43.Can't hate you anymore

Mulai dari awal
                                    

Beberapa saat kemudian Mew kembali bersama dokter kepercayaannya yang langsung memeriksa keadaan Gulf sedangkan Mew berdiri dengan gelisah sembari mengigit kuku-kukunya,dalam pikirannya ia terus menyalahkan dirinya sendiri karena mungkin rasa sakit yang Gulf rasakan saat ini karena ulahnya,oh...ayolah ia meniduri seseorang yang sedang sakit dengan begitu kasar, sudah pasti dialah biangnya.

Tak bisa melakukan apapun ia hanya menatap khawatir Gulf yang sedang di periksa, melihat betapa pucatnya wajah Gulf saat ini membuat Mew semakin tidak tenang apalagi Gulf merintih kesakitan saat dengan tanpa perasaannya dokter sialan itu menekan perutnya,sial sekarang Mew benar-benar ingin menghajarnya tapi ia masih berusaha menahan emosinya ,ini demi Gulf! ini demi Gulf gumamnya, bisa di lihat dengan jelas betapa erat tangan kekarnya itu mengepal untuk menahan diri agar tak memukul wajah dokter pribadinya itu jika mereka berada di rumah Mew akan pastikan pria itu akan berjalan pulang tanpa mengenakan kendaraan dengan keadaan babak belur.

Disisi lain Mew yang sedang gelisah Gulf hanya bisa berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutup tubuh nakednya sebatas pinggang,diliriknya Mew yang kini sedang menatap tajam dokter yang sedang memeriksanya untuk sesaat sebelum dia menggelengkan kepalanya,jika tatapan bisa membunuh maka dokter itu sudah mati ribuan kali di tangan Mew.

Disini Gulf mencoba menahan rasa sakit di antara kengeriannya saat membayangkan jika tatapan bisa melubangi mungkin sudah banyak sekali lubang di tubuh dokter yang memeriksanya sekarang,ya tuhan mengapa ia bisa memikirkan hal yang mengerikan seperti itu membuat tubuhnya merinding saja

"Hemm lukanya disini baik-baik saja hanya sedikit terbuka...tapi apakah dia minum?"tanya Pham sembari menekan-nekan perut Gulf setelah ia tidak melihat adanya masalah serius pada luka yang berada di perut Gulf

"Iya dia melakukannya tanpa sepengetahuan ku" jawab Mew sembari melirik beberapa botol kosong alkohol yang sudah tersusun rapi di kantung plastik yang berada di atas meja dan dikuti arah pandangannya itu oleh dokter pribadinya hingga ia mendengus

"Saya rasa itu sebabnya dan..."Pham tersenyum begitu manis pada Mew saking manisnya senyuman itu terlihat begitu mengerikan di mata Mew sebelum ia melanjutkan ucapannya dengan tajam penuh umpatan " you son of a bitch bagaimana bisa anda meniduri seseorang yang sedang sakit huh...?!! How can you fuck someone who's sick huh...?!!are you crazy! Are you trying to kill him?!! di dalam kondisinya saat ini anda bisa saja membunuhnya!!!dan apa anda menidurinya saat dia sedang mabuk hah?!!!"Pham terlihat melotot menunggu pembelaan dari Mew sedangkan Gulf hanya diam dengan wajah memerah

"Emm...kau benar"ucap Mew jujur sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menghindari tatapan Pham membuat Pham semakin membulatkan matanya,lagi pula mau sekeras apapun Mew membantahnya itu tak akan berhasil terlebih lagi ia harus memberitahunya dengan jujur agar Gulf ditangani dengan benar

"Sudah ku duga anda memang sudah gila!"

"Oh...ayolah aku punya alasan untuk itu"

"Alasan? Alasan apa hmm...? Alasan untuk membunuhnya begitu maksud anda!!"sarkasnya

"Pham!!! Kau sudah keterlaluan!"Mew terdengar tidak suka dengan arah pembicaraan Pham ,Pham yang menyadari hal itu mencoba merendam emosinya.

