■Terkaget, Terpaksa, Terjebak.

Mulai dari awal
                                    

Bima yang tidak tahu apa-apa melotot.

"Makanya tadi aku kesini karna dia mau ngobati aku. Ya kan 'Sayang'? Poppy memegang lengan Bima sedikit meremasnya agar tahu kodenya.

Bima yang masih bingung pun menatap Poppy dari samping lalu sosok cowok tampan didepan mereka.

Arif memandang lengan yang bersentuhan itu lalu beralih ke wajah Poppy.
"I know you well. And thats sin for you know." Ujar Arif tersenyum tipis matanya melirik lengan mereka yang barusan dia sindir.

Cowok religius dengan wajah menenangkan itu berbalik lalu melangkah.

"Siapa?" Tanya Bima.

"Siapa?" Tanya Poppy tak mengerti.

"Itu tadi?"

"Yang mau lamar aku. Terkejut gak kau ada orang kaya dia suka sama cewek kaya aku?" Tanya Poppy menunjuk punggung Arif lalu menatap Bima.

"Engga."

Poppy melotot. "Kenapa pulak?"

"Lo wajar di sukai."

"Lah?"

Bima membalas tatapan Poppy namun sedetik kemudian mengeluarkan botol air dari tasnya lalu meneguknya sedikit.

"Lo punya daya tarik sendiri dimata cowok-cowok." Kata Bima yang rumornya cowok cuek berdamage bagi mahasiswi kampus mereka.

"Natural. Gak dibuat-buat. Siapapun pasti suka sama lo."

"Berarti kau jugaklah?!" Tukas Poppy.

"Hem. Gue termasuk." Ujar Bima yang hampir membuat Poppy hampir mengalami kebocoran jantung.

Apa lagi ini?! Poppy memijat pelipisnya lelah. Ini interaksi pertama nya dengan cowok cuek didepannya ini. Tapi kenapa cowok itu seakan-akan mengakui telah lama menyukainya. Astaga Poppy sadar dirinya yang cantik dan mempesona tapi tolong bukan seperti ini juga efeknya.

"Saraf kau! Jangan buat aku pening ya?! Cukup cowok yang tadi itu aja!" Omel Poppy bersiap melangkah pergi.

Bima tidak merespon apa-apa. Tapi matanya mengawasi Poppy yang berjalan menjauhinya. Cowok itu tersenyum. Tak menyangka cewek bar-bar itu menghampirinya hari ini. Ya walaupun punya tujuan yang berbeda. Bahkan sempat dianggap pacar palsu oleh Poppy didepan cowok tadi.

***

Poppy sampai di Kosan dengan diantar cewek asal Papua, teman seruangan Poppy. Cewek Papua itu memang sangat baik hati mengantar Poppy pulang padahal beda arah.

"Makasih Frendith Asvegerte! Kau memang teman sejatiku!" Ujar Poppy turun dari motor 'N-max' Frendith.
Menepuk bahu cewek itu.

"Alah macam sama siapa saja kau." Balas Frendith sebelas-dua belas dengan Poppy.

Poppy tersenyum lalu melangkah ke halaman Kosan. Dari jauh dia melihat pintu kosan terbuka, yang artinya diantara mereka ada yang tidak memiliki jadwal kelas siang ini.

Bidadari keluar dengan daster ditubuhnya. Cewek makmur itu membawa keranjang sampah yang penuh. Sepertinya cewek itu kebagian jadwal piket hari ini.

"Woy Mbul!" Panggil Poppy.

Bidadari mendongak. "Apaan?!"

"Siapa-siapa aja didalam?"

"Jesi, Fara, Kak Syafa, Maryam sama gue." Jawab Bidadari yang jongkok sambil membakar sampah.

STAY HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang