0.2

3.5K 530 112
                                    

Jake berjongkok dipinggir jalan, sesekali mengacak-ngacak rambutnya sembari mengerang frustasi. Mengabaikan tatapan aneh dari orang sekitar yang berbisik mengatainya tidak waras.

Iya. Jake gila. Bisa-bisanya dia bertindak bodoh di hadapan gebetan sendiri. Udah gitu malah diketawain Sunghoon lagi. Mau di taro di mana muka Jake? Gimana kalo Sunghoon malah inget Jake dari kejadian memalukan tadi?

"Kenapa sih sekalinya interaksi malah gini? Nggak elit banget, " lelaki itu menjedot-jedotkan kepalanya ke tempurung lutut, "Jake bego. Aturan tadi langsung kabur aja."

"Kabur dari siapa?"

"JANTUNG EH JANTUNG!"

Jake jatuh terduduk. Ia terkejut mendengar suara bernada rendah di tengah-tengah rutukannya. Makin terkejut lagi setelah menemukan Sunghoon yang ikut berjongkok di depannya dengan raut bingung.

Sial. Apa yang Sunghoon lakukan di sini?  Jake tidak mampu berkata-kata. Bibirnya terasa kelu. Pandangan Jake bergulir ke segala arah asal tidak menatap sosok berkemeja orange itu.

"Lo oke?" Sunghoon tanpa kata langsung menarik Jake berdiri, sementara Jake sendiri melotot melihat genggaman tangannya.

"I-im ok."

Sunghoon melepas tautan tangan mereka, "Kok tegang gitu sih? Kaya mau wawancara aja."

Gimana nggak tegang coba?! Hampir 3 tahun menyukai Sunghoon, baru kali ini mereka mengobrol dari jarak dekat. Bonus berpegangan tangan pula.

Ya tuhan ... bukannya senang, Jake malah ingin kabur karena tidak kuat menahan debaran jantungnya.

Sunghoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Perkataan gue tadi bikin lo tersinggung. Gue nggak bermaksud mempermalukan lo di hadapan orang banyak kok. Maaf ya?"

Jake hanya bisa memasang raut anjing tersesat seraya mengangguk-nganggukkan kepalanya lucu. Sunghoon jadi teringat pada emoji 🥺

Demi sempak Jisung yang udah jamuran di kolong tempat tidur, mukanya lucu banget! Tapi gara-gara itu pula, Sunghoon jadi berpikir bahwa Jake tidak ikhlas menerima permintaan maafnya.

"Beneran nih di maafin?"

"Iya," cicit Jake. Telunjuknya saling bertaut di depan perut yang dibalut hoodie berwarna kelabu.

Sunghoon sedikit membungkuk untuk menyamakan tinggi mereka, "Nggak percaya. Senyumnya mana senyumnya?"

Pipi Jake memerah. Perlahan tapi pasti, Jake menarik sudut bibirnya hingga membentuk senyuman lebar. Dari jarak sedekat ini, Jake bahkan bisa melihat pantulan wajahnya di netra jernih Park Sunghoon.

"Iyaa dimaafin ..."

Kali ini Sunghoon tidak bisa lagi menyembunyikan rasa gemasnya. Ia mengacak-ngacak surai kecoklatan Jake, merasakan helaian rambutnya yang menggelitik jemari.

"Berarti udah nggak ngambek lagi dong?"

Jake mengalihkan pandangan, "Ak—Gue nggak ngambek kok ..."

Sunghoon menegakkan tubuh, "Kalo orang ngomong tuh tatap matanya."

"E—eh maaf! Gue nggak bermaksud," Jake yang emang nggak enakan langsung membungkuk berkali-kali.

"Papan bertuliskan 'buang sampah ke tempatnya' itu lebih menarik ketimbang gue?"

Jake sontak menggeleng kukuh, "Nggak kok! Gantengan Sunghoon—EH?!"

Sial. Dirinya keceplosan. Takut-takut ia menatap Sunghoon yang juga memaku pandang ke arahnya dengan satu alis terangkat. Jake tidak bisa lebih lama lagi di sini. Dia harus kabur!

Melting Down ; SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang