"Sepertinya kamu salah mengartikan, membunuh dewa artinya mengambil posisinya, kamu harus membuat dewa yang kamu incar memyerahkan kursinya di alam dewa"

"Nah sekarang serahkan biar cepat selesai"

"Oh tidak bisa begitu"

"Jadi ada apa?"

"Jika kalian berhasil menangkap pelakunya, bisakah kalian menyerahkannya ke divisi penyelidikanku dan bukan ke bangsawan lain?"

"Mengapa ngomong ke aku?"

"Nanti aku dikira haus kekuasaan, orang orang ini punya skill halusinasi tingkat tinggi, jika diserahkan ke pihak yang tidak serius, mereka akan kabur lagi"

"Baiklah, aku ingin kamu memberikan stempel dan capmu terlebih dahulu"

"Jangan kamu pakai secara sembarangan ya"

"Tidak akan"

Aku mengeluarkan kertas gulungan dan menulis di atasnya, isinya adalah hubungan kami berdua, setelah selesai dia menempelkan stempel dan capnya.

"Mengapa kamu melakukan itu saat di desa kerabatku"

"Aku bisa menebak tindakan orang yang tenang, tetapi aku tidak bisa menebak tindakan orang yang panik, jadi aku ingin melihat tindakanmu saat panik, jika kamu sampai membunuh orang orang yang menyerangmu padahal tahu mereka di kendalikan maka aku akan langsung mengeksekusimu di tempat"

"Jadi itu alasan kamu membuat situasi menjadi membingungkan dan sulit di terka?"

"Tidak juga, aku hanya memaksa Count untuk mengendalikan seluruh orang di desa untuk mengambil senjata dan berjalan ke arahmu dengan aura marah"

"..........."

"Sisanya murni kebodohan seseorang"

"Jadi masalah yang akan kamu berikan itu apa?"

"Rahasia"

"Sudah berapa lama kamu hidup?"

"Ntahlah, aku lupa"

"Apa yang kamu lakukan selama itu?"

"Maaf, itu cerita yang panjang, lain kali aku akan memberitahumu, sampai jumpa"

Dia kemudian berjalan pergi meninggalkan dua buah telur yang dibelinya.

"......."

~~~~~~~~~~~

Aku membuka pintu dengan kakiku karena kedua tanganku memegang telur.

'ng? Ada sepatu'

"Aku pulang"

Aku menurunkan kedua telurku dan membalutnya dengan kain lalu aku mengeluarkan pisau dari storageku lalu melempar ke dekat tikungan dalam rumah dan hampir mengenai kaki orang yang melangkah kemari.

"Wow, bagaimana kalau mengenai kakiku"

"Aku tetap tidak akan bersalah" aku mengeluarkan pisau lagi.

Seorang pria berambut oren berjalan ke pandanganku.

"Untuk apa kamu kemari?, Diusir?"

"Bisakah kamu tenang?"

"Heh, tenang?, Aku sudah tenang, memegang pisau adalah kebiasaanku"

Aku kemudian memutar mutar pisau di tanganku.

"Siapa yang bilang bahwa kamu boleh sembarang masuk ke rumah ini, 51% rumah ini telah kubeli dan perbaiki, otomatis aku yang memiliki rumah"

"Kenapa kau begitu kejam terhadap keluargamu sendiri"

"Keluarga?, Aku selama 11 tahun sama sekali tidak pernah melihatmu, tiba tiba nongol bilang sebagai keluarga?, Lucu sekali, bahkan aku lebih menganggap para petualang di gedung petualang sebagai keluarga ketimbang dirimu"

"Kau dengar itu?, Anak ini berhasil mengalahkan monster saja sudah belagu"

"Ya, aku mendengar"

Aku menggerakkan jariku dan tangan kanannya terputus.

"Apa!??, Aaaarghh!???"

"Teknik penyiksaan, benang maut"

Aku menggerakkan jariku lagi dan kali ini jari jari tangan kirinya.

Saat aku melempar pisau ke depan, aku sebenarnya membuat simpul utama dari skillku, saat aku memutar mutar pisau, aku mengendalikan taliku agar mengelilinginya tanpa terasa.

"Kalau ingin tinggal di rumah ini, hormati aku!, yang duduk di dalam, kemari!"

Seorang wanita berambut oren datang keluar dengan agak ketakutan.

"Kalian pikir monster apa yang aku lawan?, Seekor orc?, Hah, lihatlah dikamarku nanti, ada kepala apa itu"

Aku waktu itu memenggal seekor giant basilik yang lupa dikalahkan Grand duke karena pergi, kepalanya aku bersihkan dan awetkan dan ku pakai menjadi meja, otaknya telah aku keluarkan agar tidak membusuk.

"Aku tidak tahu apa alasan kalian kesini"

Aku bisa membaca misi seseorang, tetapi tidak bisa membaca alasan seseorang.

Aku kemudian memakai healing ke kakak laki lakiku.

"Keputusan berikutnya akan di putuskan oleh ayah, aku beri tahu saja ya, karena diriku, standar ayah menjadi naik sangat tinggi, jangan harap anak seperti kalian bisa mendapatkan hatinya begitu saja"

-----------------

Aku ketik sisa sedikit malah ketiduran, aku bangun lanjutin lalu tidur.

I Will Fulfill All My To-Do Lists In This Fantasy World  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang