Ken yang mendengar itu, berpikir kalau Suzuki adalah guru yang disukai oleh para muridnya. Selain itu juga, tidak terlalu kaku saat berkomunikasi dengan para muridnya sehingga dapat berbaur selayaknya seorang teman.
"Sebelum kita mulai kita akan mendapatkan teman baru."
Mendengar itu para murid langsung berteriak dengan semangat dan bertanya-tanya.
"Laki-laki atau perempuan, sensei?"
"laki-laki" gumam Ken.
"Aku berharap dia perempuan ... Bila cantik akan aku jadikan pacar saat ini juga."
"Maaf mengecewakan kamu, tapi aku laki-laki yang masih normal." Gumam Ken.
"Pasti itu laki-laki yang tampan, benarkan sensei?"
"Maaf juga, kalau kamu akan merasa kecewa setelah melihat aku tidak sesuai dengan harapan kamu." Gumam Ken.
Remaja itu dapat mendengar semuanya karena mereka bersuara cukup keras.
"Kalian semua, tolong jangan terlalu berisik, nanti kelas sebelah menjadi terganggu dan sensei akan mendapatkan peringatan lagi karena kelasnya sensei selalu ramai."
Suzuki memohon pada muridnya untuk tidak terlalu berisik. Dia sudah beberapa kali mendapatkan keluhan dari guru lainnya, terutama oleh wakil kepala sekolah yang sangat disiplin akan aturan sekolah.
Para murid hanya tertawa melihat senseinya yang ingin menangis karena hal itu.
"ya~ sebenarnya teman kita ini sudah mendaftar di sekolah ini diwaktu yang sama dengan kalian, namun karena ada keadaan khusus, jadinya baru bisa bergabung sekarang ... "
Mendengar itu para murid menjadi tambah penasaran tentang Ken.
"Daripada membiarkan dia menunggu lama di luar kelas dan kalian juga tidak lagi penasaran ... Kenshin-kun, kamu bisa masuk."
Mendengar suara Suzuki yang memberikan ijin untuk masuk, Ken menarik nafas dan membuang nafas secara perlahan-lahan. Dia merasa gugup karena ini akan menjadi awal dirinya menjadi seorang remaja ABG di Jepang, bertemu dengan teman-teman barunya yang berasal dari negara sakura.
Setelah memantapkan hatinya, dia berjalan dengan sebiasa mungkin, tidak menunjukkan kegugupan pada teman-teman barunya yang ada di kelas tersebut.
Para murid kelas 1-2 menatap Ken tanpa meninggalkan satupun langkah kaki Ken yang berjalan menuju Suzuki yang berdiri di tengah-tengah papan tulis dan ada mimbar setinggi pinggang Suzuki.
Saat berdiri di samping Suzuki, Ken menghadapkan tubuhnya ke arah para murid kelas tersebut dan dia dapat melihat tatapan mereka semua.
*Glup!
Ken harus menelan salivanya karena merasa sangat gugup.
'Apa ini yang dirasakan oleh para murid pindahan? Meskipun aku bukan murid pindahan, tapi situasinya saat ini seperti aku adalah murid pindahan,' pikir Ken.
Selagi dia berpikir, dia melihat tiga orang yang dia kenal, yakni, Eiko yang duduk tepat disamping jendela menghadap keluar.
Ken tidak menyangka kalau dirinya akan satu kelas dengannya dan dia juga memberikan tatapan marah pada Ken.
'Sepertinya dia masih marah tentang kejadian itu, tapi itu bukan salahku,' pikir Ken.
Orang yang mengantarkan ke ruang guru, Daiki juga berada di kelas tersebut, dia berada di barisan nomor dua dari meja dekat jendela yang menghadap keluar. Daiki melambaikan tangannya pada Ken.
Lalu yang terakhir ada Masao yang pernah dia tolong kemarin hari di area pertokoan dekat rumah Satoshi. Pria itu terlihat sangat terkejut akan kehadiran Ken di kelasnya. Mulutnya mangap-mangap seperti ikan yang keluar dari air akibat sulit bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Harian Kenshin Harun
Teen FictionKenshin Harun, remaja kelas dua SMP tidak pernah menyadari kalau dirinya akan mengantarkan kedua orang tuanya yang pergi ke Bali untuk honeymoon kedua menjadi mengantar menuju ke alam selanjutnya. Setelah kematian kedua orangtuanya, dia asuh oleh sa...
Kelas Baru Dan Teman Baru
Mulai dari awal