Wendy mengangguk paham. "Iya, hati-hati ya..."
Keduanya mengangguk, kemudian pamit keluar.
"Ren, kamu yakin?" Tanya Yoga ketika mereka berjalan menuju halte.
Rendi mengangguk mantap. "Iya... kita ke bengkel dulu, ambil motor gue"
Mereka berdua pun menaiki bis, menuju ke bengkel tempat dimana motor Rendi diperbaiki.
Sesampainya di bengkel, tak sengaja Yoga bertemu dengan Jivan. Pemuda itu mengabaikan Rendi dan berlari ke arah temannya.
"Jivan!" Panggilnya.
"Loh? Ngapain disini Yog?" Jivan menatap bingung temannya itu.
"Kamu sendiri, ngapain disini?" Tanya Yoga balik.
"Itu, nge cek motornya Ajun" jawab Jivan dan diangguki Yoga. "Lo belum jawab,"
Yoga terkekeh. "Aku nemenin Rendi ambil motor"
"Rendi?"
"Iy-"
"Yoga! Ayo!" Teriak Rendi yang sudah berada di atas motornya. Tak lupa pemuda yang lebih pendek itu sudah lengkap memakai helm.
"Duluan ya!" Pamit Yoga dan berlari kearah Rendi.
"Pake helmnya" Rendi mengingatkan.
Setelah Yoga memakai helm, keduanya meninggalkan tempat itu. Yoga tak banyak tanya karena dia sudah tau Rendi mau membawanya kemana.
Sesampainya di tempat tujuan, Rendi menghentikan motornya dan keduanya pun turun.
"Udah siap?" Rendi menatap Yoga.
"Aku takut Ren...." Yoga menggigit bibir bawahnya.
"Yakin sama gue, Lo pasti bisa!" Rendi mencoba meyakinkan.
"Tapi Ren, apa gakpapa? Kita bahkan gak izin sama bunda"
"Masa Lo mau gini-gini aja sih Ga?" Rendi masih menatap mata saudaranya itu. "Kita udah kelas akhir, sebentar lagi kuliah" pemuda itu menjeda kalimatnya. "Lo gak mungkin dianter supir terus kan?"
Yoga mengangguk, tak mungkin ia terus merepotkan pak supir.
"Lo pasti bisa Ga,"
Yoga memejamkan matanya. Menarik nafas dalam, kemudian membuangnya. Iya harus yakin.
"Ayo coba," Rendi tersenyum.
Yoga pun menaiki motor milik Rendi itu, kemudian dengan arahan Rendi, ia mulai menjalankannya dengan perlahan. Rendi tersenyum, ia pun mengikuti Yoga dengan berjalan disampingnya. Karena jujur, Yoga sangat pelan melajukan motornya.
Satu jam lebih telah mereka lewati di jalanan sepi ini. Langit pun sudah mulai gelap.
"Ren, kita pulang yu... Hari ini ayah pulang," ujar Yoga.
Rendi mengangguk. "Yuk,"
-🐯
"Itu mereka" ujar bunda Wendy menunjuk kedua anaknya.
"Ayah!" Pekik Yoga dan berlari sambil menyeret Rendi.
"Anak-anak ayah!" Ayah Chandra tersenyum.
Mereka bertiga melakukan tos ala laki-laki seperti biasanya. Memang se-friendly itu ayah Chandra pada kedua anaknya.
Ponsel yang berada di saku jas ayah Chandra itu bergetar, menandakan adanya panggilan masuk.
"Dari siapa yah?" Tanya Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ೄYOGAྀ࿐
Fanfiction-------1 Tak hanya tentang Yoga, tapi juga tentang bagaimana orang menghadapi hidupnya. Kehidupan tanpa teka-teki akan terasa monoton. Hidup tanpa pertanyaan, tidak akan membuat kita ingin tahu. Makanya, semua yang terjadi itu perlu untuk dipertanya...
ೄYOGAྀ࿐2
Mulai dari awal