"Ke taman, deket halaman rumah kita doang kok Yah," jawabnya.
"Oh yasudah tapi cuma bentar doang kan?" tanya Mama Aura, Reyna mengangguk. "Iya Ma,"
"Yaudah Reyna pamit, assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikumussalam,"
Adza yang sedari tadi duduk sambil menunggu Reyna selama 30 menit yah hampir setengah jam tak lama kemudian Reyna pun datang ke taman tersebut Reyna yang melihat Adza yang duduk di bangku taman tersebut ia pun langsung menghampiri nya untuk bertanya ada ia mengajaknya bertemu.
"Hai Za, sorry ya lama nunggu hehe," ujar Reyna sambil nyengir dengan gigi kudanya.
"Gapapa kok, walaupun gue udah lumutan kek gini," jawabnya dengan senyum terpaksa.
"Ya sorry Za, mau ngapain ngajak ketemuan tumben loh?" tanya Reyna penasaran.
"Eumm mau ngapain ya, gue lupa," jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Dih aneh loh!" pekik Reyna.
"Gue mau ngomong sesuatu sama lo Na," ujar Adza gugup.
"Ngomong apa sih Za, kok kek gugup gitu? Oh gue tau, lo mau latihan nembak cewek yah ngaku loh!" ejek Reyna.
"Gue serius Reyna,"
"Iya-iya gue serius, cepet mau ngomong apa?"
"Dahlah ga jadi, gue lupa mau ngomong apa!" celetuk Adza.
"Dih ga jelas lo Za, gue udah serius-serius." gerutu Reyna.
"Hehe nanti aja ya, kalo gue udah inget," ujar Adza dengan terkekeh.
"Hmm yaudah, tapi lo harus tanggung jawab, gue udah kesini tapi gak ada hasil apa-apa," celetuk Reyna.
Sebenarnya Adza tidak lupa untuk mengucapkan sesuatu pada Reyna, sebenarnya dia hanya malu untuk mengungkapkan nya karena, sebenarnya ia ingin sekali mengungkapkan perasaannya tapi, setelah ia pikir lain kali saja mencari waktu yang tepat, disisi lain Reyna benar-benar penasaran dengan perkataan Adza sebenarnya apa yang akan ia ucapkan pada nya sepertinya penting.
Adza rasanya ingin sekali mengungkapkan perasaan pada Reyna tapi entah kenapa seakan-akan dikunci untuk tidak mengungkapkan perasaan padanya, apakah Adza akan mencintai Reyna secara diam-diam, Adza pikir dia akan mencintai Reyna secara diam-diam yang penting dia bisa mencintai Reyna dengan dan menjaga Reyna dengan tulus.
Icha yang sedari tadi fokus dengan laptopnya untuk mengerjakan tugas nya tapi dia mengingatkan kejadian dimana dia akan dibawa ke suatu tempat oleh Zora, dia pikir apa Zora akan menyakiti nya lagi nanti, dia merasa takut jika Zora akan melakukan sesuatu lebih dari pertama ia menyakitinya. Tak lama kemudian ponselnya berdering memunculkan papan nama Putra Alexandra di ponselnya tersebut Icha pun langsung mengangkat telpon tersebut.
"Hallo ada apa Tra?"
"Eh hallo Cha, lo lagi ngapain?"
"Eumm gue lagi ngerjain tugas Tra, kenapa?"
"Lah lo lagi ngerjain tugas yah, yaudah deh gak jadi,"
"Emang kenapa Tra?"
"Tadi nya gue mau ngajak ketemuan lo ditaman deket halaman rumah Reyna, tapi berhubung lo lagi sibuk ngerjain tugas jadi lain waktu aja,"
"Ouh, tapi kebetulan gue udah selesai ngerjain tugasnya,"
"Eeee kalo lo emang belum selesai gak usah dipaksain Cha selesain dulu tugas lo,"
"Gue udah selesai kok, beneran jadi gimana?"
"Hmm yaudah deh, tapi lo bener udah selesai ngerjain tugas nya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT REYNA [SELESAI✓]
General Fiction"𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐭𝐢𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚." ~~~ [FOLLOW DULU SEBELUM BACA CERITA INI, TERIMAK...
29. | | ABOUT REYNA
Mulai dari awal