Ia senang dengan posisi ini, selama ia jauh dengan sang kekasih ia selalu di hantui rasa khawatir.
Arion terkekeh mendengar suara perut kia yang minta di untuk isi. sedangkan kia semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang arion menahan malu.
Ia mengelus lembut rambut kia "istriku laper?" Goda nya
"Ihhh malu ar" rengek kia
Tanpa melepaskan pelukan mereka arion meraih ponsel milik nya "antarkan makan malam untuk kekasihku sekarang!" Tanpa mendengar jawaban seseorang di seberang sana arion segera mematikan ponsel nya.
"Sekarang jam berapa?" Tanya kia seraya mendongak menatap arion
Cup
"Jam 8" arion mengecup gemas hidup mancung kiaKia kembali menyembunyikan wajahnya di dada arion ketika merasakan pipinya memanas pasti wajah nya memerah sekarang.
"Jangan seperti itu ar" gumam kia
Arion meraih wajah kia dengan lembut "seperti apa hm? Seperti ini"
Cup
Cup
Cup
Cup
Arion mengecup kening, kedua pipi dan terakhir hidung mancung kia. "Apa kamu berharap untuk ini juga?" Goda arion menunjuk bibir kiara seraya menggesekkan kedua hidung mereka"Ar" rengek kia malu
"Kenapa begitu menggemaskan" arion memeluk gemas kia
Tok tok tok
"Masuk" ucap arion datarMaid tersebut masuk dengan sopan seraya membawa makan malam kia. Ia menunduk sebentar untuk undur diri.
"Ayo makanan sudah datang" ucap arion mencoba melepaskan pelukan mereka. Namun kiara enggan melepaskan nya.
"Apakah seperti ini sikapmu ketika sakit" goda arion membuat kia tersadar dan segera melepaskan pelukan mereka.
"Aku mau makan" ucap kia gugup. Sial, darimana datang sifat manja nya itu.
"Apa kamu tidak ingin makan sambil memeluk ku" ucap arion manaikkan salah satu alisnya
"Stop ar I want eat" ucap kia memelas
"Atau kamu mau aku suapin" goda arion
"Arion sagara xavier zeroun tolong diam yah pacar nya lagi dalam mode gugup dan ingin makan karena sudah laper banget" ujar kia selembut mungkin
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious girl [Selesai]
Random{BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA} *** Memiliki kehidupan yang rumit bukan lah keinginan kiara. Lahir karena kesalahan dan melangkah penuh tekanan dari sang ayah membuat dia sulit bergaul. Hingga keda...
28. Pelukan hangat
Mulai dari awal