36. Peaches

2.2K 358 56
                                    

Jawa Tengah | 24 Agustus 2021
By : GwenXylona

-Peaches-

Satu kata yang menggambarkan segalanya; Bahagia. Ketika seseorang telah merasa bahagia maka luka di bahu seolah lenyap begitu saja. Sederhana, memulai kebahagiaan tidak harus memiliki rumah impian, mobil robot kayak Raffi Ahmad, atau memiliki istri cantik macam Dela Puspita atau suami tampan macam Sehun EXO. Hanya dengan duduk di sunyinya angin sore, dengan langit hendak menyambut ratri dan suara deburan ombak, juga semburat jingga di ufuk barat ditemani burung-burung berterbangan dan batu karang pun sudah menjadi kebahagiaan tersendiri.

Tetapi hal seperti itu tidak berlaku untuk seseorang pengidap thalassophobia dan nyctophobia. Jika mereka yang mengidap fobia tersebut nekat pergi ke pantai hanya untuk menikmati bagaimana cara bahagia orang lain, sama saja dirinya mempermainkan malaikat. Maka dari itu, kebahagiaan seseorang tidak dapat diukur menggunakan derajat yang sama, bahkan ada yang hanya sekedar menyebrangi sungai pun mereka merasakan kebahagiaannya sendiri. Ada juga yang kebahagiannya sedikit merugikan orang lain dan justru menambah catatan dosa-dosannya, Haechan contohnya, dia sangat bahagia ketika berhasil mencuri mangga atau jambu tetangga berakhir kena gampar Jeno dan Renjun.

Tahun telah berlalu, semua sudah berubah. Tiga curut malah sudah menjual apartemen itu untuk biaya tambahan kembali membeli rumah besar yang dulu di kontrak Kakek Lee. Kini rumah itu sudah atas nama mereka, mimpi apa punya rumah buagus macam itu kan, apalagi dengan keringat sendiri. Oh iya, Jaemin juga ikut andil, meskipun dia belum turun tangan naik keatas panggung lagi. Jaemin selama ini hanya menikmati hidupnya sebagai anak broken dengan Jaehyun, hidup seperti biasanya dan sesekali check up ke dokter. Tetapi bedannya, anak kedokteran semester empat---Jaemin mengambil satu tahunnya untuk istirahat membuatnya tertinggal satu tahun dengan tiga curut itu kini menjadi CEO disebuah agensi musik pemberian Mamanya.

Tetapi meskipun begitu, nama Jaemin Biantara selalu ramai diperbincangkan, sebab sebagian besar lagu-lagu Dream Blood adalah hasil renungannya setiap malam. Juga parasnya yang rupawan dan posisinya sebagai putra bungsu dari keluarga Biantara dan juga CEO muda dan calon dokter nantinya. Untuk ukuran pemuda hobi rebahan macam Jaemin, dia termasuk orang yang beruntung sebab diberikan otak yang cerdas dibalik hobi molornya.

Sementara usahanya dulu diambil alih oleh tiga curut. Mereka mengurus usaha kecil yang sekarang menjadi luas bahkan setiap harinya ribuan barang siap di kirim baik domestik maupun luar negri. Hari ini adalah hari sabtu, tiga curut tidak memiliki jadwal sebab baru saja selesai promosi dan memutuskan untuk istirahat.

"Lo beneran nggak mau gabung, Na? Kita cuma bertiga nggak lengkap"

Jaemin yang sibuk menutup lemari es secara perlahan supaya melihat lampunya mati itu dibuat mendengus sebab terkejut akan kedatangan Haechan yang tiba-tiba membuat pintu kulkas yang tadinya masih setengah terbuka kini tertutup penuh sehingga dia tidak bisa melihat lampunya mati "Gue ikut kalian sana-sini yang ada nantangin malaikat maut" jawabnya santai seraya mendekati Haechan dan duduk didepannya.

"Jaem..."

"Hmm?"

Haechan terlihat gusar, tetapi dia sedikit tersenyum pada Jaemin "Kalau gue kembali ke Bang Jo, lo marah?"

Jaemin terkejut, matanya membulat menatap Haechan tidak percaya "Lo bercanda kan?"

"Lo nggak setuju ya? Kalau nggak gue nggak maksa, gue bahagia bernama belakang Biantara."

Jaemin kembali berdiri "Kalau lo mau kesana apa pernah gue larang lo ketemu sama Abang lo, Chan? Terserah lo mau kemana pun gue nggak akan pernah larang apalagi marah, cuma gue harap lo nggak berpikiran buat ninggalin Biantara, gue nggak setuju." tukasnya kemudian pergi dari area dapur.

Linier [Babu Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang