Mobil sport hitam itu terlihat memasuki area pondok, keluar lah seorang pemuda tampan dengan rahang tegas, hidung mancung, bibir tipis dan mata tajam tapi selalu meneduhkan, seseorang yang selalu di segani jika berada di kantor nya. Hal pertama yang ia lihat adalah banyak orang yang berlalu lalang dengan pakaian sarung, baju koko dan peci yang melekat di kepala mereka, Ayas tau pasti mereka adalah santri-santri disini. Tidak lama kemudiaan Ayas dan kedua orang tua nya pun masuk ke area ndalem.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh" ucap kedua orang tua Ayas, dirinya tidak ikut mengucapkan salam karna mungkin orang tua nya saja sudah cukup pikir nya
Jangan di tanya bagaimana raut wajah Ayas, ia sudah memasang wajah malas dengan semalas-malas nya.
"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh, wah sudah sampai ternyata mari masuk" sambut Abi Zayin gembira
Abi Zayin pun menghampiri mereka dan meregangkan tangan nya untuk memeluk ayah Ayan, begitu pun dengan istri mereka juga melakukan hal yang sama, lama sudah rasa nya mereka tak berjumpa karna mungkin jarak mereka yang terlalu jauh dan kesibukan nya membuat mereka jarang berjumpa. Zayin dan Ayan berteman sudah cukup lama, dulu mereka di pertemukan dengan urusan kerja sama bisnis mereka di bidang kuliner, dan ternyata pertemanan mereka berlanjut sampai mereka akan menjadi besan.
"Mari silahkan duduk" ucap Umi Hana mempersilahkan
Merekapun duduk di tempat yang sudah di sediakan.
"Nah Zayin ini putra ku yang kemarin aku ceritakan" tunjuk Ayah pada anak di sampingnya
"Mahsyaallah" kagum Abi dengan menatap Ayas
"Ayo salaman yas" suruh Ayah
"Ayas om" ucap Ayas dengan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Abi Zayin
"Panggil Abi aja" ucap Abi dengan senyum lebar nya dan menerima jabatan tangan Ayas
"Bentar ya Umi panggil Aira nya dulu" ucap Umi beranjak dari tempat duduk nya
Sekarang Aira sedang berada di ruangan guru, ia sedang menilai hasil dari tugas-tugas yang ia berikan kepada santriwatinya, tapi entahlah dirinya merasa tidak tenang dan pikiran nya pun terus memikirkan masalah perjodohan nya itu apalagi mereka akan datang hari ini. Hingga seorang santriwati datang dan memberitahui nya bahwa diri nya di panggil oleh sang Umi untuk ke ndalem.
Seketika perasaan Aira menjadi tak enak, Ada apa ini? Apakah mereka sudah datang? Entahlah Aira pun tak tau itu. Dengan segera Aira pun menghentikan aktivitas nya dan berlajalan menuju ndalem.
Sesampainya di depan ndalem ia melihat sebuah mobil yang asing baginya dan itu membuat Aira gugup dan deg-degan, Aira pun berjalan masuk karna ia tidak ingin terlalu lama dengan rasa penasaran nya.
"Assalamu'alaikum" ucap Aira
Semua orang yang di dalam pun menengok dan melihat siapa yang datang, begitupun dengan Ayas yang sedari tadi hanya menunduk dan diam saja, namun ketika mendengar suara itu, jantung nya berdetak jauh lebih cepat dari biasa nya, perasaan apa ini? Entahlah dia pun tak tau dengan apa yang dirasakannya saat ini.
"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh" jawab semuanya terkecuali Ayas ia lebih memilih menjawab nya dalam hati saja, mungkin itu sudah cukup pikir nya
"Nak ayo kemari" ucap Umi Hana
Aira pun berjalan menuju dimana sang Umi berada dengan menundukkan kepalanya kebawah.
"Nah Aira kenalkan ini Tante Indri dan Om Ayan" ucap Umi menunjuk calon besan nya itu
"Ayo salaman dulu" tambah nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Ustadzah
Teen FictionBanyak cerita yang awalnya tidak suka tapi setelah lama selalu bersama rasa suka dan cinta pun mulai tumbuh. Apakah cerita itu juga akan terjadi pada seorang pemuda yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nya dengan seorang wanita anak dari salah s...