Awal Puzzle

Mulai dari awal
                                    

Keyla mengangkat bahunya, Ia sama heran denganku. Apa pun itu, jangan sampai kejadian labrak-melabrak ala SMA terjadi. Aku akan merasa sangat muak dengan hal itu.

***

Perkuliahan terasa membosankan, ditambah pikiranku yang tidak pada tempatnya. Saat pulang kuliah seseorang menghadangku. Dia Manda. Awalnya aku berpikir kalau ia ingin melabrakku, namun saat melihat ekspresi panik bercampur serius miliknya itu, kurasa ia akan mengatakan sesuatu yang penting.

"Jangan pernah lepas gelangnya!" Ketusnya membuatku mengernyit heran.

"Apa maksud-"

"Pokoknya jangan!" setelah itu ia langsung meninggalkanku dengan langkah cepatnya. Aku terpaku bingung. Kenapa dengan anak itu? Aku memperhatikan tanganku bergantian.

"Aku tidak memakai gelang, dasar aneh!" Saat aku melangkahkan kaki, jantungku serasa berhenti.

"Apa maksud-nya... Lily?"

Entah apa yang kupikirkan, Aku bergegas mencari taksi untuk pulang. Jantungku berdegup kencang, rasa panik hinggap begitu saja. Mengingat ekspresi Manda membuatku tambah cemas. Beruntungnya mobil yang kukenal berhenti tepat didepanku. Aku langsung naik dengan cepat.

"Kau baik-baik saja? kau tampak buru-buru" Tanya Keyla fokus pada kemudinya.

"Ke rumah sakit Key" Pintaku, Ia langsung ikut cemas "Apa terjadi sesuatu?"

"A-aku harus mengecek sesuatu, Ayo lebih cepat" Pintaku sambil memijit kepalaku. Semua hal serasa bertabrakan dan aku sulit berpikir. Yang ingin kulakukan saat ini juga adalah melihat Lily. Bangunan serba putih bercampur hijau berdiri kokoh di depan, Aku bergegas keluar sebelum mobil ini benar-benar berhenti. Mengabaikan teriakan cemas Key yang syok dengan tingkahku. Aku berlari di sepanjang lorong rumah sakit mencari angka 023. Ketika terlihat aku langsung membuka pintu, menjatuhkan pandangan pada peri kecil yang kini tertidur.

"An, apa yang terjadi?" Ibu terlihat panik menghampiriku yang menyibak selimut Lily. Mencari-cari tangannya. Aku bernafas lega saat melihat gelang itu masih melekat seperti terakhir kali aku melihatnya.

Langkah kaki tergesa-gesa masuk disertai teriakan, "Ada apa denganmu?! kau gila?" Itu Key, raut pucatnya menghampiriku. Aku dapat merasakan Ibu melihat kami bergantian. Aku mengerti kebingungannya. Dan menyadari perbuatanku yang sudah membuat resah.  Key melirik Ibuku, Ia tampak tidak enak sudah terlepas berteriak. Kurasa Aku sudah membuatnya sangat cemas.

"Aku, A- Maaf, Aku hanya panik" Jawabku ter bata. Mereka tampak memijat dahi merasa pusing atas kelakuanku.

"Jangan pernah lakukan itu lagi!" Ucap Key penuh penekanan. Aku dapat melihat matanya yang penuh dengan ketakutan, Ah tidak, Mata itu terlihat khawatir. Membuatku semakin menyesal karena bertingkah bodoh. "Sungguh, Aku minta maaf" Balasku menyesal, Key menganggukkan kepala tanpa melepas raut kesalnya. Kau tau Manda? F you!

"Jadi, bisa kau jelaskan perilaku abnormalmu itu?" Ketus Key,

"Ini semua karena....." Saat aku ingin mengatakan sesuatu, Sesosok orang yang kukenal terlihat mengintip di kaca pintu. Jujur, aku merinding. Key tampak ikut melihat ke arah pintu. "...Manda?"

Saat sosok itu sadar, ia langsung berlari pergi.

Aku mengambil langkah seribu, dan langsung mengejarnya yang melangkah dengan cepat. Sayang sekali aku tidak berlari seperti tadi, aku tak ingin mengganggu kenyamanan rumah sakit untuk kali ke-dua, atau mungkin ke-tiga. Key tampak mengikutiku dengan penuh tanda tanya. Mulutnya tak berhenti mengeluarkan ocehan atas sikap ku.

Shit! Aku kehilangan Dia. Orang itu, benar-benar membuatku habis pikir selain menjambak rambut awutannya itu!

"Kalau kau gak ngasih alasan yang sangat-sangat jelas, sumpah! aku bakalan ngebuang baju mu yang tinggal di rumahku!" Ucap Key penuh penekanan. Rambutnya yang tersusun rapi sudah tercoreng karena mengikutiku. Untuk yang kedua kalinya, Kau tau Manda? F you!.

"Manda, Ia benar-benar ngebuat bingung." Balasku.

Key tampak mengernyit, "Okay, Aku tau kau kesal dengan anak itu, tapi..Anna?! Fokus!" Key menggoncang bahuku dengan keras. Jujur, kepalaku jadi pusing.

"Aku serius! Entah mengapa, Aku ngerasa Dia tau sesuatu tentang apa yang terjadi sama Lily" Bantahku serius. "AH. Kau betulan ingin menyalahkan Manda atas Lily? Kau betulan benci dengan Dia ya?" Sindir Key masih belum yakin dengan apa yang aku duga.

"Key, Tolong percaya. Malam itu, Lily tidur dikamarku. Dan aku bermimpi hal yang buruk. Kami berdua dikejar oleh sesuatu dan-"

"Kau sakit? Anna jangan gini. Aku tambah khawatir" Key memotong ucapanku dengan raut wajahnya yang makin khawatir, bahkan berkaca-kaca. Apa segitu kacaunya keadaanku saat ini?

Aku menarik nafas panjang. "Key, kau percaya Aku kan?" Tanyaku serius dan penuh harap.

"Ya, tapi untuk-"

"Key, Percaya kan?" Tekanku makin serius. Ia tampak gusar "Shit! Oke! Fine! Aku percaya. Jadi apa?" 

...

*Fyi: Cerita hanya berdasar imajinasi:).  Hanya saja, jika bermimpi...usahakan tetap sadar, mungkin kau akan menemukan sesuatu (uppss) (✌️).

DC : Wake upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang