2.2 Turok: prostration

Mulai dari awal
                                    

"Ayo pergi ke Turok!"

Sama seperti kejadian Cycle Stream yang lalu, senyum gembira sontak merekah dari bibir merah Taiga. Seringai yang sangat lebar, hingga Makka tidak bisa bekata-kata.

Berlabuh. Tanpa menunggu lebih lama, Makka mengarahkan kapal tua yang ia naiki ke dataran hijau tak jauh di depan. Karena sudah menyadari ada yang tak beres dengan tempat itu, Makka dan Taiga mempersiapkan berbagai perlengkapan tempur.

Makka tidak lagi menyembunyikan shotgun di dalam tas biola. Dia membawanya di punggung yang kekar. Sementara itu, Taiga mulai memasang pelindung yang mendukung kekuatan otot: dua sarung tangan keras yang terlingkup di telapak tangan, sepatu keras yang tidak dapat hancur, dan pelindung sendi yang melingkari pergelangan tangan, juga kaki.

"Baiklah, Turok! Persiapkan kehancuranmu!"

Suara Taiga terlontar kencang. Tanpa rasa takut, dua laki-laki ini berdiri tegap menyambut dataran yang kini semakin mendekat.

Kapal tua yang mereka naiki terus merapat melewati kapal-kapal tempur yang berjejer ganas. Namun, tak lebih garang dari tatapan MESS bermata biru dan hijau itu, dua lelaki yang akan membebaskan dunia.

***

DUA MESS yang menantang Turok ini kini melangkah ke sebuah aula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DUA MESS yang menantang Turok ini kini melangkah ke sebuah aula. Di samping kanan-kiri, ribuan serdadu berjejer mengawasi keduanya. Tanpa ada rasa takut, mereka melangkah maju tak gemetaran.

"Selamat datang, Makka dan Taiga!" ucap seorang pria yang duduk di atas podium aula. "Sebuah kejutan bisa menyambut tamu dengan kepala seharga 70 juta dan 700 ribu Dollar."

Kedua mata laki-laki ini masih terbuka datar. Tidak ada rasa hormat kepada pria yang ada di depan. Sementara itu, serdadu yang ada di sekitar aula langsung bersujud setelah melihat pria yang ada di podium aula berdiri dari dudukan.

Makka dan Taiga enggan bersujud kepada pria itu.

Melihat Makka dan Taiga yang tidak ikut bersujud, bahkan keduanya tidak menunjukkan rasa hormat sedikit pun. Pria berbadan besar itu berkata dengan nada tersinggung,

"Mengapa kalian berani tidak menghormatiku?"

"Aku tidak bersujud untuk menghormati orang lain," jawab Taiga tegas.

"Aku tidak bersujud kepada manusia," sahut Makka dengan nada yang sama tegas.

Pria berbadan besar itu menarik bibir. Wajahnya menunjukkan kekesalan kepada dua laki-laki yang ada di hadapan. Cerdasnya, dia tahu untuk tidak termakan emosi. Ia benar-benar paham, kedua sosok yang ada di hadapannya adalah harta karun yang tak ternilai.

"Baiklah, aku mengerti," jawab pria itu mengeluarkan intonasi aneh.

Pria besar itu membalikkan badan. Sosok yang dinobatkan sebagai raja Turok ini memanggil seorang serdadu. Dari seragamnya, banyak jabatan telah diterima oleh sang serdadu. Setelah prajurit yang dipanggil datang, sang raja membisikkan sesuatu.

MESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang