Mark dan Woojin mengatur meja untuk di jadikan tempat menyimpan makanan yang akan dibagikan sedangkan Dery, membantu Dejun merapikan barisan Ibu-ibu. Berbeda dengan Lukman dan Yuqi, mereka sedang pergi berbelanja cemilan yang akan dibagikan untuk anak-anak desa itu.

Karena, Dejun sibuk Pelangi bisa membantu yang lainnya mengangkat makanan keluar. Mereka sengaja membuat makanan lebih karena takut jika ada yang tidak kebagian meski sudah sesuai dengan data yang kepala desa berikan.

Selesai. Mereka sudah siap untuk membagikan makanan tersebut. Dejun dan Dery berdiri dengan posisi tegak di hadapan para Ibu-ibu kampung dengan gagahnya.

"Assalamualaikum semuanya, selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Sebelumnya maaf mengumpulkan Ibu-ibu dijam makan siang ini. Kami hanya ingin membagikan beberapa lauk pauk untuk kalian sebagai ucapan terimakasih karna, sudah diterima dengan tangan terbuka di desa ini.. "

"Meskipun hanya tiga hari namun, kami merasa kalian menerima kami dengan baik dan mohon maaf apabila ada dari kami yang mungkin melanggar peraturan desa atau tanpa sengaja ucapan kami yang menyakitkan warga di sini," jelas Dejun panjang lebar.

"Dari saya mungkin tidak terlalu banyak karena sudah di utarakan oleh kahim saya. Kami benar-benar berterimakasih kepada Ibu-ibu dan semua warga desa karena mau menerima kami," timpal Dery memberi tambahan.

"Baik kalau begitu dua teman sayang dibelakang akan memandu Ibu-ibu untuk mengambil lauk-pauknya di depan," ucap Pelangi mengambil alih. Mark dan Woojin maju ke depan dan menuntun satu persatu dari mereka agar mendapat makanan.

Yuqi dan Lukman akhirnya datang membawa beberapa kresek besar berisikan cemilan yang akan dibagian pada anak kecil di sana.

Arin, Heechan dan Chanbin mengambil alih kresek ditangan Lukman dan Yuqi, mereka bertiga memasukan cemilan ke dalam kresek kecil. Tujuannya agar anak-anak tidak berebut dan iri satu sama lain.

Mereka akan kembali ke kota jam 3 nanti dan sekarang sudah setengah dua siang. Melihat ketiga temannya belum juga selesai akhirnya Pelangi dan Yeri ikut membantu mereka agar cepat terselesaikan.

Benar saja setalah ada tambahan dua orang akhirnya selesai juga. Semua cemilan yang sudah dibagi itupun dimasukkan ke dalam kardus dan diangkat keluar.

Lukman, Mark dan Yunho yang bermain dengan anak-anak di halaman depan pun berhambur berbaris seperti awal tadi.

Yuqi, Dery, Pelangi dan Dejun berdiri di hadapan anak-anak itu sambil tersenyum.

"Ada yang mau cemilang nggak?" tanya Pelangi sambil tersenyum.

"Aku, Kak.. Aku" ucap mereka serempak.

"Yaudah kalian baris yang rapi, nanti Kakak Yuqi sama Kakak Dery ngasih kalian cemilan yang banyak."

"Yeeee.. " mereka bersorak gembira pendengar ucapan si cantik. Yuqi mengambil beberapsa kresek yang sudah di isi cemilan, dia membagikannya pada anak di sana begitupun dengan Dery. Setelah mereka menerima makanan tersebut tak lupa mereka menyalimi anak-anak himpunan lainnya.

"Makasih banyak kakak-kakak," ucap mereka serentak.

"Sama-sama. Kalian boleh main atau balik ke rumah, ya," ucap Pelangi. Anak-anak itu berhampur dan kembali ke rumah mereka masing-masing. Sedangkan mereka, mereka masuk ke dalam untuk siap-siap dan membereskan semua barang yang mereka bawa.

Setelah semuanya beres mereka mengangkut barang tersebut ke mobil pick up milik Mark. Yeri kembali mengecek semua ruangan di rumah itu, memastikan tidak ada barang yang tertinggal satupun.

"Udah semua, yuk ke rumah kepala desa pamit," ujar Yeri. Mereka akhirnya masuk ke dalam mobil seperti sewaktu berangkat lusa kemarin.

Rumah sewa mereka menuju rumah kepala desa tidak begitu jauh dan mereka sudah sampai di depan halaman rumah itu. Terlihat kepala desa sedang menunggu mereka datang.

"Assalamualaikum, Pak. Selamat sore," ucap Dery.

"Waalaikumsalam. Ayo masuk. Biar dibuatkan minuman dulu," ajaknya.

"Nggak usah, Pak. Kami di sini saja," balas Dery. Mereka akhirnya duduk di bale-bale depan rumah kepala desa itu. Suasanya sejuk, angin berembus menerpa wajah mereka di sana. Hamparan sawah dan juga gunung seakan menghipnotis mereka untuk tinggal lebih lama. Namun, mereka harus kembali ke kota dan menyelesaikan semuanya.

"Jadi, kalian akan pulang sekarang?" tanya kepala desa membuka obrolan.

"Iya, Pak. Tugas kami sudah selesai di sini dan kami juga harus kembali ke kota untuk beraktivitas seperti biasanya," jawab Dejun.

"Yasudah kalau begitu. Terimakasih sudah memilih desa kami sebagai tempat kalian mengerjakan proker meskipun hanya tiga hari."

"Kami yang harusnya berterimakasih, Pak. Bapak dan warga di sini sudah menerima kami dengan sangat baik."

"Itu memang harus!"

"Kalau begitu kami permisi, Pak. Sudah hampir setengah empat sore."

"Baiklah. Kalian hati-hati, jangan mengebut membawa mobil apalagi yang naik pick up dan ingat kalian membawa beberapa anak gadis," ucapnya memberi nasehat.

"Pasti, Pak! Kalau begitu kami permisi. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Jangan lupa kembali."

"Pasti!" mereka saling berjabat tangan satu persatu. Dan setelah semuanya selesai, mobil mereka mulai bergerak meninggalkan pekarangan rumah kepala desa itu.

Suasana sore memang sangat cocok jika kita berada di desa. Belum lagi udara segar sangat jelas terasa, hamparan sawah di kiri dan kanan jalan seakan memberikan semangat tersendiri.

Gunung yang menjulang tinggi seakan menembus langit pun tak kalah indahnya, kapan lagi mereka bisa menikmati suasana seperti ini? Kapan lagi mereka bisa menciptakan kenangan yang bahkan mereka sendiri tidak tahu?

Tiga hari di desa membuat kesembilan belas mahasiswa itu memiliki kenagan mereka sendiri. Tentang bagaimana menyelesaikan masalah, bagaimana bekerjasama untuk suatu pekerjaan dan beberapa moment yang tercipta tanpa sengaja.

Semuanya mereka lewati hingga denting jam berada tepat di angka 2. Besok mereka akan kembali berakhitvitas, bergelut dengan tugas kampus, rapat himpunan dan kegiatan lainnya.

Tiga hari dengan jutaan kenangan yang akan menjadi cerita.

























Gimana? Suka nggak? Pasti nggak ya :(

Yaudah deh nggak papa. Asal jangan lupa vote sama comment ya biar aku semangat.

See next time baby - Chanyeol.

Sabda Rindu [Xiao De Jun] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang