"Nggak pa,kakek nggak pernah bilang kalo aku punya kembaran"sahut Saka atau Al."Selama ini setahu Al,Al itu anak bungsu dan nggak punya kembaran "

Dira menatap Arman,"jadi aku punya anak kembar?"

"Iya,,dan Saki juga anak kandung kamu"

Dira menatap Saki, pasti Saki terluka dengan perkataan nya tadi.

"Saki maafin mama,"

Saki mengangguk dan memeluk Dira lagi.Dira membalas pelukan Saki erat.
Saki berusaha menahan rasa sakit di dadanya saat ini.

Dira yang memilki tubuh lebih rendah dari pada putra bungsunya itu dapat mendengar detak jantung Saki yang sangat cepat.Dira merasa cemas dan melepaskan pelukannya, menatap Saki yang sangat pucat.

"Saki kamu baik-baik saja kan?"

"Saki oke kog ma"ujar Saki sekuat tenaga nya, jantung itu membuat nya muak,tapi tubuhnya langsung ambruk setelah itu.

"Saki!"teriak Dira kaget.

Semua orang terkejut melihatnya, dengan cepat Kean menelpon dokter.Sementara Arman menggendong Saki menuju kamarnya.

💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Al menatap Dira yang masih setia menemani Saki.Sejak satu jam yang lalu kembarannya itu masih belum membuka matanya.

"Ma,, Alvin nyariin mama di bawah"ujar Al."Biar Saka yang jagain Saki"

Dira mengangguk,ia mengelus rambut putra bungsunya itu sebelum dirinya pergi menemui Alvin.

Al menghela nafas panjang,ia menatap wajah Saki"Gue masih gak nyangka kalo lo kembaran gue Ki,kenapa kakek juga ngerahasiain ini dari gue?"

"Btw,,,om Arga udah tahu berita ini belum ya??"

💮💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Kean mendengus kesal begitu Dira meminta agar Alvin bisa tinggal di rumah ini bersama mereka.Mengingat Alvin sudah tidak memiliki orang tua.

Sebenarnya Kean tidak keberatan dengan keberadaan Alvin,tapi entah kenapa perasaan nya tidak enak.Kean dapat melihat sesuatu yang tidak beres dari mata Alvin.

"Kalo Rio sih seneng-seneng aja Alvin tinggal bareng kita ma,"

Dira tersenyum lega kemudian ia menatap putra sulungnya yang hanya diam sejak tadi"Kalo kamu Kean?"

"Terserah mama aja,Kean gak keberatan kog"

Alvin tersenyum lebar, bagaimana tidak? rencananya berhasil walaupun secara perlahan.

"Makasih ya kak, kalian mau nerima gue di sini"

Pelan-pelan Ki,dan lo bakal tersingkirkan dari keluarga lo sendiri

💮💮💮💮💮💮💮💮💮

Saki mengerjapkan matanya, menatap balkon kamarnya.Masih Saki ingat di mana ia pingsan tadi, dirinya pingsan di pelukan Dira.

"Udah sadar lo,"

Saki menoleh,menatap Al yang duduk di sofa kamarnya."Berapa lama gue pingsan?"

Al berjalan mendekati Saki"sekitar tiga jam,nih minum dulu,,"jawab Al dengan memberikan segelas air putih pada Saki.

Al menatap Saki yang tampak pucat. Sebagai seorang yang memiliki cita-cita menjadi dokter sepertinya,Al tahu ada yang tidak beres dari kondisi Saki sekarang.

"Gue masih gak nyangka lo kembaran gue Al,,"

"Sama,, apalagi kakek gak pernah bilang kalo gue kembar"

"Kakek masih hidup?"tanya Saki.

"Masih,, sekarang kakek tinggal Bogor,"

Saki tersenyum miris,jujur saja dirinya kecewa karena secara tidak langsung kakeknya menganggap dirinya tiada.

"Gue jadi kecewa sama kakek,,"lirih Al.

"Pasti kakek punya alasan tersendiri Al,,"

"Mungkin aja sih,,"

"Udah sadar Ki?"tanya Kean begitu melihat Saki sudah berbincang dengan Al.

Saki mendengus"Kayaknya lo  terlalu muda buat rabun,,gak lihat gue udah buka mata?"

Kean terkekeh"emosian amat lo ", seraya beranjak duduk di samping Saki.

"Lagian gak biasa-biasa nya lo pingsan,,salah makan apa gimana?"

Saki hanya mengangkat bahu pura-pura tidak tahu.Karena ini bukan saatnya mereka tahu yang sebenarnya.Dan Saki juga tidak ingin merusak kebahagiaan nya setelah bertemu dengan mama dan saudara kembarnya.

"Mama,,di mana?"tanya Saki.

Kean hanya diam.Bukannya ia tidak ingin menjawab pertanyaan Saki,tapi ia lebih memilih untuk tidak mengatakan apapun dari pada Saki badmood setelah mendengar jawaban dari nya.

"Kak Alvin jatuh dari tangga dan harus dirawat di rumah sakit,dan sekarang mama nemenin dia"jawab Al.

Alvin,,,
CK,,kenapa harus dia sih sepupu gue,,
Cowok yang suka bersandiwara,,



Tbc

AlsakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang