Nayara menghela nafasnya, ia menunduk dalam dengan tangan menyatu.

"Naya,"

Oki datang dari arah lorong, membuat Nayara mengangkat kepalanya kemudian berdiri, berjalan menghampiri Oki.

"Lo kenapa disini?" Tanya Oki, cowok itu melirik pintu ruang rawat Gilang. "Ada masalah?"

"Gilang lagi di periksa sama dokter," Oki menghela nafas lega mendengarnya. Cowok itu mendaratkan tangannya di bahu Nayara. "nggak usah sedih, Gilang baik-baik aja."

Nayara memaksakan diri untuk tersenyum, ia mengangguk.

Oki mengangguk, kemudian mengacungkan kedua jempol nya. "Oh, ya, Lo udah makan?"

"Kalo belum mending Lo ke kantin Nay, biar gue yang jaga Gilang," cowok itu melirik Nayara. "Lagian bentar lagi juga anak-anak datang."

"Nggak usah deh, lagian gue belum laper."

Oki berdecak, "udah mending sekarang Lo ke kantin, kalo Gilang tau Lo belum makan nanti Lo di terkam, mau hahhh?"

Nayara mendengus geli. Ia memang belum lapar, dan baru beberapa jam juga oerutnya terisi. "Nggak usah serius dehh. Gue udah makan tadi,"

"Yaudah, terserah lu deh." Oki pasrah, cowok itu berjalan ke arah kursi, mendudukkan tubuhnya di sana.

"Nay," panggil cowok itu dengan tenang.

Nayara menoleh, mengangkat satu alisnya. "Ya?"

Oki tampak berpikir, kemudian cowok itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Gue mau nanya boleh?"

"Bo----"

Baru saja Nayara akan berbicara, namun pintu ruangan sudah terbuka memunculkan Dokter dan suster yang sudah selesai memeriksa.

"Gimana Dok? Suami saya nggak apa-apa kan?" Tanya Nayara begitu sampai di hadapan Dokter.

Dokter itu tersenyum penuh arti, "Alhamdulillah, pasien sudah melewati masa kritisnya," ungkap Dokter.

Tubuh Nayara merespon dengan cepat, seolah ikut merasa bahagia dengan kabar yang ia dengar.

Nayara mengucap syukur, ia mengusapkan tangannya pada wajah. "Alhamdulillah,"

Oki yang mendengarnya pun ikut lega. Karena temannya sudah melewati masa kritis.

"Mungkin beberapa jam lagi pasien akan sadar,"

Nayara mengangguk. "Baik Dok, terima kasih."

Oki mengangguk. "Makasih Dok."

Oki menggaruk telinganya. "Baru aja kemarin saya mau tuntut rumah sakit ini, tapi nggak jadi deh, temen saya udah sadar," katanya dengan cengiran.

Dokter itu tertawa. "Kalo begitu saya permisi ya,"

"Iya silahkan Dok."







🐳🐳🐳






Sudah 2 jam Nayara menunggu Gilang sadar, selama itu juga Nayara berdoa yang terbaik untuk Gilang.

Oki dan Dafi menunggu di sofa. Beberapa anak lainnya menunggu diluar, karena takut mengganggu pasien.

Sementara Mama Gina dan Mama Anya belum datang.

Mata bulat itu setia menatap wajah di depannya, sangat menantikan  pemilik nama Gilang untuk membuka matanya. Nayara mengusap-usap tangan Gilang, kemudian menciumnya lagi, terus begitu sedari tadi.

"Cepet bangun ya, aku kangen."

"Kengennnn banget." Bisiknya dengan pelan, namun sepertinya dua orang itu masih bisa mendengarnya.

CERITA KITA ( ON GOING )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang