Part 24 END.

Mulai dari awal
                                    

Apakah ia benar-benar hidup normal sekarang layaknya orang-orang diluar sana? Hana sangat bersyukur ketika Tuhan mendengarkan doanya. Secercah harapan yang menghampirinya membuatnya percaya dengan apa yang disebut keajaiban. Bahkan kedatangan Jeon Jungkook dalam hidupnya saja sudah seperti sebuah hadiah yang diberikan Tuhan padanya. Memberikan warna layaknya sebuah pelangi berwarna-warni.

Semua kehidupannya telah berubah. Sang ibu yang menerimanya dan menyayanginya dengan tulus. Membuat sebuah keluarga yang harmonis seperti yang selalu Hana bayangkan. Jeon Jungkook yang mencintainya dengan tulus yang akan selalu disisinya membuat Hana tak pernah berhenti untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang memberikannya begitu banyak cinta, kebahagiaan, yang selalu mengelilinginya dengan orang-orang terkasih.

Hana bersandar pada bahu Jungkook menatap paras tampan sang pria. "Aku sangat bahagia Jungkook, Terima kasih sudah hadir dihidupku."

Jungkook tersenyum kearah sang kekasih. "Aku juga terima kasih Hana. karena kau sudah hadir didalam hidupku."

Pria itu pun mengulurkan tangannya didepan sang kekasih. "Hana-ya... ada yang ingin kutunjukkan padamu."

Hana meraih tangan sang kekasih, menautkan jari jemarinya ketangan sang pria. "Menunjukkan apa?."

Jungkook membawa Hana beranjak dari ranjang. Menatap sang kekasih, mengulas senyumannya.

"Tutup matamu ya."

Hana pun menurut. Menutup kedua netranya dan membiarkan Jungkook menuntunnya.
Membawanya pergi entah kemana.

Dengan hati-hati Jungkook menuntun sang kekasih menuju salah satu ruangan, membuka sebuah pintu didepannya. Masuk kedalamnya. Setelahnya pria itu berdiri dihadapan sang gadis seraya mengulas senyumannya. "Hana-ya buka matamu sekarang."

Perlahan Hana membuka matanya. Menatap seisi ruangan itu. Hana tertegun dan cukup terkejut melihat seisi ruangan itu dipenuhi dengan sebuah lukisan yang terpajang disetiap sudutnya serta sebuah foto polaroid yang tergantung dengan indah beserta cahaya yang berkerlap-kerlip menghiasinya.

Dalam lukisan itu tampak tak familiar baginya, serta foto-foto polaroid Jungkook saat bersamanya selama ini.

"Ini semua..."

"Selama menunggumu, aku menghabiskan waktuku melukiskan semua kenangan kita dalam ingatanku, aku menyadari, setiap hal yang kulalui bersamamu, setiap waktu yang kita habiskan bersama begitu berarti bagiku Hana."

"Aku takut saat kau terbangun kau tak mengingatku, jadi aku mempersiapkan ini semua agar bisa menyakinkanmu "

"Aku takut kehilanganmu... tapi sekarang aku lega, karena kau mengingatku."

Hana pun menitikan air matanya. Ia begitu terharu dengan ucapan Jungkook. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan Jungkook yang begitu berarti baginya. Hana tak akan pernah mungkin melupakan sang kekasih yang begitu ia cintai.

Jungkook yang melihat Hana menangis. Tangannya pun terulur mengusap pipi sang gadis, menyeka air matanya yang terus turun membasahi pipinya. "Kenapa menangis? Hm?."

"Aku tak akan mungkin melupakanmu Jungkook... kau begitu berarti bagiku... terima kasih untuk segalanya Jungkook..."

"Terima kasih... karena sudah menungguku selama ini..."

Jungkook mengulas senyumannya kearah sang kekasih. "Kekasihku ini cengeng sekali ya, membuatku harus extra membahagiakannya."

Hana pun perlahan berhenti menangis, meski air matanya masih saja terus turun. Mengulas senyumannya dihadapan sang kekasih. "Bahkan saat ini kau sudah membuatku bahagia."

Jungkook membelai pipi Hana dengan sayang. "Mulai sekarang aku akan selalu disisimu. Aku akan menjagamu Hana. sampai kapanpun dan selamanya."

Jungkook menggenggam tangan Hana dibawah sana, menautkan jari jemarinya dengan sang kekasih. "Ayo kita menikah Hana-ya."

Hana tertegun setelah mendengar ucapan Jungkook. Menatap netra sang pria yang terlihat begitu tulus padanya membuat Hana menyunggingkan senyumannya. Menggenggam erat tangan sang kekasih. Memajukkan wajahnya mencium bibir Jungkook sekilas. "Apa kau sedang melamarku Jeon Jungkook?."

Jungkook pun menangkup wajah Hana. Menatapnya dengan lekat. "Aku serius Hana, aku berjanji akan menjadi suami yang baik dan Ayah yang baik untukmu dan anak kita, aku juga sedang magang di perusahaan, aku berjanji akan bertanggung jawab dan menafkahimu Hana."

"Aku bersungguh-sungguh Hana-ya."

Hana segera mengecup bibir Jungkook yang sedari tadi terus berbicara tanpa henti. "Aku menerimamu Jungkook, setiap kekurangan dan kelebihan dalam dirimu, aku menerimanya, aku menerima lamaranmu."

Jungkook mengulas senyumannya. "Aku tau aku masih memiliki banyak kekurangan Hana-ya, tapi aku berjanji tak akan menyakitimu, dan aku berjanji kau akan bahagia bersamaku."

"Dan kuharap kita berdua bisa menjadi pelengkap satu sama lain Hana-ya..."

Hana mengalungkan lengannya ke tengkuk sang kekasih. "Jeon Jungkook itu milikku. Semua yang ada padanya hanya milik Kim Hana seorang."

Jungkook seketika mengembangkan senyum lebarnya. Kedua tangannya mencubit pipi Hana dengan gemas. "Aku milikmu dan kau milikku Hana. "

"Dan... Selamanya kita akan bersama... Selamanya."

Jungkook mendekat mencium kening sang gadis, berlahan turun mengecup ranum sang kekasih. "Terima kasih ya sudah bertahan selama ini, terima kasih karena sudah tetap tinggal bersamaku, hanya kau yang berarti bagiku Hana-ya, hanya kau seluruh hidupku."

"Bahkan jika kau benar-benar pergi dan tak kembali, aku akan menyusulmu juga."

Mendengar ucapan Jungkook rasanya Hana ingin menangis lagi. "Terima kasih ya Jungkook karena sudah menungguku selama ini, sekarang aku ada dihadapanmu, jadi tolong jangan pernah berfikir seperti itu, sekarang aku bersamamu, disini denganmu."

"Tak ada seorang pun yang akan memisahkan kita."

Hana meraih tangan Jungkook dan menggenggamnya. "Mulai saat ini dan selamanya, aku akan selalu disisimu."

Jungkook tersenyum mendengarnya, tangannya terulur membelai pipi sang gadis. "Mulai detik ini dan selamanya, aku tak akan pernah melepaskanmu, kita itu adalah satu, dan selamanya bersama."

"Aku mencintaimu... Sangat mencintaimu."

Hana mengulas senyumannya. "Aku juga sangat mencintaimu."

"Dan kita akan bahagia selamanya."

Jungkook mendekatkan wajahnya mencium bibir sang gadis, melumatnya dengan lembut. Dan Hana pun dengan senang hati membalas lumatan setiap lumatan saat bibir kenyal nan basah itu menghisap bibir atas dan bawahnya secara bergantian.

This kiss will be a happy ending right.

Tamat.

Terima kasih buat yang sudah membaca book SORRY ini dari awal sampai akhir ya. 😊
Jangan lupa berikan vote dan komentarnya ya.

See u 💜

Bonus Partnya nyusul ya xixi
♡(´。• ᵕ •。') ♡

28.08.2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[M] SORRY.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang