"Bu-bukan prof, bukan, saya suka"

"Ya sudah"

"terima kasih prof"

"Mhmm.."

Tlutt..

Flashback

"Bagusan yang mana? Gue pengen yang ini tapi mahall beutt" ujar Keval saat mereka membuka aplikasi online shop di komputer.

"Bagusan yang lipat pal," sahut Nazla.

"Iyaa bener, bagusan fold z atau flip si?" Sambung Kenny

"Beda harga wew" balas Keval.

" Aku lebih suka yang flip si, simpel gitu tapi ya sama aja si harga uwaww semua" jelas Nazla.

Itulah percakapan yang terdengar oleh Haaland saat berdiskusi dengan Nunik di depan kubikel mereka.

Setelah kembali keruangannya dia langsung menelpon Mark.

" Beli s*msung lipat yang paling bagus"

Mark sudah sangat paham. Yang paling bagus bagi Haaland itu tentu yang paling mahal.

***

"Ya ampun orang kaya gampang sekali menghamburkan uang 27 juta hanya untuk benda seperti ini," Nalza menatap bingung pada ponsel di hadapannya. Belum ia buka. Tidak berani. Bahkan menyentuhnya pun ia hati-hati.

Bukan tidak suka. Bukan. Tapi ini terlalu berharga hanya untuk sebuah handphone. Dia pernah berhayal ingin punya yang bagus tapi yang tipe satu lagi. Yang lipatnya kedepan alias flip. Dan harganya tentu tidak semahal yang ini. Lagi lupa jika punya uangpun dia tidak akan membeli ponsel mahal begitu. Semua ponsel sama aja bagi Nazla selagi memiliki fungsi yang sama.

"Aku memang mau ponsel bagus dan malal kalau di belikan, tapi bukan begini"ujarnya pelan.

Tapi tak begini maksud hatinya. Mungkin dengan cara dapat hadiah atau give away. Bukan dibelikan orang lain secara cuma- cuma tanpa ada alasan yang jelas. Nazla jadi sungkan sendiri. Ya meski status mereka sudah berbeda, dalam artian bukan antara dosen dan mahasiswa tapi. Nazla benar- benar tidak enak hati. Apalagi saat mendengar kata- kata Haaland ' jangan membuat saya terihat seperti paman yang tak punya belas kasih' kurang belas kasih apa lagi lelaki itu sampai membelikannya apartemen. Lalu sekarnag menghamburkan uang 27 juta hanya untuk ponsel?

Tidak. Yang ada dia akan semakin bingung bagaimana harus bersikap atau membalas kebaikan pria itu.

"Okey, kamu di simpan dulu yaa, aku tidak berani pakai" kemudian dia memasukan kembali kedalam paper bag. Lalu menyimpannya di lemari.

***

"Huuff" kembali terdengar helaan napas dari sebelah kiri.

"HUUFFHHH" Kali ini lebih keras.

"Udahlah Hahhuhh hahhuh mulu dari tadi kek keong," Ujar May yang jengah mendengar Keval dan Kenny yang saling sahut sahutan menghela napas.

"Tapi ini kita udah PO tiket lo," Sahut Kenny dengan wajah kesal bercampur sedih.

"Jujurly gue ga terima, kenapa mesti lusa? Which is ini tu ga fair banget, KBL, KBL kesel banget loh .."

"Please Pal, gue capek denger lo ngomong, yg anak jaksel itu gue bukan lo napa jadi lo yang ikutan latah pake bahasa begitu" Cecar Kenny sambil mendelik natap Keval.

"Ehh, lu ga usah menderita gitu denger kemampuan luar biasa bahasa gue, cukup nikmati aja"

" Udah, mending kita kerjakan aja secepatnya siapa tau bisa ke kejar," Ujar Nazla menengahi keributan.

GREAT PROFESOR[18+](END✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang