Raut wajah khawatir bunda makin terlihat, firasatnya mengatakan bahwa anak perempuannya itu bukan saja telat makan dan banyak pikiran, pasti ada hal lainnya, dan dokter menyembunyikan fakta itu.

"Tante minta tolong, kalian jaga Emily sebentar ya, Tante mau ketemu dokter dulu," Pinta bunda.

Audy mengangguk. "Iya Tante, serahin aja sama kita, Tante ketemu dokter aja dulu, nanti kita kabarin kalau ada apa-apa," Jawabnya sambil tersenyum sopan.

"Terima kasih ya," Setelah mengucap terima kasih, bunda pun melenggang pergi menuju Ruang dokter.

Semoga Emily baik-baik saja...

****

"Gimana keadaan lo, Ly?" Tanya Ica.

Emily baru saja siuman dari pingsannya, dan langsung dikerubungi oleh sahabat-sahabatnya termasuk Rangga juga.

"Gue baik-baik aja kok, tenang aja," Emily berkata dengan santai membuat Audy menjitak kepala sahabatnya itu pelan.

"Tenang-tenang! Gimana mau tenang, orang lo udah empat jam pingsan, noh si Rangga sampe kalang kabut nungguin lo siuman!" Audy berkata dengan nada sedikit kesal.

Emily terkekeh pelan. "Maaf ya, kalian jadi harus nemenin gue disini deh,"

Ica tersenyum. "Yaelah, Ly, santai aja kali, kayak sama siapa aja lo ah,"

Emily balas tersenyum, lalu menelisik seisi ruangan. "Bunda ga kesini?" Tanyanya.

"Kesini kok, tadi lagi ketemu dokter dulu, paling bentar lagi, tadi udah gue kabarin ke bunda, kalau lo udah siuman," Jawaban Jessica diangguki oleh Emily.

"Rang," Panggil Emily kepada Rangga.

Rangga dengan segera menghampiri Emily. "Iya? Kenapa, Ly? Ada yang sakit?" Tanya Rangga khawatir.

Emily menggeleng sembari terkekeh. "Apaansi, bukan itu, Rang,"

"Terus kenapa?" Tanya Rangga lagi.

Emily menghentikan kekehannya lalu tersenyum. "Makasih banyak ya, maaf gue ngerepotin mulu," Emily meminta maaf pada Rangga.

Rangga balas tersenyum. "Santai,Ly, lo gak ngerepotin kok, ini kan emang tugas gue sebagai temen lo," Rangga memelankan suaranya saat mengucapkan kata 'temen lo', Emily tentu menyadarinya, dan hal itu membuat dirinya merasa tidak enak dengan Rangga.

"Ekhm, emang dunia mah cuma milik berdua, yang lain ngontrak," Suara Jessica mengintrupsi percakapan Emily dan Rangga.

Seakan tersadar, Emily menoleh kearah para sahabatnya dan terkekeh garing. "Hehe, maaf yaa, makasih udah mau nyempetin dateng kesini," Emily berterimakasih kepada para sahabatnya.

"Sama-sama, Ly, santai," Jawab Audy seraya tersenyum menatap Emily.

Ceklek

Suara pintu dibuka, membuat mereka menoleh kearah sumber suara, tampak bunda Emily masuk dengan mata yang sembab?

"Gimana Ly? Udah mendingan?" Tanya bunda lalu menghampiri Emily yang terbaring.

Emily mengangguk, tersenyum. "Emily gapapa Bun, oh iya, gimana kata dokter?" Tanya Emily, ia penasaran, terlebih saat melihat mata sembab sang bunda.

Bunda menatap Emily. "Dokter bilang, kamu kena maag kronis, makanya jangan suka telat makan," Jawab bunda berusaha untuk tenang.

Tidak. Anak perempuannya itu tidak sekedar terkena maag kronis, tapi lebih parah dari itu, dan dirinya berusaha menutupi fakta itu.

DisappointmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang