08-D. Penggepungan

Mulai dari awal
                                    

"Maaf. Tetapi ini yang bisa kakak lakukan agar bisa mengawasimu jika kamu benar-benar pergi dari kakak." Ujarnya selesai dengan kegiatannya sembari membersihkan sisa darah dileher Darrel dengan beberapa lembaran tisu lalu memeluk sekilas tubuh kurus remaja tersebut.

Mansion Parker tiba-tiba saja telah dikepung oleh anak buah Smith yang telah siap siaga memenuhi titik tempat tersebut hingga sampai atap teratas pun telah dikuasai oleh anak buah Smith dengan berpakaian khusus serba hitam, dan jangan lupakan meme...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mansion Parker tiba-tiba saja telah dikepung oleh anak buah Smith yang telah siap siaga memenuhi titik tempat tersebut hingga sampai atap teratas pun telah dikuasai oleh anak buah Smith dengan berpakaian khusus serba hitam, dan jangan lupakan memegang sejata tajam berupa tembakan disisi tangan anak buahnya yang telah terlatih.

Niatnya Jackson sebagai kepala koordinasi berpikir untuk meletakkan Theo sebagai penembak jitu untuk diturunkan didalam pengepungan. Tetapi langsung ditolak secara tegas oleh Smith karena permasalahan ini hanyalah masalah kecil semata bukan untuk berperang melawan teroris.

Kini Devon dihadapkan langsung dengan kedatangan Smith yang didampingi oleh Jackson. Rivalnya tersebut nampak duduk santai disofa panjang dengan bersilang kaki. Sementara Jackson berjaga-jaga disana beserta Miller yang saat ini menatap dengan api permusuhan. Berbeda sekali dengan awal pertemuan mereka diperusahaan Parker sebelumnya.

"Berikan saya minuman dingin atau sebotol wine untuk jamuan pertemuan kita yang kedua ini, wahai Tuan Devon terhormat." Smith menatap datar sembari bersedakep dada, nampak sekali aura keangkuhan Smith muncul disana.

"Tidak usah basa-basi kawan. Cepat katakan apa yang kau inginkan?" Devon bersikap seolah-olah ia bodoh. Padahal sudah jelas, jika pria itu mengetahui maksud dan tujuan dari kedatangan Smith tersebut.
Membawa putra bungsunya kembali, bukankah begitu.

Smith tersenyum remeh sembari bertepuk tangan.

Prok.. prok

Suara tepukan tersebut sengaja dikuatkan agar menimbulkan bunyi keras yang dihasilkan dari tepukan telapak tangan yang disatukan.

"Apakah saya harus turun tangan terlebih dahulu dengan cara membelah isi otakmu agar anda tidak berpura-pura amnesia. Saya rasa anda tidak berada dalam mode amnesia atau kehilangan ingatan itu kawan." Smith menghentikan tepukan tangannya. Netra abunya menatap lurus pemandangan putra bungsunya yang tertidur disofa sebelah Devon dengan berselimutkan kemeja milik rivalnya tersebut.

Devon yang tersadar dengan arah pandang mata Smith segera merengkuh tubuh Darrel dari samping.

Smith menggeram disana. Kedua tangannya terkepal sempurna. Tidak terima melihat pemandangan putra bungsunya itu dipeluk secara terang-terangan didepan pandangannya persis. Terlebih pelaku itu ialah rival abadinya alias musuh bebuyutannya.

Devon mendengus kasar, "Ck, pria tua pencemburu."

"Lepaskan tangan kotormu itu dari tubuh putra ku!!" Titah Smith berdiri dari singgahan duduknya. Menatap nyalang layaknya bendera perang siap dikibarkan.

Devon menoleh ke arah Miller,"bawa adik ku dan jangan sampai terlepas sedikit pun!" Miller menggangguk paham. Kini tubuh Darrel diambil alih digendongan Miller.