"Huh...tuan muda saya katakan pada anda baik-baik jika sesuatu terjadi pada tuan muda Gulf memang apa yang bisa anda lakukan? Jika tuan muda Gulf dalam bahaya karena hal ini memang anda bisa apa? Pikirkan baik-baik sebelum anda melakukan sesuatu anda bisa saja membuat tuan muda Gulf dalam bahaya jadi saya peringatkan kepada anda jangan pernah lagi anda melakukan hal yang berbahaya seperti ini,anda hampir saja membunuhnya tuan muda! dan apa-apaan dengan alkohol ini"

"Aku tidak tahu karena aku pergi meninggalkannya dan setelah aku kembali dia sudah menghabiskan semua alkohol itu sendirian,aku tidak tahu dari mana dia mendapatkannya"

"Oh ...Anda lengah rupanya!"kata-katanya lagi-lagi terdengar sarkas membuat Mew jengah mengapa dokter pribadinya itu semakin hari semakin menyebalkan? Apa Mew bersikap terlalu lembut akhir-akhir ini hingga dia begitu berani?!andai disana tidak ada Gulf maka dia tidak akan keluar dari ruangan itu dengan keadaan yang mulus

"Sudahlah Pham jika Gulf baik-baik saja dan kau sudah selesai memeriksanya maka lebih baik kau pergi aku tidak mau ribut dengan mu"

"Baiklah young master,saya hanya akan memberikannya obat untuk meredakan rasa sakitnya nanti so please have a good day " ucap Pham sebelum berlalu pergi

"Cih dia menyebalkan sekali"maki Mew kemudian ia mendudukan dirinya di dekat Gulf"Gulf apa perutmu masih sakit?"

"Sedikit"jawabnya

"Huuhh... syukurlah"

"Emm... P'Mew bisakah aku meminjam ponsel mu aku ingin menghubungi paman Chatchawit,aku sedikit khawatir padanya terakhir kali aku melihatnya seminggu yang lalu dan dia dalam kondisi yang tidak baik dan itu semua adalah salah ku"

"Baiklah ini dia tapi sebelum itu jawab pertanyaan ku terlebih dahulu,Gulf apa kau begitu membenciku?"

"Tidak"jawabnya untuk sesaat ia terdiam dan memandang dalam mata Mew yang kini menatapnya"Aku tidak pernah membencimu...aku benar-benar bodoh bukan?"seakan mengolok dirinya sendiri Gulf tersenyum miris di akhir membuat dada Mew sesak seakan terhimpit beban berat

"Oh ... begitu rupanya"

.
.
.

Drrttt... drrttt...

Chatchawit yang sedang duduk  memandang kosong keluar jendela tak sengaja menangkap suara ponsel,ia melirik kesana kemari mencari keberadaannya, sebelah tangannya yang di borgol pada dasboard ranjang membuatnya sulit untuk bergerak dengan leluasa,perlahan ia mencoba memfokuskan pendengarannya sampai ia yakin suara ponsel itu berada di dalam laci nakas yang tidak jauh dari ranjangnya

Dengan sedikit memaksakan diri Chatchawit berusaha meraih nakas yang lumayan jauh jaraknya itu hingga sebelah tangannya yang di borgol itu tampak lembam ,ia terus berusaha menarik nakas yang lumayan berat itu kearahnya sampai tak sengaja lampu tidur di atas nakas itu jatuh dan pecah ke lantai sehingga suara nyaringnya terdengar  memenuhi penjuru ruangan

"Sial aku harap tak ada satu pun orang yang mendengarnya"gumamnya harap-harap cemas sembari melirik kearah pintu kamarnya setelah dirasanya aman dan yakin tak ada seorangpun mendengar kekacauan yang ia buat ia kembali menarik nakas itu sampai  berada tepat di hadapannya,suara ponsel lagi-lagi terdengar jelas Chatchawit mencoba menarik lacinya tapi hal itu cukup sulit saat laci itu terkunci rapat,tak ingin menyerah disana Chatchawit dengan seluruh tenaganya berusaha terus menarik laci itu sampai laci itu terbuka dan dia menemukan ponselnya disana,nama Mew tertera di layar ponselnya membuatnya sumringah tapi belum juga ia mengangkat panggilan tersebut ponselnya sudah lebih dulu di rebut oleh seseorang yang entah kapan  masuk kedalam kamarnya dan dengan cukup kasar surai pendeknya di jambak ke belakang hingga kepalanya mendongak

"Aku baru saja pergi sebentar untuk membuat kesepakatan dengan ayahmu tapi disini kau sudah membuat kekacauan lagi Victor!"

Hy reader saya kembali 😁🥰

Maaf untuk kekacauan alur dan slow updatenya 🙏😅

Don't forget to vote and coment see you in the next chapter 😘🤭

08-09-2021

18:10

THE KING OF MAFIA PRINCE (BL NC21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang