"Heishh!!"
-
"Hhhhhhh!"
Desahan panjang terdengar mengudara. Han Do Yoon tengah menengadah menatap langit dengan mata terpicing. Angin yang berhembus membelai wajahnya perlahan membawa pikirannya terbang entah kemana.
Sejauh ini, dia telah melangkah cukup baik meninggalkan masa lalunya. Dia telah memilih jalan yang membuatnya tak lagi mengingat kenangan menyakitkan itu. Kenangan yang membuat hidupnya hancur dan dipenuhi penyesalan.
Namun, beberapa saat tadi, apa yang telah diusahakannya selama ini itu hampir saja roboh hanya karena seorang gadis musim semi yang baru ditemuinya sore tadi. Dimana jiwa seorang pengacara nya kembali membara saat tiba-tiba mendengar bahwa tempat ini, Kosan Jeju akan segera hilang dan Bibi Nam yang dicurigai telah hilang karena diculik.
"Tapi, sejak beberapa hari terakhir, aku kesulitan untuk menghubungi nenekku. Han Do Yoon ssi, apa kau tahu dimana dia berada?"
Masih terekam jelas dalam ingatannya seorang Kim Na Ra yang sangat putus asa mencari keberadaan neneknya. Ditambah wanita itu yang memohon meminta bantuannya,
"Kau dengar kata orang tadi kan? Mereka akan melakukan apapun untuk mendapatkan tempat ini. Aku yakin, mereka pasti telah melakukan sesuatu yang buruk pada Nenek."
"Han Do Yoon ssi. Aku tahu kita baru saja bertemu dan aku pasti hanya orang asing bagimu. Tapi aku mohon dengan sangat padamu, Han Do Yoon ssi. Maukah kau membantuku mencari nenek? Maukah kau mempertahankan tempat ini?"
"Apa yang harus kulakukan?" Imbuh Han Do Yoon diudara.
Hatinya kini tengah berteriak frustasi kala merasakan bahwa ada yang tak beres sedang terjadi. Jiwa lawyernya seakan bergejolak kembali kala mengingat bahwa Bibi Nam sedang membutuhkannya untuk menegakkan keadilan.
Tapi, Han Do Yoon sudah bersumpah untuk meninggalkan profesinya. Dia telah berjanji untuk tak lagi berurusan dengan hukum dan manusia. Dia lebih memilih berurusan dengan Tuhan saja karena satu kesalahan besar yang pernah dibuatnya.
-
"Nenek. Sebenarnya kau ada dimana?"
Kim Na Ra bergumam usai menghempaskan tubuhnya diatas pembaringannya. Langit-langit kamar yang berwarna putih itu menjadi satu-satunya pemandangan yang kini dilihatnya.
Kim Na Ra bahkan belum sempat membersihkan diri semenjak menginjakkan kaki di kamar dengan sandal rumah yang masih ia kenakan. Hari ini terlalu banyak kejutan yang telah membuat otak dan pikirannya mengebul saking penuhnya.
"Aku harus mencarimu kemana? Aku harus menyelesaikan masalah ini mulai dari mana?" Desahnya gusar.
"Aku benar-benar bingung, nek. Aku tak tahu harus bagaimana?!" Na Ra menutup kedua mata dengan tangannya lalu terisak sendiri disana.
"Tak ada yang bisa membantuku disini. Mereka benar-benar asing untukku. Aku sungguh tak tahu asal muasal tempat ini. Aku bahkan tak pernah tahu bagaimana awal mula nenek menjadikan rumah ini sebagai kos-kosan." Racaunya dalam tangis.
Kim Na Ra betul-betul tak tahu harus berbuat apa saat ini. Usai menerima ancaman dari SMS tadi, pikirannya mendadak buntu, ditambah masalah si gadis penghuni Kosan lantai paling atas tadi, sungguh membuatnya naik darah. Karena mengancam bunuh diri, akhirnya kedua orang tua gadis tadi mengalah dan pulang tanpa membawa anak mereka.
Mengingat hal itu Kim Na Ra yang beberapa saat lalu tenggelam dalam tangisnya pun kembali mendongkak. Dia mencoba mengkilas balik perkataan orang tua gadis tersebut,
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan Jeju
FanfictionKim Na Ra memutuskan meninggalkan segalanya di Seoul untuk kembali ke kampung halamannya, Jeju setelah neneknya mendadak hilang tanpa kabar dan meninggalkan sepetak gedung Kosan berisi orang-orang misterius yang mau tak mau harus dia urusi disana. ...
KJ - 6 : Eodiya?
Mulai dari awal