"Sekarang, kalian berdua sudah sah menjadi pasangan suami istri. Jadi, bergelut di bawah selimut lah dengan sepuasnya." Mendengar kata pak penghulu tersebut, Grana tersipu malu. Leon malahan menatapnya aneh, ini mengerikan bagi Grana.
"Jangan lupa cerita ke kita ya Na," celetuk Rehan cekakakan.
Lantas, Rehan langsung mendapat lemparan tatapan tajam dari Geisha. Oh ya, Rehan sudah memiliki kekasih sekarang. Yaitu Geisha, adik kelasnya waktu SMA.
"Aduh," rengek Rehan, karena Geisha mencubit perutnya.
"Moga langgeng sampe kakek nenek ya Na, Le, doa terbaik buat kalian." ujar Reno dengan tulus.
Grana semakin terbawa suasana, semua orang yang ada di sana mendoakannya dengan Leon. Ini adalah salah satu insiden sakral dalam hidupnya, ia sudah mejadi seorang istri.
"Sekarang, sesi pemakaian cincin." Pak penghulu mengarahkan keduanya agar segera pasang cincin pernikahan secara bergantian.
Leon duluan yang mengambil tangan kanan Grana, kemudian dengan lembut memasangkan cincin di jari manisnya. Semoga setelah ini, Leon memperlakukannya dengan baik. Gadis itu kasian sekali, sedari kecil belum mendapatkan kasih sayang sepenuhnya.
Bergantian, Grana yang menyematkan cincin pernikahan di jari manis Leon. Acara ini begitu berjalan lancar, membuat semuanya tak terasa sudah hampir selesai.
Kini, sesi pemotretan sudah dimulai. Leon dan Grana juga sudah beberapa kali ganti pakaian untuk dipotret, dari keluarga sampai kerabat dekat.
"Silahkan kalau teman-temannya mau ikut foto, untuk mempersingkat waktu." Kameramen berargumen.
Reno dan Digo adiknya, Rehan dan Geisha, Roy yang menggandeng Nasya, Gabriel yang dirangkul Gerry, Daren dengan Cantika calon istrinya, dan Gevan teman lama Leon naik ke atas panggung tempat pemotretan.
Semuanya berbaris rapi, dari pose yang disarankan kameramen sampai pose bebas sudah selesai.
"Hidup bahagia selamanya ya, jangan lupa buatin gue ponakan yang cakep!" Reno menyalami Leon lalu memeluknya dengan menepuk pundaknya.
"Tenang aja, ntar gue buatin dua," jawab Leon dengan enteng. Disambut dengan gelak tawa yang lainnya, tidak dengan Grana yang mukanya sudah memerah.
"Selamat ya Kak, semoga kalian berdua bahagia terus." Digo menyalami keduanya, yang disambut senyuman oleh Grana dan Leon.
"Makasih, Digo."
"Jangan lupa, malam pertama live streaming yak!" Dengan songongnya, Roy meminta hal frontal tersebut meskipun hanya lelucon.
"Oh tidak semudah itu Ferguso!" Lagi-lagi mereka semua tertawa.
"Gak apa-apa deh Lo duluan Na, yang penting jangan lupa ponakan gue harus kembar, kalo bisa laki sama cewek. Oke?" Nasya memeluk sayang pada sahabatnya itu.
"Oh ya, Leon, awas aja kalo Lo berani sakitin sahabat gue. Leher Lo bakal gue potong jadi 10, ngerti?" Nasya memperingati Leon, ia tak mau ada seseorang yang menyakiti sahabatnya lagi.
Cukup masa lalu saja yang suram dan menyakitkan, untuk masa depan tidak boleh.
"Grana bakal jadi ratu kalo sama gue, tenang aja." Leon memastikan.
"Ntar malem siaran langsung ya, kalo enggak ya video call gue aja juga gak apa-apa Na. Guemau liat," canda Rehan keterlaluan, ini mah memperlakukan.
Tentu saja Leon langsung menatap tajam Rehan, mulut cowok itu memang selalu begitu dari dulu.
"Eh, canda Leon ih. Mulut gue emang gini, maaf ye." Rehan nampak ngeri pada tatapan Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Bad Girl [TAMAT]
Teen Fiction"Gue mau temenan sama Lo, boleh gak?" ujarnya, membuat Grana tertawa. "Yakin Lo? Gue jahat, gue bukan cewek dan temen yang baik buat Lo! Mending cari temen lain aja!" balas Grana, ia sadar diri ia siapa. - "Kamu!" Satu tamparan keras melayang lagi...
[53]
Mulai dari awal