"Jangan menangis, aku tau apa yang kau rasakan." Ucap Rey berbisik.
Shierra hanya mengangguk lemah.
•••
Sebelum di makamkan, Sheriel di doakan dulu di gereja.
Kedua orang tua Rey, dan kedua orang tua Sheriel, kerabat dan saudara Sheriel juga ramai yang datang mendoakan Sheriel.
Untuk terakhir kalinya Rey melihat Sheriel. Gadis yang menemaninya saat Shierra pergi, gadis yang menurutnya menyenangkan.
Dulu mereka bertemu saat mereka berdua masih sama-sama Remaja.
Rey hanya menganggap Sheriel sebagai teman, tapi Rey tidak tau kebaikannya selama ini membuat Sheriel jatuh cinta padanya.
Dia merasa bersalah sekarang, tapi dia tidak bisa memaksa hatinya untuk menyukai Sheriel.
Kulit putih pucat, dan dress putih yang dipakainya saat ini sambil tertidur membuat Sheriel terlihat sangat cantik. Matanya terpejam terlihat sangat tenang.
Rey akui Sheriel cukup berani untuk memilih pilihannya dan Rey rasa mungkin ini pilihan yang tepat walaupun seharusnya bukan seperti ini.
"Maafkan aku." Ucap Rey dan air mata jatuh dari matanya, di hadapan Sheriel yang tertidur tenang.
Shierra dengan dress hitamnya mengelus pundak Rey, membuatnya merasa sedikit lebih baik.
Hanna ikut menangis dan David di sampingnya mengusap-usap pundaknya.
Suasana terlihat sangat berkabung, tapi tidak dengan Sheriel. Dia tertidur dengan senyuman kecilnya disana, seolah-olah sudah merasakan kedamaian yang tepat.
•••
"Terlihat indah bukan?"
"Ya, sangat indah."
"Maka, berhentilah menangis." Rey menoleh ke arah Shierra dan tersenyum kecil.
"Dia akan sedih melihat kau menangis." tambah Shierra sambil tersenyum.
Kini hanya tinggal mereka berempat, di depan makam Sheriel.
Rey, Shierra, ibu Sheriel (Tante Elina), dan Ayah Sheriel (Om Richards).
Dari mimik wajahnya, Ayah Sheriel terlihat santai dan tak bersedih sama sekali. Entah, apa yang dipikirkan oleh dirinya, ketika anak semata wayangnya meninggal.
"Dasar bodoh, seharusnya dia tidak melakukan hal ini. Saat aku mengatakan dia bisa melanjutkan hidpnya untuk hidup lebih baik." Gumam Shierra pelan yang hanya di dengar Rey.
Rey menoleh dan tersenyum.
"Itu bukan salahmu, itu pilihannya." Ucap Rey.
"Ya, mau bagaimana lagi. Itu sudah terjadi." Ucap Shierra tersenyum sedih sambil memandang makam Sheriel yang sangat cantik.
•••
"Apa ini?!"
"Penarikan saham tuan."
"Perusahaan Adam menarik saham dan membatalkan kerja sama kita?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You And Me [END]
Teen FictionShierra kembali setelah 10 tahun, ia meninggalkan rumah yang dahulu ibunya bekerja disana, sampai dia punya sahabat Laki-laki. Namun Shierra sadar 10 tahun tidaklah cepat. Ia sadar banyak yang berubah. Semuanya berubah, tak terkecuali lelaki itu. Ia...
•Fifty-Four•
Mulai dari awal