"Jadi siapa orang beruntung itu?"

"Makhluk yg sangat imut" Jisung menyeringai

Johnny menoleh lalu melempar bantal kecil di sampingnya kearah muka Jisung dengan sigap Jisung menangkapnya diiringi kekehan pelan

Jisung menyimpan bantal itu lalu tersenyum lembut, masih dengan menatap bantal itu ia melanjutkan perkataannya.

"Makhluk itu adalah satu-satunya yg sangat ingin aku lindungi. Aku tidak ingin ia terseret dalam masalahku. Tidak ingin ia terluka. Tidak ingin ia merasa sakit. Oleh karena itu aku butuh bantuan daddy untuk melindunginya. Aku tak bisa tenang jika ia jauh dari pandanganku"

Johnny tertegun. Sebenarnya siapa seseorang yg memenangkan hati anaknya hingga ia begitu ketakutan.

"Yah kau bisa membawanya sebanyak yg kau mau"

"Terimakasih"

"Lain waktu.. kau harus membawanya"

"Hm?"

"Anak itu, kenalkan padaku nanti"

"Tentu saja"

"Sudah cukup basa basinya, sekarang kita ke intinya"

"Pak tua kau sangat kaku. Tidak bisakah kau bersenang - senang sedikit"

"Tadi kita sudah bersenang-senang, anak bodoh"

"Aku akan membahas itu nanti, aku ingin melihat kakakku dulu"

"Ya. Dia sangat merindukanmu"

"Aku tahu"

Jisung berjalan ke arah kamar di lantai dua. Ada dua penjaga yg berdiri di dekat pintu setelah membungkuk ke arah Jisung salah satu di antara mereka membukakan pintu menampakan kakaknya yg tengah menatap jendela. Langkah kakinya ringan tak bersuara membuat kakaknya tak sadar ada seseorang masuk ke kamarnya sampai Jisung berdiri di sampingnya barulah ia sadar dan terkejut.

"ANDY"

Jisung menoleh lalu tersenyum "Sudah lama ya, kakak"

Sang kakak, Haechan, langsung menghabur ke pelukan Jisung dan di balas oleh Jisung.

"Astaga pinggangku"

Haechan dengan kesal memukul kepala belakang adiknya dengan pelan.

"Aku sudah kurus sekarang. Jadi tak akan menyusahkan mu lagi jika aku meminta gendongan"

Jisung menurunkan pandanganya dan merasakan lemak di pinggang kakaknya benar-benar menghilang, kini ia merasa memeluk tulang belulang. Mata Jisung meredup lalu memeluk erat tubuhnya yg kurus.

"Kau masih seperti beruang di mataku, dan juga lucu"

"Ya ampun matamu bermasalah. Tapi aku senang akhirnya aku bisa menurunkan berat badanku tanpa harus diet haha" tawanya terasa menyakitkan di telinga Jisung

Kakak yg selalu ceria kini lebih banyak mengurung diri di kamarnya, yg biasanya tak bisa diam kini tak banyak bicara jika tidak butuh, yg dulunya hangat kini menjadi dingin, yg dulunya secerah mentari kini cahayanya meredup. Penyakit sialan.

Jisung mendorong pelan bahunya lalu menariknya untuk duduk di kasur.

"Aku mau menunjukan sesuatu"

"Apa itu?"

Jisung mengeluarkan ponselnya lalu menunjukan sebuah foto padanya

"Imut bukan?"

"Chenle" Haechan berucap tanpa sadar

Dive Into You || JiChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang