"Nanti dia bangun Mas laporin nih kalo Adek ngeraguin Mas Raven. Overthinking!" lanjut Kavin yang kembali meledek Atha. Atha langsung membulatkan matanya,
"Ih enggak! Bukannya ngeraguin, takut mah wajar, Mas! Kayak Mas gak pernah takut aja!" protes Atha pasa Kavin, Kavin kembali tertawa melihat respon Atha yang sewot, berhasil, ia berhasil menghibur Atha.
"Hmmm kalo gak takut, ya masuk dong ke dalem temuin Mas Raven, masa di luar, mau tidur di sini? Mas Kavin sih gak mau nemenin tidur disini, dingin, banyak nyamuk lagi. Enakan tidur di kamar inap nya Mas Raven. Terus kalo di rumah sakit malem-malem gini biasanya banyak hantu tau, Dek. Apalagi di luar gini," goda Kavin pada Atha.
Atha langsung berdiri dari kursi, lalu ia menghentakkan kakinya ke rumput, "Tuhkan suka ngomong yang aneh-aneh! Udahlah Adek kabur aja, males sama Mas Kavin hobi banget bikin Adek takut!" Kavin terkekeh kemudian ia kembali menakuti Atha,
"Yaudah sana masuk duluan nanti Mas Kavin nyusul. Buruan sebelum didatengin hantu, lorong rumah sakit serem kalo malem, Dek. Hiiiiiii." Kavin memperagakan adegan horror dari film yang biasa ia tonton, tujuannya tetap saja agar Atha mau masuk ke dalam rumah sakit.
"Mas Kavin ih kebiasaan! Udahlah bye!" ucap Atha yang langsung berlari ke arah pintu utama rumah sakit, meninggalkan Kavin yang masih tertawa di tempatnya.
Pukul 2 malam.Sebenarnya tidak ada meeting hari ini, tidak ada kegiatan apapun yang dilakukan Januar hari ini. Januar hanya berbohong, ia hanya menjadikan meeting sebagai alasan. Ia terlalu takut untuk datang ke rumah sakit, menyaksikan anaknya yang berjuang di rumah sakit. Ia tahu dirinya sangat salah saat ini, ia tahu betul.
Setelah berdiam diri di kantor dari pagi sampai sekarang, akhirnya Januar memberanikan dirinya untuk datang ke rumah sakit. Kali ini saja ia kuatkan hatinya dan ia tepis pikirwj buruknya. Untuk Raven, anaknya. Sesampainya di rumah sakit, Januar belum mau turun dari mobilnya. Masih berdiam diri sambil menatap lurus parkiran yang hanya ada beberapa mobil disana.
Akhirnya setelah 30 menit berdiam diri di dalam mobil, Januar pun turun dan segera masuk ke dalam rumah sakit. Menyusuri lorong demi lorong untuk mengetahui dimana Raven berada. Beruntung rumah sakit ini menaruh nama pasien di setiap pintu sehingga memudahkan Januar mencari kamar inap Raven. Begitu sampai di depan ruangan Raven, ia melihat dari kaca yang ada di pintu kamar. Gelap, keadaan kamar Raven saat ini gelap. Pasti semua yang ada disana sudah tidur, hanya ada sebuah lampu yang tidak begitu terang di dekat kepala Raven, menampilkan jelas wajah Raven yang sedang tertidur tenang dan selang oksigen yang menempel di wajahnya.
Sungguh, pemandangan ini adalah pemandangan yang Januar sangat tidak suka. Pemandangan yang akan selalu Januar benci.
Januar membuka perlahan pintu ruangan Raven, ia berjalan dengan hati-hati. Begitu sampai di dalam, ia melihat keadaan anak-anaknya yang sedang tidur di lantai beralaskan kasur persediaan rumah sakit. Semua anaknya ada disini. Menjaga Raven. Sedangkan ia baru berani datang saat ini, dan tidak ada satupun orang yang tahu kalau Januar datang dalam kesunyian.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANANTA
FanfictionArkananta, nama belakang yang dimiliki oleh tujuh remaja tampan dan unik dengan masing-masing karakter yang dimiliki. Sebuah keluarga yang dikepalai oleh Januar Arkananta, duda tampan kaya raya, memiliki kehidupan yang hangat dan penuh cinta antar s...
CHAPTER 5
Mulai dari awal