1.0 | Ambang Batas

Mulai dari awal
                                    

Hari yang begitu buruk.

Benar-benar buruk.



•—•



Gadis itu sampai di apartemennya pukul sepuluh malam. Pada awalnya, ia berniat untuk menginap di rumah keluarga Rose—sahabatnya. Namun sayang, pukul empat pagi esoknya, Rose harus pergi ke luar kota—kabar yang tiba-tiba sekali.

Berbicara soal Rose setelah insiden hari ini, sosok itu juga menahan geram. Sejak pukul enam hingga sembilan malam, mereka bertukar cerita di kamar milik Rose. Didominasi tentang pendapat keduanya—Lalisa dan Rose tentang kelanjutan hubungan milik Jennie; kini gadis Caesa mengakui jika romansanya terlalu berlarut-larut.

Menangis dirinya saat mereka dengan gamblang bahwa langkah tegas harus segera ambil.

Tidak sepatutnya Jennie menuruti segala ingin kekasihnya.

Tidak sepatutnya Jennie berlaku selemah seperti hari-hari gadis itu biasanya.

Melangkah gontai, rasanya pening sekali. Mengeluarkan tangis selama satu jam dan bergelung di kamar Rose sisanya ternyata menguras tenanganya juga hari ini.

Namun, agaknya semesta masih belum puas merecoki pikirannya. Detik di mana gadis itu mencapai pintu kamar, mendorongnya pelan, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi tanda pesan beruntun masuk.

Jennie refleks berdecak kasar kala melihat nama si pemilik pesan.

Orang itu adalah orang yang paling tidak ingin ia hubungi saat ini.

Sebab lagi-lagi, apapun soal pemuda itu mampu menyita perhatiannya. Raut kesal diwajahnya perlahan terganti oleh mimik keheranan. Demi Tuhan, Jennie sungguh tak ingin berurusan. Dirinya tak berbohong soal hatinya yang terluka dan mungkin akan memutuskan suatu hal paling menyedihkan esok hari soal hubungannya dengan pemuda Aldebra.

Akan tetapi, Aldebra Taehyung Swarna seolah sengaja. Ia berbuat sesuatu yang tentu saja membuat Jennie mau tak mau memikirkannya.

Napasnya tertahan di tenggorokan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napasnya tertahan di tenggorokan. Maniknya membaca tartil pesan yang dikirimkan padanya. Ketikannya begitu aneh, berantakan.

Pun saat Jennie masuk dalam roomchat mereka, gadis itu tahu bahwa ada sesak yang perlahan masuk dalam dadanya.

Mengapa?

Mengapa lagi-lagi muka bumi mempermainkan hatinya?

Mengapa lagi-lagi muka bumi mempermainkan hatinya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEMBILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang