"CAKEP!!!"
"TERNYATA SAINGANNYA LEBIH GLOWING!!"
"YHAAAAAAAAAAAAA!"
"GAK ADA KABAR KIRAIN TIDUR!" tambah Delvin yang juga ikut berteriak.
"CAKEP!!"
"TERNYATA PAS DI LIAT STORYNYA LAGI JALAN SAMA YANG LAIN!!"
"YHAAAAAAAAAAAAA!"
Semua tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Ronel dan Delvin, berbeda dengan Reksa dan Bima yang asik dengan dunia mereka masing-masing. Reksa yang fokus dengan ponselnya dan Bima yang fokus dengan bukunya.
Berbeda dengan Aurora, harusnya dia ikut andil dalam kerusuhan kelas ini. Tetapi sedari tadi dia hanya diam menelengkupkan kepalanya di atas meja, pusing.
"Marhaban tiba... Marhaban tiba... Tiba-tiba Marhaban..." nyanyi Gibran seraya memukul-mukul meja sebagai alat musik.
"Marha—"
"BISA DIEM GAK!" bentak Aurora kesal.
Gibran mengangkat kedua tangannya.
"Oke, gue diem."Sontak semua diam karna bentakan Aurora. Tidak biasanya, malahan sering dia yang jadi profokator jika dalam keadaan seperti ini. Reksa yang tadinya bermain game di ponselnya ikut menatap Aurora bingung.
Reksa menghampiri bangku Aurora. Menarik kursi yang kosong dan duduk tepat di samping bangku gadis itu.
"Kenapa?" tanya Reksa lembut.
"Pergi sana," ujar Aurora mendorong-dorong bahu Reksa pelan karna dianya tidak punya tenaga lebih.
Reksa sedikit terkejut melihat wajah Aurora yang pucat.
"Lo kenapa? Sakit?" tanya Reksa khawatir.
Kembali menelengkupkan kepalanya di atas meja, di tambah suasana kelas yang begitu rusuh benar-benar membuat kepala Aurora tambah pusing.
"LO PADA BISA DIEM GAK?" bentak Reksa kelewat kesal.
Semua diam karna bentakan Reksa, mereka lebih memilih pura-pura sibuk dengan aktivitas masing-masing dari pada membuat ketua Revlaz ini marah.
Reksa kembali menoleh ke arah Aurora khawatir. "Kita ke UKS ayo,"
Aurora menatap Reksa. "Pusing,"
"Makanya ayo gue anter ke UKS,"
Aurora kembali menggeleng, memilih meletakkan kepalanya di atas meja. Mungkin ini karna dirinya yang belum makan apapun sejak pagi hingga berakhir seperti ini.
Semua penghuni kelas hanya diam menyaksikan interaksi Reksa dan Aurora, tidak berani ikut campur takut membuat Reksa kembali marah.
Reksa menghela napas berat, menarik kursinya agar lebih dekat dengan Aurora kemudian mengusap-usap pucuk kepala gadis itu pelan.
BRAK!
Reksa menatap tajam pelaku yang membuka pintu kasar tadi. Karna ulahnya Aurora spontan mengangkat kepalanya.
"Bisa santai gak?" ujar Delvin menatap Aldo kesal.
Aldo menggaruk tengkuknya, apalagi dirinya di tatap semua penghuni kelas dan di tatap Reksa tajam membuatnya tidak bisa berkutik.
"S-sorry, gue cuma mau bilang ada anak baru gitu doang sih, hehe." ucap Aldo cengengesan tidak jelas.
Kompak seluruh penghuni kelas kembali ricuh, berbeda dengan Aurora yang menatap Aldo malas, info yang tidak menarik sekali menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGAREKSA [Terbit]
Teen Fiction"Ngapain di sini?" tanya Reksa tidak suka. "Balapan dong," jawab Aurora mengibaskan rambutnya, sombong. "Pulang!" titah Reksa mutlak. ━━♡━━ Kisah tentang Reksa ketua Revlaz, laki-laki penyuka permainan bola voli, sifat yang terkenal kejam dan kasar...
12. MURID BARU
Mulai dari awal