34. Sight

1.9K 378 32
                                    

Jawa Tengah | 15 Agustus 2021
By : GwenXylona

-Sight-

Terkadang, seseorang memilih untuk menghindari sesuatu yang menurutnya sulit di gapai, tak jarang pula ada manusia teguh yang justru tergiur akan sesuatu yang penuh tantangan itu untuk membuktikan sejauh mana dirinya bisa bertahan ditengah kehancuran yang mungkin akan menerpa ditengah perjalanan. Sekuat cakrawala yang ditakdirkan utuh selamanya, setenang telaga yang tak sungkan diringi ribuan kehidupan, selembut awan yang setia akan beban, manusia harus siap menopangnya seperti itu.

Memilih menghindar terkadang, ah tidak hanya terkadang, melainkan sebuah pilihan yang menurutnya sedikit tepat dibanding harus merasakan keringat bercumbu dengan napas lelah. Tetapi tak menutup kemungkinan jika sesuatu tersebut akan lebih besar suatu hari nanti yang justru tak mampu ia lewati. Maka dari itu keputusannya bulat untuk pulang.

Melakukan panggilan menggunakan apple watch di tangan kirinya, Jaehyun bersuara "Wu, kemasi barang-barang gue, abis itu bawa pulang. Uang buat tiket pakai punya lo dulu nanti gue ganti. Gue udah di bandara, lo balik ke Jakarta kalau urusan kerjaan selesai."

"Tapi, Bang. Besok masih---"

"Atau kalau lo nggak mau urus, batalin aja kerjaan gue. Nggak apa-apa."

"Gila lo, Bang. Miliaran rupiah dibiarin begitu aja---"

"Yaudah urus! Gampang kan."

"Oke, hati-hati" pasrah Jungwoo.

Panggilan dimatikan sepihak oleh Jaehyun, "Maaf, Pak. Tolong putar arah ke bandara" tuturnya halus kepada sopir taksi didepan yang mengangguk patuh.

Jaehyun tidak pernah lari dari masalah sebelumnya, sebab Papa mengatakan 'Kalau Mas lari dari masalah, masalah itu akan terus mengejar Mas. Beda cerita kalau Mas mencoba menghadapinya, masalah akan pelan-pelan berdamai sampai bertekuk lutut dengan kesabaran yang Mas punya'. Ya walaupun ayahnya itu tidak pernah punya bakat sebagai motivator, Jaehyun sedikit mengacungi jempol jika Papa lumayan pandai mengurai kata.

Tetapi untuk kali ini, Jaehyun akui dia lari sekuat tenaga menjauhi segalanya, bukan dia takut menghadapi, melainkan tak kuasa menghadapinya. Waktu setengah tahun bukanlah waktu yang pendek, setidaknya satu semester terlampaui dalam waktu itu. Dan hingga sekarang Jaehyun masih diam, itu bukan Biantara yang dikenal banyak orang, Biantara harus berani.

'Gulali kesukaan adikmu itu manis, Mas. Tapi bisa bikin adek sakit gigi. Beda sama jamu yang diminum sama Mbah, Mbah ndak sakit justru waras-wiris.'

Jaehyun sedikit terkekeh "Bohong, kadang Mbah masih suka encok kok"

♡♡♡

"Maafin, Abang."

Jeno yang mulanya mengunyah keripik kentang itu seketika tersedak saat Mark datang mendekatinya di sofa. Hari ini Jeno pulang ke rumah sebab kamar mandi apartemen rusak, masih proses perbaikan, Jeno tidak enak jika harus ke toilet umum, jadilah dia memilih pulang sekalian merecoki Mark.

"Gue masih mau minta maaf masa lo udah sekarat aja sih, Jen." laknat, Mark malah tertawa melihat Jeno tersedak hingga wajahnya memerah.

Jeno segera mengambil jus di tangan Mark dan meludeskannya membuat Mark melotot tidak terima, semangka kasihnya berdansa di perut Jeno, harusnya di perutnya! "Itu punya---"

"Lo lebih milih jus semangka atau gue??" sela Jeno saat Mark hendak protes.

"Semangka lah" sahut si abang cuepet kayak gledek.

Linier [Babu Lee]Where stories live. Discover now