Vino mendengus, "Anak mama aja yang lebay, gitu aja nangis!"
Mama menghela nafas kasar, "Vin! Mending kamu berangkat sekolah sana! Sekalian ijin in Veny ya? Udah mau jam tujuh ini!"
"Sana sana! Ganggu aja!" usir Veny mengibaskan tangannya.
"Diem lo! Yaudah ma, Vino berangkat ya Assalamualaikum!"
"Waalaikumsalam."
∆∆∆
Vino memarkirkan motor sportnya di parkiran. Disana sudah ada teman temannya yang menunggu Vino.
Vino menghampiri mereka, "Tumben sendirian Vin, Veny mana?" tanya Candra yang duduk diatas motornya.
"Nggak berangkat." jawabnya singkat lalu memainkan ponselnya.
Candra mengelus dadanya sabar. "Dasar triplek! Eh iya kenapa Veny nggak berangkat? Padahal gue mau ajak-"
"Nggak ada ajak ajak! Veny lagi sakit!" sentaknya tak santai.
"Napa dah lo Vin? Daritadi marah marah mulu. PMS lo?" tanya Joko, temannya yang paling bobrok. Eh bukan! Semua temannya emang bobrok kecuali dirinya.
Vino hanya menatap mereka tajam. Namun, membuat mereka bungkam.
Vino beranjak dari duduknya. "Mau kemana Vin?" tanya Candra.
"Bolos!"
Joko berdecak, "Ck, cuman karena Veny nggak berangkat aja langsung jadi sadboy lo Vin!" ucapnya yang diangguki oleh Candra.
"Si Vino kan emang gitu. Suka tapi gengsi!" celetuk Candra sambil berjalan mengikuti Vino.
Candra dan Joko tertawa lepas. Ah, meledek Vino memang terasa menyenangkan.
"Ntar kalo Veny diambil orang nih, pasti dia ngamok! Haha.." ujar Joko.
Candra tertawa, "Haha.. Terus ya, entar dia jadi cowok yang paling tersakiti!"
"Terus ntar si Vin-"
"Diem apa gue patahin leher kalian!" potong Vino menatap mereka tajam. Joko dan Candra diam tak berani menjawab.
Joko dan Candra menatap Vino yang menaiki tangga Roftoop. "Vino mah, nggak bisa diajak bercanda!" ucap Candra kesal.
Joko mengangguk, "Kan lagi cosplay jadi sadboy di-"
Brakk
Suara pintu roftoop tertutup terdengar keras. Vino memang membanting pintu itu karena kesal lantaran temannya tak berhenti menjudge Vino.
"Dasar sadboy!"
∆∆∆
"Nggak mau!"
Mama berdecak. "Yaudah sih, entar juga yang laper kamu, kalo nggak makan!" ucapnya kesal.
"Mama kok gitu?! Harusnya mama tuh bujuk aku, manja manja aku. Sayang sayang aku, kan aku lagi sakit. Masa anaknya sakit malah diomelin terus!" cerocos Veny menatap mamanya memelas.
Mama memutar bola matanya malas. "Kamu mah, dibaikin malah ngelunjak! Bodoamat, mama mau arisan dulu bye!"
Lalu mama keluar dari kamar Veny. Tak lupa meletakkan makanan Veny di atas nakas.
Blam!
Veny menatap pintu kamarnya datar. Veny berdecak kesal. Huh, hidupnya monoton sekali! Tidak ada hiburan.
Veny memikir keras agar dirinya bisa keluar dari ke gabut an ini. Veny seketika tersenyum senang.
Ia mengambil ponselnya yang ada dipinggir piringnya, diatas nakas.
Mencari kontak Vino di deretan kontaknya. Veny memencet tombol panggil di kontak Vino. Setelah menunggu beberapa detik, panggilan tersambung.
"Kenapa?" Vino
"Vinn tolongin gue Vin! Sakit banget aduhh!" Veny
"Kenapa?" Vino
"Vinn gue nggak kuat!" Veny
"Gue kesana sekarang!" Vino
Tutt
Veny tersenyum senang. Akhirnya dia bisa segera keluar dari ke gabut an ini.
"Mampus lo Vin! Haha."
Veny turun dari ranjang menuju kamar mandi. Ia ingin membersihkan badannya sebelum debat dengan Vino.
Sekitar 15 menit, Veny keluar dari kamar mandi. Lalu memasuki walk in closet untuk memakai pakaiannya.
Setelah memakai pakaiannya, Veny memoleskan liptint di bibirnya. Lalu menyisir rambutnya.
Brakk
Pintu dibuka kasar oleh Vino. Terlihat gurat raut lelah diwajahnya, karena ia sangat khawatir dengan sahabat kecilnya.
Vino menghampiri Veny. "Lo nggak papa kan Ven?" tanya Vino khawatir.
Veny menggeleng santai, "Ayo kita jalan jalan!" ucapnya girang lalu menyeret lengan Vino.
"Ven, gue serius!"
Veny menghentikan langkahnya. Lalu menghadap Vino. "Nggak papa seriusss!"
"Terus, ngapain tadi di telfon kaya orang mau mati?" Veny melotot kesal.
Veny kembali menyeret Vino yang hanya pasrah. "Pengen aja!"
Vino hanya menggelengkan kepalanya. Sifat Veny memang tidak berubah. Selalu saja, membuat dirinya khawatir.
Bahkan tadi sewaktu perjalanan menuju rumah Veny, Vino hampir saja nyerempet orang karena ia kebut kebutan.
Itulah Vino, bersikap hangat hanya kepada orang orang terdekatnya.
"Ayo Vin!"
Haloo!!!
Gimana sama Part ini?? Komen sini👉
Komen sini!! Semakin banyak vote dan komen, semakin aku semangat juga buat up nya!
Ada yang mau disampein ke mereka? Komen sini!!
Atau buat author juga bolehh<3
Penuhin setiap paragraf dengan komen positif kelennn!! Biar author tambah semangat buat up!
Author sayang kalian yang vote dan komen cerita aku:)
Papay👋
See u💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend!
Teen FictionVeny dan Vino, sahabat sejak kecil yang saling menyimpan perasaan namun tidak berani mengungkapkan
Bab 3💛
Mulai dari awal