"Dari mana anda mengetahui letak istana mansion saya?" Devon dengan sengaja mengagungkan mansion miliknya dengan membawa embel-embel 'istana'. Sialan memang.

Smith berdecih muak. Seakan jijik dengan sifat dominan Devon yang sangat membanggak-banggakan mansionnya.

"Selain sifat anda yang terkenal sombong, anda juga bodoh ternyata." Smith berkata remeh kemudian tanpa babibu memberikan sebuah bogeman mentah mengenai pipi Devon hingga kepala lawannya itu tertoleh paksa dengan tubuhnya terdorong ke belakang.

Devon terkekeh sekilas, sembari membersihkan ujung bibirnya yang menjadi korban tinjuan tersebut menggunakan punggung tangannya secara kasar.

"Main santai saja kawan." Setelah Devon berkata, pria itu membalas pukulan yang Smith berikan tepat mengenai rahang tegas Smith.

"Jangan sampai tulang-tulang kokoh ku retak akibat tonjokan mu." Smith meludah sembarang tempat dengan keluarnya air ludah berubah warna menjadi merah darah akibat pukulan Devon yang diberikan. "BERIKAN DARREL KEPADAKU, BRENGSEK!"

Smith kembali menerjang tubuh Devon, memberikan tendangan kuat mengenai perut rivalnya tersebut hingga limbung begitu saja.

Smith menoleh ke arah Miller yang terlihat bingung, "berikan Darrel kepada saya. Saya jamin hidupmu akan tenang tanpa ada noda yang tercetak ditubuhmu." Smith melangkah mendekati Miller yang berjalan mundur. Diam-diam Miller mengeluarkan senjata tembakan dibelakang saku celanannya. Tetapi,

Dor

Satu peluru melesat mengenai kaki kiri Miller. Saat diketahui pelakunya, ternyata Jacksonlah yang memberikan tembakan tersebut tepat mengenai sasaran. Miller mengerang kesakitan, dalam hitungan perdetik tubuhnya terlihat oleng tetapi Smith segera berlari cepat demi menangkap tubuh putranya yang akan terjatuh bersamaan dengan tumbangnya tubuh Miller disana.

"Kerja bagus Jackson. Ada bonus tambahan untuk mu menanti di mansion." Jackson membalas dengan anggukan, bingung harus mengapresiasikan balasan seperti apa.

Smith berbalik badan, menunjuk lurus ke arah Devon yang sedang kesakitan disana, "dan untuk mu, saya mengucapkan terimakasih telah menjaga putra ku." Ucapnya sembari tersenyum. Melangkahkan kaki keluar. Membiarkan tubuh Devon yng meluruh menahan kesakitan disekujur tubuhnya.

Sepeninggal dari kepergian Smith yang membawa adiknya tersebut. Devon nampak tersenyum miring dipaksakan, disaat kesakitan telah mendominasi disudut bibirnya yang nampak robek.

Jika ia tidak bisa bersama Darrel. Masih ada jalan lain dengan usaha yang dilakukan sebelumnya. Karena Devon tidak sebodoh itu dalam melepaskan adik kesayangannya tersebut.

Devon akan memberikan waktu jangka panjang agar rivalnya tersebut kembali bersama dengan putranya.

Devon tidak sabar dengan kejutan yang akan terjadi didiri Smith setelah ini. Apalagi disaat rivalnya tersebut mengetahui tentang ingatan putranya yang telah dilenyapkan olehnya dengan cara memanipulasi otak remaja tersebut. Dengan tujuan, menaruh kebencian terhadap Smith. Ayah kandungnya sendiri. Mungkin!

Devon tertawa bangga disana."Selamat menikmati kehidupan barumu Smith."

***

VOTE! VOTEEEEEEEE.......😣❗

YANG MASIH SETIA NUNGGU IN CERITA INI, MAKASIH BUANYAK༎ຶ‿༎ຶ

Copyright||2021

26 Oktober 2021

KAVAMIRO DARREL (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang