Bab XVII: Ikhlas (End)

Mulai dari awal
                                    

"Tapi tidak dengan menikahiku. Aku tidak apa menjadi janda toh mas Gayu sudah memberi materi yang lebih dari cukup untuk aku dan anakku."ucap Ayu meyakini dirinya bisa

Yano mengacak rambut frustasi. Ia sempat menatap Maria lalu kembali meraih tangan istrinya itu.

Satu sisi ia sangat mencintai Maria, tapi disisi lain ia merasa bersalah jika mengingkar janji pada sahabatnya yang pernah menolongnya berulang kali.

"Ri...tolong bantu mas ya? Mas sudah berjanji pada alm.Gayu untuk menikahi istrinya. Mas janji sayang...mas akan berusaha adil."lirih Yano memohon dengan wajah penuh kelesuan

Maria dengan mata menampakan rasa jijik menarik tangannya.

"Keputusanku sudah bulat. Jika mas mau menepati janji mas silahkan, tapi aku tetap tidak ingin dimadu sampai kapanpun kecuali mas mau menceraikanku, maka sesuka hati mas mau nikah lagi atau tidak."ucapan terakhir Maria membuat Yano memerah kesal sendiri

Ia memang salah tidak sempat mengatakan bahwa ia sudah menikah dan sekarang ia harus dilibatkan oleh janji dan rasa bersalah jika tidak menepatinya.

Yano segera mengerjar Maria yang berlalu menuju kamar mereka biasa memadu kasih.

Brakk

Yano terkejut dengan sikap istrinya yang berubah hanya karena masalah itu pikirnya.

Ia berusaha membujuk Maria, tapi tidak ada kata apapun yang keluar dari mulut Maria selain cerai atau pisah.

Yano sangat bingung dengan keadaan ini. Ia bahkan merasa kasihan pada Ayu yang tidak memiliki keluarga lagi, karena itu ia siap membantunya untuk melindungi Ayu dari keluarga alm.Gayu yang gila harta.

















"Selamat pagi mbak. Saya buatkan sarapan."seru Ayu mencoba menyapa Maria yang sedang berjalan menuju dapur

Maria tidak meliriknya sedikitpun dan malah mengambil beberapa jus botol di kulkas lalu membawa kembali ke kamar.

Bi Tuti yang tak enak hati hanya melangkah pergi setelah mencuci sayur.

Langkah gontai Yano saat masuk ke dalam rumahnya.

Mendesah berat menatap seisi rumah menanti seseorang yang dicintainya datang menyambutnya tapi nihil.

Semalaman ia lembur di kantor sambil memikirkan cara agar istrinya tidak marah lagi.

Semua telfon dan sms tidak pernah dibalas oleh Maria membuat pria itu hampir gila di ruang kerjanya.

Langkahnya terhenti saat melihat sosok kecil berperut buncit menarik koper.

"Mau kemana Yu? Sudah kubilang jangan kemana-manakan? Nanti keberadaanmu diketahui Cris!"ketus Yano yang memiliki mood buruk

Ayu menunduk sedih.

"Tap--"

"Kembali sekarang!"perintah Yano dengan kekesalan membuat Ayu takut lalu masuk kembali ke kamar tamu















Di dalam kamar Yano hanya bisa melihat punggung istrinya yang berbaring memberlakanginya.

Maria membiarkan sebuah tangan memeluknya erat.

Kekecewaannya belum juga sirna, bahkan jika suaminya masih memaksa ingin menikah lagi, dia akan semakin kecewa.

"Maafin mas Ri...maaf...mas sangat mencintaimu. Mas menikahinya hanya karena ingin menepati janji mas pada Gayu untuk melindungi Ayu."gumam Yano dengan kesedihannya

Aku Wanita 👠 (Kumpulan CERPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang