan lupa vote sama komentar kalian aku tunggu💙
See you:)
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Survive or give up?
Teen Fiction"Aku gak bisa bilang mereka baik, karena pada dasarnya luka ini mereka yang buat."----- Anna. . "Jahat banget ya, aku ke kamu. Seandainya waktu bisa di ulang, aku bakal bilang sama dunia, kalau Anna ini cewek yang aku cinta tanpa batas."------ Lio...
Enam
Mulai dari awal