𝐕 - 𝐈

Mulai dari awal
                                    

"Jika begitu, kenapa kau mengajakku?"

"Mengingat besok adalah hari dimana Potter disidang. Aku tau Potter menyukaimu, ia pasti senang melihatmu di sana. Kau juga bisa memanfaatkan itu agar kalian menjadi dekat, dengan begitu kau tau apa yang ia rencanakan dan kita bisa menggagalkan rancananya yang berhubungan dengan misi kita."

"Baiklah, besok aku akan ikut denganmu."

"Bagus, kalau begitu aku akan pulang."

"Kenapa pulang? Ini sudah mulai petang, kau bisa menginap di sini."

Draco menatap Queen menyelidik. "Apa kau baru saja mencegahku pulang? Kau merindukanku hmm? Padahal kita baru saja bertemu beberapa saat yang lalu." Godanya hingga pipi Queen bersemu merah.

"Aish... Ya sudah sana pulang, aku mengusirmu dari sini."

"Hahaha, jangan merajuk love. Sesuai katamu, aku akan menginap disini." Ujar Draco sambil mengecup pipi Queen berkali-kali.

"Ah, ngomong-ngomong dimana Daddy dan Mommy? Aku tak melihat mereka sama sekali."

"Seperti biasa, mereka pergi ke kerajaan untuk memenuhi undangan."

Senyuman nakal tercetak jelas di bibirnya, "Karena Manor sedang sepi, bagaimana jika kita bermain love?" Bisik Draco dengan suara seraknya.

"Tidak."

"Oh ayolah, aku sudah menahannya selama liburan." Rengek Draco.

"Aku bilang tidak ya tidak, Drake."

"Aku tidak peduli, aku tidak menerima penolakan."

Tanpa aba-aba, Draco menggendong Queen layaknya karung beras. Membawanya menaiki tangga menuju kamar perempuan itu.

"Yak! Kepalaku pusing." Keluh Queen seraya memukul punggung Draco.

Plak

Draco menampar pantat Queen, membuat perempuan itu berhenti memukuli punggungnya.

"Yak! Sakit tau."

"Itu hukuman untukmu yang berani membantahku, love."

Memasuki kamar Queen, laki-laki bersurai itu berjalan ke arah ranjang. Membanting tubuh perempuan yang ia pikul di sana.

"Ck, sakit tau. Kau tadi sudah menampar pantatku dan sekarang membantingku? Aku marah padamu."

Mendengar perempuannya merajuk, raut wajah Draco yang tadi seperti hewan buas ingin memakan mangsanya pun seketika lenyap. Tergantikan dengan raut wajah yang panik.

Dia pun memeluk erat Queen, menindih tubuh kekasihnya seraya meletakkan kepalanya di atas dada perempuan itu.

"Queen, maaf. Drake salah, Drake meminta maaf."

Hening. Tidak ada respon apapun yang diberikan oleh sang pujaan hati. Karena tidak mendapatkan jawaban, Draco pun mengeluarkan jurus terakhirnya.

"Queen, maaf. Janji tidak akan nakal lagi." Ujar Draco dengan mata berkaca-kaca seperti puppy.

Tidak tahan dengan kegemasan Draco, Queen pun akhirnya luluh.

"Baiklah, aku memaafkanmu. Tapi jangan seperti itu lagi Drake, jangan memaksaku kalau aku tidak mau."

"Heum... Iya, Drake janji tidak akan memaksa Queen lagi."

"Ya sudah, sekarang tidurlah. Ini sudah larut malam."

Tangan Queen bergerak menyenderkan kepala Draco ke dadanya, mengusap surai pirang laki-laki itu hingga tidur lalu ikut menyusul terlelap.

***

𝐐𝐔𝐄𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ┆𝘿𝙧𝙖𝙘𝙤 𝙈𝙖𝙡𝙛𝙤𝙮✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang