"Bimbang kenapa ? Apa lo masih belum percaya sama Gue ?"
" guee...."
CUPPPP
Benda kenyal itu bersilaturahmi untuk kedua kalinya. Bedanya dulu gemma tak mengetahuinya, dan sekarang keduanya sama sama sadar.
Gemma diam kesadarannya menghilang, rasanya kosong untuk seketika. Namun Arka dengan berani mulai menggerakan bibirnya untuk masuk. Gemma akhirnya tersadar.
Akan terlihat munafik jika Gemma tak menyukainya. Dan akhirnya keduabelah pihak saling berpagutan lebih intens. Mereka bertukar saliva.
Namun semakin lama Gemma semakin sesak, sebelum Arka menyudahinya..
Hah...
Gemma menghirup oksigen sebanyak mungkin, bibirnya sedikit bengkak. Dan benang saliva terdapat di sudut bibirnya. Gemma mengusap perlahan. Kemudian ia menatap Arka yang tengah santai. Rupanya Arka adalah pemain yang handal.
" Manis " Gumam Arka.
Gemma sudah bersemu merah seperti kepiting rebus. Hingga Gemma akhirnya beranjak pergi menuju kamarnya di lantai dua. Gemma bingung harus ngapain sekarang. Namun sebelum masuk ke kamar Gemma ditahan oleh Arka.
" Jadi gimana ?"
" Gi..gimana apanya ?"
" Perasaan Lo ge. "
" Gue percaya. "
" Jadi Lo mau jadi pacar Gue ?"
"Gue....Gue..."
" Kenapa, masih ragu ? Apa perlu gue buktiin lagi"
Belum sempat Gemma menjawab namun Arka kembali mendekat, mengikis jarak diantara mereka. Hembusan nafas saling terasa, kedua hidung mereka bertatapan, manik hitam saling bertatapan. Perlahan mereka kembali bersilaturahmi.
Arka kembali melumat Gemma dengan lembut, kali ini Gemma menerimanya. Tangan Gemma berada di pundak Arka seakan menahan agar Arka tak menyelesaikan kegiatan mereka.
Keduanya saling terbuai, menyalurkan perasaan masing masing. Gemma lupa akan sosok Nathan yang menunggu jawaban darinya.
Perlahan ciuman Arka pindah ke lehernya, Gemma sedikit geli karena ini baru pertama kali bagi Gemma.
" Eunggghhh"
Lengungah berhasil dari mulut gemma, ia tak bisa menahannya. Rasanya sangat aneh, nikmat bercampur geli. Gemma baru merasakan sensasi ini.
" Akhhh..Ka..Stop..."
Namun Arka masih saja melanjutkan Aksinya. Entah mengapa Tiba tiba sosok Nathan hadir dalam fikiran Gemma. Hingga ia mendorong Arka.
" Guee masuk duluan, good night "
Gemma langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu ia perlahan menuju ranjangnya, ia duduk, kenapa hatinya cemas. Bukannya Gemma juga menyukainya.
Arka sedikit bingung dengan perlakuan Gemma barusan, tapi Arka memaklumi. Ia kembali ke lantai satu dan duduk di sofa. Seulas senyuman menghiasi bibirnya yang bengkak akibat ciuman tersebut.
Dan sesuatu dibawah sana sudah tegak berdiri kokoh, tentunya keras , besar dan berurat. Arka harus kembali menjinakan Arka juniornya. Entah mengapa Gemma selalu berhasil membangunkan Arka junior walaupun gemma tak melakukan apapun, berbanding terbalik ketika dengan mantan pacarnya dulu.
Siapa sangka jika Arka yang pintar, tampan merupakan pria brengsek di masa lalu.
🐞🐞🐞
Nathan tengah terbaring diatas kasurnya, ia masih menunggu Gemma. Butuh berapa minggu lagi Gemma untuk berfikir. Tapi Nathan berusaha sabar, jika Gemma pasti akan memberikannya jawaban. Baik itu diterima atau tidaknya yang penting Nathan sudah mengungkapkannya.Terhitung sudah 1 bulan lebih Gemma menggantungnya, bahkan masih menghindar darinya. Dikelas pun Nathan tak memiliki kesempatan untuk bertegur sapa dengan Gemma.
Ia mencoba menghubungi Gemma namun gagal karena gemma sedang tidak aktif.
" Ge, gue kangen "
" Ge, lo baik baik aja kan ?"
" Ge gue cape, apa lo sedang nguji kesabaran gue ?"
" Ge, kadang gue merasa sakit karena lo sekarang jadi akrab Sama Arka."
" Gue harap rasa suka ini nggak akan salah "
" Ge, gue selalu menunggu jawaban dari Lo "
" karena sampai kapanpun gue akan tetap menunggu jawaban dari Lo. "
Itu adalah monolog Nathan sebelum tidur sepertinya Nathan benar benar tersiksa namun ia juga sedang berusaha bersabar.
" Lo harus kuat Nath, karena Gemma butuh orang yang kuat buat menjalani kehidupannya. Semangat untuk gue sendiri "
Dan akhirnya Nathan terlelap dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Enemy, I Love You (END)
Teen Fictionjika mereka berdua bertemu, tidak ada kedamaian yang ada adu mulut serta pemikiran yang bertolak belakang. satu, sifat dingin serta ambisiusnya dan yang satunya lagi memiliki ego tinggi serta gengsi yang hinggap dalam tubuhnya. layaknya sebuah minya...