#17 Dokter, Kau Cinta Pertamaku

Start from the beginning
                                    

aku telah tidak memiliki orang tua lagi semenjak aku kelas 1 Sma dan aku harus bekerja untuk membiayai sekolah Adikku, adik laki-lakiku juga membantuku disini, walaupun hanya sekedar tetapi itu sangat membantuku, aku sedang membersihkan meja yang kotor karena habis ada yang makan disana, tidak lama aku mendengar lonceng dipintu berbunyi menandakan kalau ada tamu yang datang

"Selamat datang"

ternyata sekumpulan orang datang kemari

"ada yang bisa saya bantu"

"saya mau meja untuk 10 orang apakah tersedia hari ini?"

"ada manum saya set up dulu untuk tempatnya, dimohon untuk tunggu sebentar"

lalu aku memanggil adikku untuk membantuku Set up tempat untuk mereka, aku membersihkan mejanya dengan cepat dan mengecek untuk kedua kalinya apa meja itu sudah siap atau belum

"Tuan meja anda sudah siap, mari saya antarkan"

Aku mengatarkan mereka dan memberikan menu untuk mereka, mereka memilih beberapa makanan dan kami semua menyiapkannya, aku memasaknya dengan hati-hati dan teliti agar tidak ada satupun yang berkurang dari masakanku ini, setelah semuanya siap aku menyajikannya dimeja makan, setelah itu aku melihat seseorang masuk kedalam restoranku dan duduk bersama mereka, wajahnya familiar denganku dan sepertinya aku pernah bertemu dengannya deh aku mengingat kejadian dirumah sakit pada saat itu

"dokter yang waktu itu, bukannya itu dia?"

"siapa Phi?"

"tidak, sepertinya aku menggenal orang tersebut"

kataku sambil menujuk dokter itu yang aku lupa siapa namanya, dia sekilas melihatku dan aku juga melihatnya dengan senyuman diwajahnya dia menatapku, aku hanya membalas senyumannya dan kembali bekerja, tidak lama adikku sudah siap untuk kekampus

"Phi aku pergi kekampus sekarang oke"

"Krap hati-hati dijalan nong"

dia hanya membentuk jarinya membentuk oke, lalu menghilang setelah itu. aku bersangat beruntung memiliki adik yang bisa aku andalkan dan juga dikampus dia mengambil beasiswa untuk meringankan pekerjaanku, aku berjalan dan melihat lampu yang diatas kepala satu karyawanku itu jatuh dan aku mendorong karyawanku untuk menjauh

"kamu tidak apa?"

"tidak apa Boss"

"kamu istirahat saja di belakang biar aku yang membersihkan ini"

kataku lalu mengambil pecahan beling yang jatuh tersebut dan satu lagi dekat kaki seseorang, ternyata itu adalah Dokter tersebut. aku mengambilnya dan beranjak pergi dari tempatnya tidak lama aku kembali ke tempat dimana lampu itu jatuh dan aku membenarkan lampu tersebut, dengan teliti aku membenarkannya dan mengeratkan bautnya agar tidak jatuh lagi dan bisa saja memakan korban lagi

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

-War-

ternyata ini restoran milik Leon, aku tidak menyangka dia bisa memiliki restoran sebesar ini dan semewah ini, setelah itu aku berjalan mendekatinya yang sedang memberishkan meja yang kotor, aku menepuk bahunya dan dia membalikkan badannya kearahku

"kamu masih ingat aku?"

"iya masih tapi aku lupa"

"pasti lupa dengan namaku kan"

"Kamu Leon dan aku War"

aku tertawa melihatnya seperti ini, dia lalu melihatku

"mereka temanmu?"

"bukan hanya partner kerja, kami tidak terlalu dekat satu sama lain. aku kenal mereka karena kita sesama dokter"

dia mengangguk dan dia berbicara kembali

"boleh aku meminta nombermu, kapan kapan aku ingin meneraktirmu minum disini"

aku mengangguk dan mengambil handphonenya lalu memberikan nomberku kepadanya, setelah itu aku mengembalikan kembali handphonenya dan dia terseyum kembali

"aku kembali kepada mereka oke"

dia mengangguk lalu dia melanjutkan pekerjaannya, aku sedari tadi melihatnya bekerja tidak terasa hari sudah semain malam dan Restoran ini akan tutup sebentar lagi, teman sesama dokter sudah perlahan pada pulang semua, tinggal beberapa orang saja dan akulah yang terakhir pulang dari sini aku beranjak dari kursiku dan hendak pergi tetapi ada seseorang yang memanggilku

"Dokter"

aku menoleh kearah belakang dan tanpil lah Leon disana, dia berjalan mendekatiku dan memberikan aku sebuah kotak

"ini apa?"

"kue, sisa dari Kue yang aku buat. dari apa dibuang lebih baik aku memberikannya kepadamu"

"terimakasih, kamu akan pulang sekarang?"

"aku menunggu adikku"

"bareng saja dengan saya, jadi kamu tidak perlu menunggu adikmu"

"tapi rumahku disekitar sini"

"Baik lah, kalau kamu tidak mau ikut denganku"

Dia menepuk bahuku dan pergi meninggalkanku

[TAMAT] BLindWhere stories live. Discover now