Jeweran maut Pak Juwo sudah terlepas dari telinga Evelyn membuat gadis itu menghela napas lega.
Evelyn mengusap telinganya yang mungkin kini telah memerah.
"Nah gitu dong Pak dari tadi kek." Ucap Evelyn membuat pak Juwo melotot kesal.
"Yaudah hayuk Ken! Hukum aku, hukum aku sampe mas puas." Lanjut Evelyn mendramatisir, gadis itu merangkul lengan Alkena dengan tangan satunya memegang alat pancing serta ember kecil yang ternyata berisi ikan itu.
Alkena menggelengkan kepalanya tak habis pikir, begitupun dengan Pak Juwo yang tengah mengelus dada sabar melihat kelakuan Evelyn.
"Lepas! Lo kaya monyet." Ketus Alkena berusaha melepas lengannya yang di rangkul oleh Evelyn.
Bukannya tersinggung, Evelyn justru terkekeh "Mana ada monyet secantik gue."
Alkena mendorong jidat Evelyn agar menjauh, sungguh rasanya ia ingin sekali melempar Evelyn dari lantai dua ini. Menjadi pusat perhatian beberapa murid tentu membuat Alkena risih terus menerus ditempeli manusia modelan Evelyn.
"Jauh jauh lo."
"Ikan hiu makan ikan. Nggak mau." Evelyn tetap bergelayut dan membuat pantun gajelas andalannya.
Alkena menghela nafas, "Berdiri di lapangan lo!"
Evelyn menghentikan langkahnya lalu melepas pelukannya pada lengan Alkena. Gadis itu menatap Alkena dengan bibir mengerucut.
"Ngapain dilapangan? Kalo gue bisa berdiri sama lo berdampingan." Evelyn menaik turunkan alisnya menggoda Alkena.
"Gila."
"Gila karna lo."
"Bacot! Berdiri di lapangan atau bersihin wc cowok?"
"Pergi bareng lo."
Alkena menggeram kesal mendengar jawaban Evelyn yang bikin orang naik pitam. Segera Alkena menyeret tangan gadis itu kasar.
"Ikut gue, bantuin sebar surat ijin."
"Eh! pelan pelan dong mas! Ikan gue mabok nanti nih."
Alkena menepuk jidatnya pelan, mengapa gadis ini sungguh merepotkan?
"Yaudah lo balikin ke asalnya."
Evelyn memeluk ember kecil berisikan ikannya itu, lalu menggeleng dengan kuat.
"GABOLEH!!"
"Ya terus lo mau gimana?!" kesal Alkena.
Evelyn nampak berfikir keras, lalu sedetik kemudian dia menarik tangan Alkena ke suatu tempat. Itu pohon mangga dekat gudang. Alkena hanya memerhatikan gerak gerik Evelyn yang berusaha meyembunyikan ikan hasil nyolong itu.
"Nah beres. Yuk!" Evelyn tersenyum bangga karena merasa paling cerdik telah menyembunyikan ikannya di atas pohon mangga, pasti tidak akan ada yang mencurinya.
Alkena tak habis pikir, bagaimana gadis itu bisa mendapatkan alat memancing. Bahkan seperti biasa gadis itu selalu mengenakan sandal swallow warna kuningnya.
"Buruan, keburu bel." Ujar Alkena lalu menarik Evelyn agar ikut dengannya.
Beberapa menit berlalu, Alkena dan Evelyn telah selesai membagikan surat izin orang tua wali kepada seluruh murid yang mengikuti acara Camping. Keduanya kini tengah bersandar pada pohon mangga dimana tadi Evelyn menaruh ikannya.
"Capek anjir." Evelyn mengibas ngibas wajahnya yang lumayan gerah karena keliling sekolah.
Alkena yang di sampingnya hanya memperhatikan dalam diam.
YOU ARE READING
to ALKENA
Teen Fiction"Lo adalah rangkaian senyawa memabukan. Di dekat lo, jantung gue ser-seran gak karuan." Evelyn Cleasika. "Cewek bebal kayak lo harusnya dilempar aja kelaut, biar dunia jadi tentram!" Alkena Julian Garpati. ---FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA. BUAT YANG U...
10. mancing
Start from the beginning