24. DIA KEMBALI

Mulai dari awal
                                    

Mata Vella mulai menutup karena rasa kantuk yang tiba-tiba melandanya. Tangan Jaksa masih setia mengusap-usap perut Vella, lalu matanya melirik ke istrinya yang sudah menutup mata, tak ingin menyianyiakan kesempatan itu tangan Jaksa perlahan naik ke atas untuk meraih kedua gunung itu.

Tetapi. itu semua terhenti karena Vella menahan tangannya dan mata Vella menatap tajam Jaksa yang sedang menyengir tanpa dosa.

"Jangan macam-macam!" ucap Vella sambil menyingkirkan tangan suaminya dari perutnya.

"Satu macam saja sayang." balas Jaksa dengan senyuman mengerikan.

Satu tangan Vella terangkat untuk membekap mulut suaminya. "Jangan senyum gitu ih... Kaya om-om pedofil jadinya." ucap Vella sembari bergidig ngeri.

Jaksa menyingkirkan tangan Vella yang sedang membekap mulutnya. "Jahat! Ganteng-ganteng gini, dibilang mirip om-om pedofil" balas Jaksa mendramatis.

"Dih emang ganteng?"

"Kalo saya gak ganteng, kamu mana mau." ucap Jaksa sembari tangannya menghampit hidung Vella.

"Dih apaan, aku mau sama kamu kan karena di jodohin." balas Vella sembari memukul lengan Jaksa yang sedang menghampit hidungnya.

Jaksa mengangkat kedua alisnya. "Cie... Panggilnya aku kamu." tangan Jaksa mencolek dagu Vella.

"Apaansi alay, cuma gitu doang."

"Sudah ah, tidur yu." Jaksa menarik selimutnya sehingga menutup tubuh keduanya.

Vella menatap Jaksa yang juga sedang menatapnya. "Mau peluk, boleh?" tanya Vella ragu ragu dengan suara pelan.

Jaksa terkekeh geli. "Boleh dong, Sini." Jaksa menarik tubuh Vella hingga kini keduanya saling menempel.

Vella membenamkan wajahnya pada dada bidang suaminya dia menghirup dalam dalam aroma mint yang sangat memabukan. Jaksa mengusap usap rambut Vella tak lupa juga dia mencium kening istrinya cukup lama.

"Vell." panggil Jaksa.

"Hm?" sahut Vella dengan suara yang terbenam.

"Gak mau ritual dulu?"

Vella mendongakkan kepalanya dan menatap bingung suaminya. "Ritual apa?" tanya Vella bingung.

"Sunnah rosul."

Jaksa terbangun dari tidurnya dia melirik ke arah jam weker yang ada disampingnya dan disitu sudah menunjukkan pukul 05:00. Jaksa melirik Vella yang masih tertidur pulas dengan lengannya sebagai bantalan kepalanya, semalam perut Vella kembali sakit sehingga Jaksa kembali mengusap usap perutnya, dan Vella yang segala ingin di peluk dan juga ingin tidur di lengannya.

Dengan sangat hati hati Jaksa mengangkat kepala Vella dengan satu tangannya, dan akhirnya berhasil lengan sebelahnya sudah bebas dan kini lengannya terasa keram dan juga pegal. Tapi tidak apa-apa, demi istri. Jaksa akan melakukannya.

Jaksa menarik selimut untuk menutupi tubuh Vella dan dia mencium sekilas pelipis istrinya sebelum dia masuk ke kamar mandi.

Sekarang Jaksa sudah rapi menggunakan seragam kantornya dia sedang menggunakan dasi sekarang, matanya kembali melirik Vella yang masih tertidur pulas di ranjang. Dia tidak tega membangunkannya, mungkin sekarang Vella izin sehari dulu, Jaksa juga khawatir Vella tiba tiba sakit perut di sekolah nanti.

Jaksa melangkahkan lebar menuju tepian ranjang, tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut istrinya yang menghalangi wajah cantik istrinya. Jaksa mencium pelipis Vella lalu berucap.

"sleep well my dear."

Setelah mengucapkan itu Jaksa pergi keluar untuk segera berangkat ke kantor, dia juga tidak sarapan dan memilih sarapan di kantor saja.

Tangan kekarnya terulur membuka pintu utama rumah mewahnya dan langsung di sambut beberapa anak buahnya di depan.

"Pagi tuan." sapa serempak anak buahnya.

"Pagi."

Salah satu anak buah Jaksa yang ber name tag 'Ridwan' itu pun membuka suara.

"Maaf tuan, istri tuan tidak berangkat ke sekolah?" tanya nya, karena dia sekarang bertugas untuk menghantar jemput istri bos nya.

Jaksa menoleh ke arah anak buahnya itu. "Dia sakit. Jadi tolong kamu kabarin gurunya, dan bilang kalau dia tidak bisa masuk ke sekolah hari ini, karena sedang sakit." perintah Jaksa dan langsung di angguki paham oleh Ridwan.

"Saya berangkat." pamit Jaksa, lalu dia melangkahkan kakinya menuju mobil pajero yang terparkir di halaman rumahnya. Jaksa memasuki mobilnya, dan ketika dia ingin menyalakan mesin mobilnya tiba tiba HP berdering.

Jaksa mengerutkan keningnya ketika melihat nomor tidak di kenal menelponnya. Dengan rasa penasaran tingkat tinggi Jaksa pun mengangkatnya.

"Hai, Arjaksana." sapa seseorang di sebrang sana.

Laki-laki. Seseorang yang menelponnya itu laki laki-laki, Jaksa semakin bingung dia tidak punya teman laki-laki lagi selain ketiga sahabatnya.

"Siapa?"

Bukannya menjawab seseorang yang menelponnya itu malah tertawa.

Jaksa merotasikan bola matanya. "don't waste my time, quickly tell me who you are!"

"Masa lo gak inget si, siapa gue?"

Jaksa ingat. Siapa laki laki yang menelponnya itu.

"Shit! Dia lagi, bukannya udah mati?" batin Jaksa.

Jaksa menghembuskan nafasnya. "Oh, si lemah itu?" ucap Jaksa dengan nada mengejek.

"Fuck! Apa maksud lo?!"

"Kenapa? Kamu itu lemah! Kamu sudah kalah berkali-kali, tapi masih belum puas juga." ucap Jaksa dengan tersenyum 

"Itu dulu, tapi sekarang gak!"

"Iya kah? Saya tidak percaya."

"Hahaha, saya bakal buktiin semua ke kamu! Dan omong-omong kamu baru nikah ya? Kenapa tidak mengundang saya si?"

"Tidak sudi, saya mengundang manusia lemah seperti kamu."

"Tunggu tanggal mainnya, saya akan hancurin keluarga baru kamu!"

Tut.. Tut.. Tut..

Jaksa menaruh HP nya di dashboard, matanya memandang lurus ke depan telunjuknya mengetuk ngetuk setir mobil.

"Saya yakin seratus persen, dia bakal mengincar Vella. Jadi saya harus tambah lagi penjagaannya."

♥ ♥ ♥ ♥ ♥.

"Jaksa-Jaksa... Kamu pikir, sekarang saya bisa kalah dari kamu? Haha." seseorang itu tertawa mengerikan.

"Dengan adanya istri kamu, saya akan lebih mudah menjebak kamu. Sehingga kamu akan kalah! Kalau perlu mati sekalian. Hahaha... "

"Saya jadi tidak sabar." dia tersenyum merasa menang

Tbc.

Menurut kalian dia siapa ya?

Folow ig:
@storyjeszp

ARJAKSANA || Perjodohan (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang