"Ohh itu dek, kamarnya di atas bagian kiri bangunan, terus naek aja ke lantai 2 paling ujung." Jawab satpam itu, sambil menunjuk ke arah kamar Alfonso
"Makasih ya, pak."
"Sama-sama, dek."
Alfonso bergegas menaiki tangga, dan tiba di depan pintu kamar Alfonso.
"Alfonso!? Lu di dalem kaga? Kenapa ga masuk kerja?" Cerocos Wells, tanpa jeda.Hening tidak ada jawaban.
Tok!!! Tok!!! Tok!!! Tiga kali Wells mengetuk pintu itu, namun tetap tidak mendapat respon dari dalam.
"Pak, Alfonso kemana ya?" Tanya Wells lagi, menundukkan kepalanya ke arah bawah tempat satpam tadi berjaga.
"Gak tau dek, daritadi juga belom keluar."
"Pak, ada kunci serep ga?"
"Ada dek." Ujarnya, sembari mengambil kunci yang ada di kantor satpam berukuran 1m x 1m.
"Bukain yah pak pintunya."
Pintu yang tertutup dihadapannya kemudian terbuka, seperti tidak ada tanda kehidupan. Wells masuk ke ruangan itu kemudian mengetuk kamar mandi. Tetap tidak ada respon.Wells pun berinisiatif membuka pintu itu, tidak terkunci. Kemudian terlihat Alfonso tanpa busana yang sudah tergeletak di lantai kamar mandi.
"Hei, bangun...." Lirih Wells, sembari menepuk-nepuk pipi Alfonso.
Namun tidak ada respon.
***Alfonso yang pingsan, dibawa segera ke rumah sakit terdekat, dengan menggunakan taksi. Motornya yang ada di kantor ditinggalkan Wells, karena panik akan keadaan Alfonso yang cukup memprihatinkan.
Setibanya di lobi rumah sakit. Wells langsung bergegas meminta paramedik untuk merawat Alfonso. Alfonso pun di bawa masuk ke ruang UGD.
Tidak lama kemudian, dokter dengan pakaian serba putih menghampiri Wells.
"Apa kamu keluarga dari pasien!?" Tanya dokter itu.
"Bukan dok, saya temen kerjanya." Jelas Wells.
"Baik, silahkan ke ruangan saya dulu." Dokter itu langsung berjalan menyusuri beberapa ruangan.
Dokter itu masuk ke sebuah ruang persegi serba putih, terlihat beberapa kerangka manusia di dalamnya yang terbuat dari plastik dan kayu.
"Bisa beritahu nama kamu sebagai orang yang membawa pasien?" Tanya dokter.
"Wells Kertarajasa, dok."
"Baik Wells, nama saya Gion Kendric. Dokter yang bertanggung jawab memeriksa pasien.keadaan pasien cukup memprihatinkan. Pasien mengalami anemia." Jelas dokter itu.
"Anemia?"
"Anemia berisiko menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan. Masalah pada jantung, seperti gangguan irama jantung (aritmia) dan gagal jantung. Gangguan pada paru-paru, misalnya hipertensi pulmonal." Jelas dokter itu.Raut muka Wells terkejut mendengar hal tersebut. Bulir keringat dingin keluar dari wajahnya perlahan.
"Lalu dok, bagaimana keadaan Alfonso?" Tanya Wells, dengan nada yang sangat panik.
"Pasien sepertinya tidak pernah dibawa ke rumah sakit. Kemungkinannya pasien sudah mengalami hal ini beberapa kali."
"Jadi apa yang harus dilakukan dok?
"Untuk saat ini, pasien akan diinapkan di rumah sakit."
"Baik dok."
Dokter itu pun pergi meninggalkan ruangannya. Wells hanya diam seperti mematung di kursi ruang konsultasi dokter itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu [On Going]
Romance"Gue tau, lu pasti mikirnya gue stalker kan," ucap lelaki itu, sembari memcingkan matanya Alfonso hanya diam, tepat berada di depan kantornya yang tidak terlalu besar namun apik, dengan bentuk bangunan seperti segitiga sama kaki terbalik. "Nama gue...
Rumah Sakit
Mulai dari awal