Part 45 Bornday

Mulai dari awal
                                    

Ia merogoh tas nya, lalu mengambil sebuah papper bag berukuran kecil. Kinal yang memperhatikan sedikit mengerikan kening nya. Dan makin bertambah ketika Sinka memberikannya pada Kinal. Belum sempat Kinal bertanya, Sinka sudah berbicara lebih dulu.

"Happy bornday my big Paus" Ujar Sinka seraya tersenyum lebar.

Sementara pria di hadapanya terdiam tak menyangka, Kinal bahkan sama sekali. Tak ingat jika hari ini adalah ulangtahun nya. Ah tidak lebih tepatnya ia memang tak pernah mengingat, jika oranglain mungkin akan dengan suka cita mengingat bahkan menanti hari kelahiran. Tapi tidak bagi Kinal. Ia tak menyukainya, karena mengingat ucapan orangtuanya yang menyesal telah melahirkan nya ke dunia. Dan sedari ia lahir sampai sekarang ia tak pernah sekalipun merayakan atau lebih sederhana nya mendapat ucapan dan doa dari orangtuanya. Semua yang berhubungan dengan ulangtahun adalah kesedihan dan luka.

Sinka menghapus airmata Kinal yang mengalir tanpa di komando, selalu seperti ini. Bahkan Sinka ingat pertama kali dirinya memberi kejutan kecil di hari ulangtahun Kinal, lelaki di hadapanya ini malah pergi. Kinal mengatakan bahwa ia tak menyukai ulangtahun. Sinka bisa melihat raut terlaluka di wajah Kinal. Tapi Sinka dengan niatnya ingin mengubah ketidaksukaan Kinal pada ulangtahunnya, ia ingin membuktikan jika Kinal bisa berbahagia di hari penting miliknya. Dan Sinka selalu merayakan ulangtahun Kinal secara sederhana, itupun atas permintaan Kinal.

Sederhana tapi bermakna. Kata Kinal kala itu.

"Terimakasih Sinka" Kinal menghambur memeluk Sinka.

"Udah dong peluk nya, tiup lilin dulu yuk"

Sinka mengeluarkan sebuah cupcake ia pasang satu lilin di atasnya, lalu menyalakan api. Membawanya pada hadapan Kinal, menyuruh nya untuk membuat doa terlebih dulu. Setelah nya barulah Kinal meniup lilin. Kali ini Kinal tersenyum, 26 tahun usianya Kini, dan ini kali ke enam ia merayakan ulangtahun ya dengan Sinka. Dan ia mensyukuri itu.

***
 

"Surprise!!!!"

Ruang tamu yang gelap, seketika menyala di banrengi oleh teriakan beberapa orang. Kinal terkejut tak menyangka, ia melihat satu per satu  keluarganya. Tersenyum kearahnya. Veranda memegang kue tart, yang di apit oleh Bella dan Gracia, kedua mertua nya serta Papa dan Mamanya. Mata Kinal memanas, membuat riak air mata mengenang di pelupuk matanya.

Bagaimana mungkin?

Nyatakah ini?

Atau mimpi?

"Kakak ayok tiup lilin nya" ujar Bella. Membuat Kinal tersadar, bahkan kini dirinya sudah di kelilingi oleh keluarganya. Ve berdiri di hadapan Kinal memegang kue.

"Make a wish dulu kak" seru Gracia.

Kinal tersenyum seraya menghapus airmata bahagianya.

Fyuuhhhh.....

  

Lilin berbentuk angka 26 itu mati, menyadarkan Kinal bahwa ini nyata bukan mimpi. Hati Kinal bergetar ia bahkan tak mampu mengucap kata apapun sedari ia tiba. Semua ini tak pernah ia sangka akan ia dapatkan, kejutan ulang tahun yang selama 25 tahun kemarin tak pernah ia dapatkan, terutama dari orangtuanya. Tapi kini? Bukan hanya orangtua, istri, mertua dan ipar. Semua ada, terkecuali Kakek dan nenek nya. Ah iya, mengingat mereka jauh keberadaannya, tapi Nenek ya sempat melakukan Video call untuk mengucapkan ulang tahun, dan Doa.

Levirate (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang