Malam dimana Yoon So Hee mabuk.
Cheonsa mendengus memandangi layar ponselnya. Apa Luhan sedang sibuk sampai tidak membalas pesannya?
"Sudahlah. Lebih baik aku ke apartemennya, siapa tau dia pasti sudah pulang." Cheonsa segera meraih coat miliknya dan memakainya.
Cheonsa membuka pintu kamar. Dia hampir terlonjak kaget melihat sosok yang sedang menyilangkan kedua tangannya, memandangnya.
"Astaga! Ayah!"
"Mau kemana malam-malam?" tanya Baekhyun.
"Mau clubbing," balas Cheonsa sekenanya.
Baekhyun melotot, matanya bahkan sepertinya hampir keluar. "Apa? Sejak kapan kau suka clubbing? Hei, kau itu seorang jaksa, bagaimana bisa clubbing?"
"Kenapa tidak bisa?" Cheonsa menaik sebelah alisnya. Berusaha menjahili ayahnya.
Baekhyun maju mendekat. "Jadi kau mau clubbing? Kalau begitu langkahi dulu mayatku, Byun Cheonsa."
"Ayah juga suka clubbing saat muda," celetuk Cheonsa dengan wajah santainya.
"Apa? Siapa yang bilang?"
"Uncle Niel." Lalu Cheonsa melihat reaksi ayahnya itu. "Astaga, jadi benar? Aku kira uncle Niel hanya bercanda."
Baekhyun kembali melotot. "Ayah tidak clubbing! Ayah hanya minum di club! Itu saja! Lagi pula ayah melakukannya sebelum mengenal ibumu. Saat ayah masih berandalan."
Cheonsa mengerjap. "Jadi ayah pernah menjadi pria berandalan sebelum menikah dengan ibu?" tanyanya terkejut.
Cheonsa memandang Baekhyun yang terdiam. Dia mengernyit, seingatnya ibunya bilang jika ayahnya itu adalah pria baik-baik bahkan disaat sebelum mengenal ibunya.
Ohya, dan dia juga tau mengenai cerita konyol bagaimana ayah dan ibunya bertemu pertama kali. Yaitu saat kalung ibunya menyangkut di kancing kemeja ayahnya. Lalu ayahnya langsung meminta ibunya itu menjadi kekasihnya, bahkan di tengah jalan. Memang luar biasa sekali pria bernama Byun Baekhyun ini. Bisa-bisanya mengajak ibunya berpacaran padahal kenal saja tidak.
Baekhyun berdehem. "Tidak. Tidak. Mana mungkin ayah berandalan? Maksud ayah.....itu...emm...ah sudahlah. Dan juga seberapa spesialnya si kuda nil itu? Kau merubah panggilan pada semua orang termasuk padaku."
"Tapi kau masih memanggilnya uncle Niel."
Cheonsa tersenyum jahil. "Dia kan uncle kesayanganku yang paling tampan."
Baekhyun mencebik. "Bukankah katamu Sehun yang paling tampan? Bahkan kau bilang jika kau ingin menikah dengan Sehun saat besar. Karena Sehun memintamu menikah dengannya."
Seketika Cheonsa tertawa. Mengingat perkataannya saat kecil. "Ya ampun benar juga. Bisa-bisanya aku berkata seperti itu."
Cheonsa melangkah melewati Baekhyun masih dengan sisa tawanya, tapi ayahnya itu kembali menahannya.
"Mau kemana? Bukankah ayah bilang langkahi dulu mayatku jika kau ingin clubbing?"
Cheonsa berdecak. "Aku akan menemui Luhanku. Calon menantu kesayangan ayah. Aku akan ke apartemennya."
"Kenapa harus malam-malam? Apa yang akan kalian lakukan di apartemen?"
Cheonsa baru saja hendak berkata jika pikiran ayahnya itu sangat kotor, jika saja Sena tidak muncul.
"Kenapa pikiranmu kotor sekali, Baekhyun? Apa aku harus mencuci otakmu?" Dan hal yang ingin dikatakannya terwakilkan oleh Nyonya Park Sena yang terhormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTRICATE
Fanfiction(On Going) SEQUEL ANIMOSITY - Disarankan membaca Animosity terlebih dahulu sebelum membaca ini - Byun Cheonsa tidak pernah menyangka kerumitan dalam hidupnya di mulai sejak kedatangan seorang Park Chanyeol yang kemudian disusul oleh kematian seorang...