Chapter Four : Final Exam

Mulai dari awal
                                    

" aku lebih suka belajar dibanding berburu."

" Wow, suatu yang mengejutkan ternyata di dunia ini masih ada yang suka belajar?" Jaemin terkekeh.

" dan kau hwang hyunjin, kau berasal dari mana?"

" panggil saja Hyunjin, aku berasal dari kerajaan kecil bernama Norotika." Jaemin berOh ria.

" Kau pasti seorang penerus takhta kerajaan kan?" hyunjin menyiritkan keningnya.

" Darimana kau tau?"

" Pembawaanmu seperti anak bangsawan, bagaimana caramu berdiri, duduk, dan memanah barusan skill kerajaan sekali." Hyunjin terkekeh.

" Tapi aku tak pintar sepertimu, kau jenius yang sebenarnya." Jaemin tak menyangka hari pertamanya sekolah ia malah medapatkan banyak pujian dari teman-temannya, ia tak berekspektasi sampai kesini.

Selesai dengan tes memanah kelompok satu segera di giring menuju tes kedua yaitu memakai pedang, di permainan ini para siswa di harap memakai baju zirah yang terbuat dari besi bisa melindungi mereka dari sayatan mata pisau pedang, Jaemin kembali di panggil menjadi peserta pertama, ia sudah memakai baju zirah yang cukup berat, ia mengambil pedangnya di hadapamnya ada kakak kelasnya yang menjadi lawan.

" Ayo lawan aku!" ucap kakak kelasnya, terdengar sorakan semangat dari banyak orang di lapangan, Jaemin memegang erat pedangnya, ini kali pertamanya ia memegang pedang.

Jaemin mulai menyeodorkan pedang itu pada lawannya namun kakak kelasnya ternyata sangat hebat, ia lihai sekali memakai pedang bahkan berkali-kali pedangnya mengenai tubuhnya, di tes ini Jaemin gagal ia tak pernah memakai pedang sekalipun bagaiman ia bisa mengalahkan kakak kelasnya yang sangat lihai.

Trang!

Trang!

Trang!

Suara pedang beradu itu terdengar keras belum lagi suara sorakan penonton, satu acara yang sangat di nanti banyak siswa ketika penerimaan siswa baru adalah satu lawan satu pertarunan pedang.

" kau tak apa?" Tanya kakak kelasnya menjulurkan tangan membantu Jaemin untuk bangkit, Jaemin memmbuka pelindung kepalanya nafasnya memburu.

" Aku baik, terimakasih kak." Kakak kelasnya tersenyum.

" Kau hebat." Jaemin ikut tersenyum.

Selesai dengan tes penggunaan pedang sekarang sang guru besar mengarahkan mereka ke sebuah taman yang lebih mirip hutan belantara diamana ini tes terakhir dalam tahapan tes fisik.

" kita sudah ada di tahap terakhir tes fisik, sekarang yang kalian lakukan adalah bertahan di dalam monspire atau taman belantara selama mungkin tanpa menggunakan senjata apapun, tapi kalian bisa menggunakan sihir yang sudah kalian pelajari, banyak jebakan dan rintangan yang membuat kalian dinyatakan gagal dalam tes ini jadi berhati-hatilah." ucap Suho.

" baik lehrer!"

" silahkan masuk." Suho membuka gerbang monspire dan mempersilahkan siswa kelompok pertama untuk masuk.

Selama di dalam Jaemin bersama Haechan jalan beriringan, sekarang mereka bingung antara belok ke kanan ke kiri atau jalan lurus ketengah, namun siswa lain tak ada yang memilih jalan tengah.

" Ingat perkataan orang tua, tidak ada jalan tengah untuk semua masalah." ucap seorang siswa culun berkacamata.

" Apa kita harus jalan ke kanan atau kekiri juga?" Tanya Haechan.

" entahlah, menurutmu yang mana? Kita tidak punya waktu banyak." jawan Jaemin.

" Baiklah, kita pilih jalan tengah karena jalan tengah selalu memberi keberuntungan itu menurutku." Ucap Haechan sembari menatap Jaemin.

" Baiklah."

Mereka terus berjalan suara burung hantu mengisi keheningan diantara mereka, Jaemin jadi ingat ketika ia melawan beruang besar di hutan sendirian dan itu juga pembelajaran yang membuatnya selalu berani dengan apapun yang terjadi.

Srak!

Sebuah bayangan hitam lewat di depan mereka membuat Haechan langsung memluk tubuh Jaemin.

" tenanglah, itu mungkin hantu." ucap Jaemin.

" Hantu kau bilang? Itu menakutkan bodoh!" ucap Haechan sembari meremat lengan Jaemin.

" apa yang harus kita takutkan di dunia ini? Semua di dunia ini mengancam kita."

" kau benar, oh iya! apa kau memiliki ilmu sihir? Maksudku sudahkah kau mempelajarinya? Aku hanya tau cara memindahkan benda saja." 

" Entahlah, aku tak mempelajari sihir apapun." Jawab Jaemin.

" Apa?! Lalu bagaimana kita bertahan hah?!"

Srek!!

Kembali bayangan hitam itu leawat di hadapan mereka, Haechan semakin ketakutan sekarang.

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Tess masuk ceritanya, okelah terimakasuh sudah baca jangan lupa vote dan komen untuk mengapresiasi karya author, See u in next chapter pai pai!!

Sunny pwark. Agust 17, 2021.

Acttledon : The God Of War [ Nomin ] || [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang