"Setelah berbelanja nanti, bagaimana kalau kita mampir dulu ke toko ayam goreng di dekat sana." ajak Namjoo mengawali pembicaraan.

Sadar pertanyaannya tak terjawab, sesekali ia mencuri pandang ke wajah Mirae. Yang ia lihat wanita itu tampak murung, arah pandangannya terfokus pada satu titik. Bahkan Mirae juga melipat tangannya di depan. Ada apa sebenarnya? Kontan satu tangan Namjoo terulur untuk menepuk bahu Mirae. "Hei. Tidak baik bengong pagi-pagi."

Detik itu juga Mirae tersadar dan mengerjapkan mata.

"Memikirkan apa?" tanya Namjoo penuh perhatian.

"Tidak ada yang kupikirkan, hanya saja aku..."

"Lapar. Ya kau lapar. Muridku sering bengong dan tidur di kelas karena mereka tidak sarapan pagi. Bagaimana kalau kita mampir dulu ke kedai ayam goreng." belum selesai Mirae bicara, Namjoo sudah menyambar duluan.

Wanita itu tertawa kecil mendengar cerita Namjoo. Perkara tidak ada bahan makanan, Mirae baru ingat kalau ia tidak membuat sarapan tadi. "Sebenarnya mereka bengong dan tidur itu karena mata pelajaranmu terlalu sulit untuk dicerna." Lanjut lagi tertawa mengejek. Mirae tahu itu kode Namjoo karena dia lapar. Yang pastinya berbelanja akan menghabiskan energi dan waktu.

Namjoo berdecak kesal, "Hampir semua muridku antusias kalau di hari itu aku yang mengajar. Hanya saja jam mengajarku rata-rata di pagi hari." ia mencoba mengapresiasi diri.

Sementara Mirae kini mengangguk setengah setuju. "Artinya kau adalah sosok pengajar yang baik, menginspirasi, tidak pernah marah, dan tidak membosankan juga. Karena itu kau disukai oleh semua murid-muridmu."

Maka Namjoo langsung mengembangkan senyum ketika mendapat pernyataan itu. Sekelebat Namjoo berpikir, apa hal ini juga berlaku untuk Mirae? "Lalu apa kau juga akan menyukaiku nantinya?"

"Entahlah..." jawabnya enteng. Mirae belum yakin akan hal itu. "mungkin iya, setelah aku mendapatkan apa yang muridmu dapatkan juga dari sikapmu."

Jadi itu tergantung pada Namjoo sendiri? Sebenarnya mudah saja membuat seseorang untuk menyukainya. Tapi Mirae tidak bisa disamakan oleh murid-muridnya. Dan Mirae adalah wanita dewasa yang belum banyak Namjoo ketahui kepribadiannya. Dan yang lebih membuatnya berpikir. Bagaiamana bisa Mirae menerima pernikahan, tapi belum bisa menerima Namjoo.

Dari raut wajah setenang air danau, Mirae menjatuhkan semuanya di dasar paling dalam.

Tapi ada satu hal yang muncul ke permukaan, saat wanita itu menikmati udara segar dengan kaca mobil terbuka.

Laki-laki berjaket coklat dengan topi baret hitam sedang berjalan santai di kota Seoul.

Yang baru saja ia lihat... apa mungkin itu...

"Taesung?"

👫👫👫👫



Suasana Supermarket tak seperti biasanya. Hari ini sangat sepi. Mungkin karena hari ini adalah hari selasa, dan di jam seperti ini kebanyakan orang sudah pasti produktif beraktifitas di tempat kerja.

Mirae mendorong troli belanja sambil mengecek kembali list barang yang sudah ia catat dalam ponselnya. Sementara Namjoo mengikutinya dari belakang sambil mentautkan kedua tangannya ke belakang, sudah seperti bodyguard saja.

Tidak tahu, apa karena Mirae terlalu serius membaca catatannya, tiba-tiba troli yang ia dorong seketika menabrak tiga bungkus snack hingga terjatuh.

Sontak Namjoo panik. Sekejap ia memandang wajah Mirae yang seperti baru saja tersadar dari lamunan. Ada apa? Apa yang sedang Mirae pikirkan? Tidak mungkin kan dia bingung karena tidak tahu mau belanja apa? Kemudian kedua netra Namjoo melihat sekeliling berharap tidak ada orang yang mengamati, lalu bergegas mengambil beberapa snack yang terjatuh.

The Human Being | KNJWhere stories live. Discover now