"Baiklah aku berjanji pada waka-nii aku akan ... ... ... ..., Aku bisa menunggu di sini" balas Shoyo pasti.
"Kau bisa tepati janjimu kan" kini Wakatoshi yang bersuara, raut wajah seriusnya tergantikan dengan raut wajah gembira.
"Hnn.. tentu"
.
.
.
.
.Tiba-tiba ia mendengar suara manis yang menyapa telinganya
...
".. Toshi..."
".. Waka.. shi..."
"..Wakatoshi..."
Lalu
KRIIIIIING .... . .
KRIIIIIING ...
. . .
KRIIIIIING ...
. . .
Suara jam berdering, menggema keras dan membangunkan Wakatoshi yang sedari tadi masih terlelap dalam mimpi indahnya. Matanya mengerjap beberapa kali menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamar tidurnya. Setelah itu ia menatap kearah jam weker di meja samping ranjang miliknya, sudah jam 5 pagi. Segera ia bangun dari tempat tidurnya dan pergi menuju pintu kamar mandi, ia harus bergegas karena hari ini banyak hal perlu di lakukannya.
Tak lama Wakatoshi keluar dari kamar mandi, ia hanya memakai celana pendek dengan handuk yang melingkar di leher. Beberapa air di rambut basahnya lolos dan jatuh mengalir di dada Wakatoshi, tercium bau shampoo dari sana. Tangannya mulai sibuk memilih pakaian yang akan di kenakannya hari ini, kemeja santai berwarna putih dengan celana hitam menjadi pilihannya hari ini.
. . .
Uwu >^< ...*Abaikan kacamatanya ya guy's
Ia pun turun ke bawah menuju ruang makan, di sana sudah ada kaa-san nya wanita Paruh baya itu masih terlihat cantik meski terlihat jelas garis-garis keriput di wajahnya.
"Selamat pagi kaa-san"sapanya
"Pagi juga Waka-nii, kau bangun sedikit lambat ya hari ini"
"Aku hanya sedikit memimpikan Sho"balas Wakatoshi sambil menarik bangku di meja makan
"Kau memang tidak bisa tahan ya untuk bertemu dengannya" ledek kaa-san nya
"Bukannya kaa-san juga merindukan Sho" balas singkat Wakatoshi.
"Tentu saja, memang siapa yang bisa jauh dari mahluk manis itu" jawab Satsuki
"Hmm tapi tenang saja, kan besok kita semua akan kembali ke Jepang nanti kau bisa selalu di sisi Sho-chan" lanjut Satsuki
"Hmm ya, dan kaa-san aku akan keluar untuk membereskan sisa sisa dokumen yang diperlukan" ucap Wakatoshi
"Ah, kalau begitu hati-hati di jalan" kata Satsuki yang melanjutkan acara memasaknya.
"Aku berangkat dulu kaa-san" ucapnya sambil melangkah pergi dari rumah makan.
.
.
.Hari ini Wakatoshi lebih pagi ke kantornya untuk memastikan ada atau tidaknya masalah pada kantornya, ia juga ingin mengambil berkas dan dokumen yang dia butuhkan untuk kantornya yang ada di Tokyo.
Dia pergi lebih pagi agar bisa segera kembali ke Tokyo, hati dan pikirannya sudah tidak mau lagi menunggu untuk kembali ke tempat orang yang dia cintai.
Wakatoshi Sekarang merupakan CEO di salah satu perusahaan pusat milik keluarganya di Amerika, ia juga memiliki beberapa perusahaan cabang di beberapa negara.
Perusahaan milik Wakatoshi di Jepang Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri alat alat olahraga dan peralatan fitness.
Back to story
.
.
.Sesampainya di kantor, Wakatoshi langsung naik Ke ruang kerjanya yang ada di lantai 15, dia menaiki lift khusus untuk para atasan. Tak butuh waktu yang lama untuk sampai di lantai 15, kemudian Wakatoshi segera berjalan memasuki kantor CEO dan terlihat ruangan tersebut rapih dan bersih. Rak rak berisi dokumen tersusun apik di sana, Wakatoshi pun langsung menuju meja kerjanya di sana ada sebuah bingkai foto yang terpampang wajahnya dan Shoyo saat kecil.
Wakatoshi mengecek semua berkas dan dokumen yang tersusun di mejanya, ada banyak sekali susunan dokumen yang mesti di selesaikan hari ini. Tanpa banyak bicara dia mulai mengerjakan tumpukan dokumen tersebut, sesekali ia menatap kearah bingkai foto dan tersenyum kecil. Tumpukan dokumen dan berkas satu persatu berkurang butuh waktu sedikit lebih lama untuk menyelesaikan semua berkas karena ada meeting yang mendadak.
Wakatoshi terpaksa menyelesaikan semuanya hingga jam sudah menunjukkan pukul jam 6 sore. Ini semua keluar dari jadwal yang telah di tentukan oleh Wakatoshi sebelum berangkat tadi.
Ia cukup lelah dengan pekerjaannya hari ini, dia pun memanggil supirnya untuk menjemput.
Di tengah perjalanan pulang ke rumah, dia melirik jam tangannya ini sudah pukul 8 malam dia pun membayangkan apa yang sedang di kerjakan oleh Shoyo sekarang.
'apa yang Sho lakukan sekarang ya, pasti sekarang di Tokyo sudah jam 9 pagi. Sudah 10 tahun sejak kepergianku ke Amerika, aku penasaran bagaimana Sho-chan sekarang.' pikirnya dalam hati
(Sekedar info : Wakatoshi pergi ke Amerika pas usianya 12 tahun, sedangkan Shoyo 10 tahun waktu itu)
Ia menatap ke luar kaca mobil menantikan pertemuannya kembali dengan Sho-chan miliknya.
"Aku ingin segera menemuimu Sho" gumamnya
*
*
*Sedangkan di Tokyo ada seorang pemuda manis bersurai senja tengah duduk menunggu di bangku.
Wajahnya manis dan lembut, mata madunya melirik foto di ponselnya.
Ruang tempatnya duduk ramai dengan orang yang lewat masuk dan keluar.
Suara yang ramai memenuhi
Bau obat dan anastesi beredar di sekelilingnya, satu persatu nama di panggil menuju ruang periksa.
Kini nama pria itu di panggil oleh resepsionis.
Dengan pasti pria itu melangkahkan kakinya masuk keruangan.
Dan...
To be continue...
Sampai Minggu depan
KAMU SEDANG MEMBACA
Tepati janjimu!... (Hinata shoyo)
Romance"kau bisa tepati janjimu kan?" "hnn... tentu" Sebuah janji yang di ucapkan di masa lalu, janji yang tak bisa kau tepati "kau berbohong, kau tidak bisa menepati janjimu... HINATA SHOYO" kepergian yang membuat luka "aku akan tagih janjimu entah kapa...
2. Janji
Mulai dari awal