42. Crazy

1.2K 225 18
                                    

Jawa Tengah | 8 Januari 2022
By : GwenXylona

-Crazy-

"Akhir-akhir ini gue ngerasa beda, biasanya pasti kayak ada yang mantengin gue tiap detik, tapi beberapa hari ini nggak, ini ada yang aneh nggak sih?"

"Iyalah orang biasanya lu dipantengin Somi, sekarang Sominya nggak ada." batin Jaemin, namun ia menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Haechan yang menurutnya itu pertanyaan ditujukan bukan untuk Renjun dan Jeno.

Kemudian hening, hanya suara ocehan Spongebob yang mendomanasi. Jeno sedikit melirik Jaemin disampingnya yang terlihat fokus dengan televisi, helaan napas terdengar, harus mulai dari mana? Ia bukan tipe orang yang mudah mencari topik yang pas untuk mengarah pada pembicaraan yang serius.

"Kalian pernah denger kasus penculikan yang bikin geger itu nggak sih? Yang katanya yang diculik malah yang jadi tersangka?"

Semua auto menoleh dan menatap Jeno, termasuk juga Jaemin, pemuda itu bahkan menatap Jeno denga sorot mata tidak percaya, sementara dua lainnya sama-sama menggeleng. "Emang itu kasus apaan?" tanya Renjun yang diangguki Haechan.

"Nggak tahu, makanya gue tanya."

"Lo dapet pertanyaan itu dari siapa?" Jaemin buka suara.

"Bos gue, Pak Doni. Dia cerita ke gue sama Hyunjin masalah penculikan yang bikin geger Indonesia dulu, katanya bocah yang diculik itu justru yang nyiksa, katanya juga bocah yang diculik itu justru yang lenyapin nyawa beberapa orang, jadi dia justru jad tersangka, padahal dia yang ke kantor polisi buat lapor."

Haechan menyirit, "Kok gitu?"

"Iya, tuh bocah ke kantor polisi udah lumuran darah sambil bawa pistol. Coba dah cari di internet, kali aja ada artikelnya."

Saat Renjun dan Haechan sibuk membuka ponselnya, Jaemin justru menatap Jeno dalam, "Lo bilang bos lo cerita ini ke lo sama Hyunjin?"

"Hmm, bahkan dia kasih tahu nama korbannya."

Mata Jaemin membulat sempurna, dengan gestur terburu-buru ia mendial nomor Hyunjin, bertanya apakah sahabatnya itu ada di apartemen, setelah sekitar sepuluh menit mendapat jawaban, ia beranjak, "Gue keluar sebentar. Kalo jam sepuluh gue belum balik, jangan khawatir, gue aman, jangan dicari. Dan Jeno, gue harap besok lo bener-bener hati-hati kalau mau ke pesta itu, jagain Hyunjin!" ujarnya sebelum pergi. Renjun, Jeno, dan Haechan saling tatap, entah mengapa saat Jaemin mengatakan jika dia aman dan baik-baik saja, yang mereka rasakan justru sebaliknya.

Begitu suara motor Jaemin mulai menjauh, saat itu juga Lucas turun dan duduk di samping Jeno, tempat Jaemin sebelumnya duduk, "Iku si Raden mau nyandi?"

"Basa Jawanya 'nggak tahu' apa, Mas?" Jeno malah balik nanya.

"Mbuh."

"Nah itu, mbuh."

"Sebelum pergi nggak ada ngasih petuah atau wejangan atau wasiat gitu?"

Haechan melemparkan bantal tepat pada wajah Lucas, "Anjing, kagak elah! Cuma bilang kalo jam sepuluh belom balik, jangan dicari."

"Patutnya kalian ketar-ketir sekarang, sadar nggak sadar, Mas Raden itu orangnya mengkhawatirkan, bahkan saat dia baik-baik aja."

"Jangan nakut-nakutin ngapa, diem aja udah, bukan urusan situ juga."

***

"Jadi sekarang di rumahnya Hyunjin, yang jadi kepala pelayan?"

Linier [Babu Lee]Where stories live. Discover now