BAB 3 : MEETING PERTAMA JUNGLE SCREAM

Mulai dari awal
                                    

Kireina terdiam sebentar, kemudian, "menurut aku,  dalam hal ini Jeany pasti paling tahu, konten seperti apa yang berpotensi mengundang  followersnya untuk nge-like," jawab Kireina.

"Pendapat Kireina bener, logika-nya memang seperti itu," ucap Jordan menanggapi. 

"Mmm kalo gue sih lebih banyak konten nari, soalnya gue-kan ikutan nari tradisional dari kecil, sekarang gue lagi ngedalamin zumba dan modern dance," ucap Jeany.

"Oh, kirain joget ala alay gitu, he-he," celutuk Steve.

"Sembarangan lu," ketus Jeany.

"Oh ya, aku ada ide, gimana kalo tarian Jeany kita padu dengan make up yang spektakuluer, jadi setiap gerakan ganti make up, terus kita padu sesuai dengan lagu, konsepnya kita ambil dari berbagai karya sastra di Indonesia, bisa legenda, hikayat atau mungkin tokoh pejuang wanita Indonesia," ucap Kireina tiba-tiba dengan nada semangat.

"Maksudnya ngambil dari ide sastra atau pejuang wanita?" tanya Jeany hendak memastikan.

"Setiap tarian mewakili satu ide cerita sebuah sastra, kita cukup milih tiga atau maksimal lima  karya," jelas Kireina.

"Yo maaan, Kireiana...you are the best, nggak heran lu jadi juara satu waktu dikelas X" puji Steve. Jordan dan Jeany terlihat puas dengan ide itu.

"Wait...wait, tapi siapa yang bakal make-up? Kita panggil make up artis gitu?" tanya Jeany.

Semua terdiam namun tidak Kireina, "aku yang akan make up, tapi itu-pun kalo kalian percaya," sergap Kireina. 

"Aku percaya kok Rein, "ucap Jordan meski dalam hatinya agak ragu mengingat penampilan Kireina yang cupu. Kireina tersenyum pada Jordan,  tapi ia tahu mimik teman-temannya memancarkan keraguan.  Kemudian ia berdiri menuju tas-nya untuk mengambil handphone yang sejak tadi dibiarkan saja berada dalam tas.

Sejenak terlihat ia mengutak-kutik handphonya hingga, "Ini akun aku," ucap Kireina sembari menunjukkan pada Jeany. Di akun itu terlihat karya-karya Kireina. Sebagian memang wajahnya, sebagian lagi orang lain yang wajahnya disulap oleh Kireina dengan tekhnik make up tingkat expert hingg bisa terlihat seperti tokoh-tokoh film, bahkan followersnya jauh melampaui Jeany.

"Lu tuh benar-benar diluar dugaan ya Re'," ucap Jeany pada Kireina. "Maksud gue, orang nggak akan ada yang nyangka, dengan penampilan lu yang...maksud gue klasik sih, tapi justru karena kalsik itu...ya pokoknya lu tau deh maksud gue, dan..." lanjut Jeany namun tidak selesai akibat speechles.

"Dan kita harus akui, bahwa semenjak ada lu Jor, Kireina lebih beda, udah nggak pelit suara kaya dulu, ha-ha, jangan ge-er Jor, he-he'?" sergap Steve.

"Bukan karena gue kok, sejak awal ketemu gue udah tau Kireina beda, punya kekuatan yang hebat, hanya saja, sengaja disembunyikan," sambung Jordan.

"Eh..maaf ya, aku terlalu banyak bicara ya?" ucap Kireina kikuk sambil membenarkan memegang kacamatanya untuk menyalurkan rasa malunya.

"Nggak kok, nggak sama sekali, kita semua malah senang kalo lu seperti ini," ucap Jeany sembari memeluk Kireina.

"Oh iya, kenapa kita nggak pake akun Kireina aja?" sergap Steve tiba-tiba hingga memecah suasana melankolis tadi.

"Iya gue setuju banget," boleh ya please.." Jeany turut menyetujui pendapat Steve dan diperkuat oleh Jordan.

"Boleh aja, tapi karena konsep yang mau ditonjolkan adalah tarian, maka lebih tepat pakai akun Jeany," jawab Kireina. Akhirnya mereka setuju dengan pendapat yang selalu logis dan tidak mungkin didebat itu.

"Oh ya kalo boleh memilih, tema yang kita angkat adalah tokoh pejuang wanita. Semangat kita-kan ngelawan bully, jadi kita ingin menyampaikan sebuah kesalahan jika beranggapan perempuan itu lemah karena dibalik kelembutannya ada sebuah kekuatan dasyat sebagaimana ditunjukkan oleh para Pahlawan Nasional wanita. Disini kita juga mau memberi pesan pada para bullies untuk tidak selalu memandang orang lemah karena dibalik penampilannya yang lemah ada kekuatan dasyat," ucap Jordan berpendapat.

LOVE YOU PUTIH BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang