7. Kau penuh teka-teki

Mulai dari awal
                                    

"Ya, Time?"

"Aku pernah mendengar tentang mahasiswa yang lulus dari kampus ini hanya dalam dua tahun lebih. Apakah itu Khun-Nanon?"

"Kau benar. Nanon Korapat Kirdpan adalah orangnya."

"Wah!" Seluruh kelas kembali bertepuk tangan.

Prokkk.. prokkk.. prokkk..

Chimon hanya melotot tak percaya pada sosok badan tinggi yang kini berdiri di depan ruangan. Chimon semakin penasaran dengan mentornya ini.

"Kami ingin bersalaman dengan Khun-Nanon. Bolehkan Profesor?" tanya seorang siswa.

'Mereka semua berlebihan!' seru Chimon dalam hati.

"Tentu saja. Mulai dari baris paling belakang silahkan maju."

Chimon kembali harus ternganga melihat antusiasme para mahasiswa yang ingin bersalaman dengan Nanon yang terlihat pasrah.

Chimon menatap lekat pada Nanon yang kini bersalaman dengan teman kelasnya.

'Kalau dia jenius dan lulusan terbaik kampus. Kenapa dia harus jadi mentor untukku? Seharusnya dia punya pekerjaan yang lebih pantas untuk otaknya kan?' Chimon membatin.

'Siapa sebenarnya kau, Nanon Korapat?' batin pria cantik itu lagi.

Tanpa terasa acara salam-salaman pun selesai. Seluruh mahasiswa diruangan itu tampak bahagia setelah bersalaman dengan Nanon. Kecuali Chimon tentunya. Hanya pria cantik itu yang tidak maju.

"Wah. Sepertinya Chimon tidak berniat untuk memberi salamnya padamu, Nanon." ujar Ben sambil memandang ke arah Chimon dan Nanon dengan jahil.

"Tentu saja tidak perlu, Prof.. Chimon dan Khun-Nanon pasti sudah melakukan lebih dari sekedar bersalaman. Bukan begitu, Chimon?" ujar seorang mahasiswa yang dibalas dengan deathglare dari Chimon.

Kelas kembali penuh dengan tawa. Bahkan Ben ikut tertawa dengan keras.

Nanon hanya tersenyum tipis mendengarnya.

Berdeham sebentar, "Saya permisi dulu, Prof. Saya sudah membuang waktu belajar mereka.."

"Aah. Baiklah. Terima kasih karena sudah berkunjung. Kau tenang saja, aku akan menjaga kekasihmu dengan baik sekarang." Suara tawa kembali terdengar.

Nanon hanya tersenyum menanggapi lalu dia membungkuk sekali lagi, sekilas dia bertemu pandang dengan Chimon walau sebentar, kemudian keluar dari ruangan diiringi ucapan sampai jumpa dari para mahasiswa.

*

*

*

Mata kuliah yang di bawakan Ben berakhir dengan cepat. Tentu saja, waktu belajar sudah di habiskan dengan temu kangen serta salam-salaman dengan Nanon Korapat.

Bahkan setelah kepergian Nanon, Ben masih saja menceritakan tentang Nanon Korapat yang katanya jenius luar biasa. Yang tentu saja membuat Chimon bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Nanon Korapat yang menjadi mentornya itu.

Sebelumnya Chimon berpikir kalau Nanon adalah bawahan Tay Tawan yang disuruh untuk berubah menjadi lebih baik dan menganggap uang itu bukan segalanya.

Dan kejadian hari ini membuat Chimon menyimpulkan bahwa Nanon lebih dari sekedar bawahan ataupun orang suruhan kakaknya. Ia akan menanyakan pada kakaknya nanti.

Ben baru saja keluar dari ruangan. Mata kuliah selanjutnya adalah Akuntansi Biaya yang dimulai lima belas menit lagi. Chimon merasa tidak perlu memanggil Nanon. Toh ia juga sudah bisa berjalan dengan normal. Lagi pula ruangan selanjutnya hanya berjarak tiga kelas dari sini.

I love you my mentor (NaMon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang